Koma Bisa Terjadi Apabila Alami Gangguan Elektrolit

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   28 Februari 2020
Koma Bisa Terjadi Apabila Alami Gangguan ElektrolitKoma Bisa Terjadi Apabila Alami Gangguan Elektrolit

Halodoc, Jakarta - Koma atau tingkatan paling dalam saat seseorang tidak sadarkan diri adalah kondisi yang bisa terjadi karena banyak hal. Mulai dari cedera, stroke, atau hal seperti  gangguan elektrolit bisa jadi penyebabnya. Saat kadar elektrolit di dalam tubuh menjadi tidak seimbang, bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka ia mengganggu kinerja tubuh secara keseluruhan. Koma bisa menjadi salah satu efek yang sangat mungkin terjadi. 

Di dalam tubuh, elektrolit adalah unsur alami yang dibutuhkan. Mereka berfungsi untuk menjaga organ-organ tubuh agar berfungsi normal. Fungsi tubuh yang dipengaruhi elektrolit, antara lain untuk mengatur irama jantung, kontraksi otot, dan fungsi otak.

Baca juga: 4 Tips untuk Mencegah Gangguan Elektrolit

Waspadai Gejala Gangguan Elektrolit

Bahayanya, gangguan elektrolit yang ringan biasanya tidak menunjukkan gejala. Gejala baru muncul saat pada kondisi gangguan yang semakin berat. Beberapa gejalanya antara lain: 

  • Lemas;

  • Mual;

  • Muntah;

  • Detak jantung terasa lebih cepat;

  • Kram di perut dan otot;

  • Diare atau sembelit;

  • Kejang;

  • Sakit kepala;

  • Kesemutan;

  • Mati rasa.

Jika kamu menemukan beberapa gejala di atas, segera periksakan diri ke rumah sakit. Supaya lebih praktis, kamu bisa buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Penanganan yang dilakukan sejak awal membantu menghindari kamu dari komplikasi yang tidak diinginkan.

Baca juga: 15 Penyakit yang Dapat Sebabkan Gangguan Elektrolit

Penyebab Gangguan Elektrolit

Umumnya gangguan elektrolit terjadi akibat tubuh kehilangan cairan melalui keringat berlebih, diare, atau muntah yang berlangsung lama. Beberapa jenis obat juga bisa sebabkan  gangguan elektrolit.

Berikut ini jenis elektrolit yang dapat mengganggu kinerja tubuh jika kadarnya kurang atau lebih, yaitu:

  • Kalsium. Mineral ini memiliki fungsi penting untuk kerja organ, saraf, otot, dan sel tubuh. Kalsium juga penting untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang. Kelebihan kadar kalsium dalam darah (hiperkalsemia) bisa menimbulkan masalah pada fungsi tubuh. Sementara kekurangan kadar kalsium dalam darah (hipokalsemia) juga tidak baik bagi kesehatan, karena meningkatkan risiko osteoporosis. 

  • Magnesium.  Mineral satu ini berfungsi untuk mengatur fungsi saraf, mengatur tekanan darah dan gula darah, menjaga kesehatan jantung, menghasilkan energi bagi tubuh, dan menjaga kesehatan tulang. Jika kadarnya berlebih (hipermagnesemia) maka otot menjadi lemah, refleks lambat, mudah mengantuk, pusing, sakit kepala, mual, muntah, denyut jantung lambat, napas lambat, dan pingsan. Jika kadarnya kurang (hipomagnesemia), bisa menyebabkan tremor, kedutan otot, insomnia, kesemutan, mati rasa, takikardia, bingung, dan kejang. 

  • Kalium/Potasium. Kalium juga penting mengatur fungsi jantung, serta menjaga fungsi saraf dan otot. Kondisi kalium berlebih (hiperkalemia) biasanya terjadi akibat gagal ginjal dan dehidrasi berat. Sementara kekurangan kadar kalium (hipokalemia) bisa disebabkan oleh gangguan makan, dehidrasi, muntah, diare, dan penggunaan obat pencahar, diuretik, atau insulin.

  • Natrium. Mineral ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan membantu mengatur fungsi saraf dan kontraksi otot. Jika kelebihan natrium (hipernatremia) maka dapat menyebabkan dehidrasi berat, hilangnya cairan tubuh karena demam, diare, muntah, penyakit pernapasan, dan konsumsi obat kortikosteroid. Jika kekurangan sodium (hiponatremia) biasanya disebabkan oleh malnutrisi serta gangguan kelenjar tiroid, adrenal, dan hipotalamus. 

  • Fosfat. Mineral ini berfungsi untuk menguatkan tulang dan gigi, menghasilkan energi, dan membentuk lapisan sel. Jika berlebihan (hiperfosfatemia), maka bisa menimbulkan masalah pada otot dan tulang, serta meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke. Sementara jika kadarnya kurang, hal ini bisa terjadi karena malnutrisi, diare kronis, atau akibat komplikasi diabetes.

Baca juga: Komplikasi Berbahaya dari Gangguan Elektrolit

Beda penyebab, maka gejala dan penanganannya juga bisa berbeda. Sebaiknya segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat apabila mengalami gejala gangguan kesehatan pada tubuh.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. All About Electrolyte Disorders.
Medical News Today. Diakses pada 2020. Everything You Need to Know About Electrolytes.