Ketahui Terapi untuk Menangani Kondisi Bell's Palsy
“Salah satu jenis terapi bell’s palsy dilakukan adalah dengan menggunakan obat-obatan. Jenis obat yang diperoleh akan disesuaikan dengan gejala yang dialami oleh pengidapnya.”
Halodoc, Jakarta – Bell’s palsy adalah gangguan yang menyebabkan kelemahan tiba-tiba pada otot di salah satu sisi wajah. Kasusnya biasanya bersifat sementara dan berlangsung selama beberapa minggu.
Kelemahan akibat bell’s palsy membuat setengah wajah tampak terkulai. Misalnya, senyum di salah satu bibir, salah satu mata tidak bisa menutup, atau salah satu alis tidak bisa terangkat.
Bell’s palsy juga dikenal sebagai kelumpuhan wajah perifer akut. Gangguan bisa terjadi pada usia berapa pun akibat pembengkakan dan peradangan pada saraf yang mengontrol otot di satu sisi wajah.
Terapi Bell’s Palsy untuk Mengatasi Gejala
Adapun gejala bell’s palsy yang dialami oleh pengidapnya, antara lain:
- Serangan cepat dari kelemahan ringan hingga kelumpuhan total pada satu sisi wajah. Kondisi ini terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari.
- Wajah terkulai dan kesulitan membuat ekspresi wajah, seperti menutup mata atau tersenyum.
- Mengiler akibat kesulitan menutup salah satu sisi mulut.
- Nyeri di sekitar rahang dan di dalam atau di belakang telinga pada sisi area yang terkena.
- Peningkatan kepekaan terhadap suara di area yang terkena.
- Sakit kepala.
- Perubahan jumlah air mata dan air liur.
Gejala bell’s palsy biasanya akan membaik dalam beberapa minggu. Sementara masa pemulihan totalnya berkisar enam bulan. Jika gangguan tak juga membaik dalam waktu tersebut, terapi bell’s palsy yang akan dilakukan oleh dokter, antara lain:
1. Penggunaan obat-obatan
Obat yang biasa digunakan untuk mengatasi bell’s palsy, meliputi:
- Kortikosteroid, seperti prednison. Ini adalah obat antiinflamasi yang berfungsi mengurangi pembengkakan saraf wajah. Efektivitasnya sudah bisa dirasakan dalam waktu beberapa hari setelah penggunaan.
- Obat antivirus. Penggunaan obat antivirus, seperti valasiklovir (Valtrex) atau asiklovir (Zovirax) terkadang dikombinasikan dengan prednison. Keduanya efektif mengatasi kasus kelumpuhan wajah parah.
Pemberian obat akan disesuaikan dengan gejala yang mendasari. Pada sisi mata yang tidak dapat tertutup, misalnya, ini bisa diatasi dengan obat tetes mata dan salep. Penggunaan obat tersebut berguna untuk membantu menjaga kelembapan mata. Dalam kasus bell’s palsy yang parah, dokter akan membantu memantau gejala.
2. Terapi fisik
Prosedur terapi bell’s palsy ini bertujuan untuk merangsang otot-otot wajah agar dapat bekerja kembali sebagaimana fungsinya. Caranya dengan memijat untuk melancarkan sirkulasi di dalam otot.
3. Operasi
Di masa lalu, salah satu langkah operasi dilakukan dengan dekompresi. Prosedur ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada saraf wajah. Caranya dengan membuka saluran tulang yang dilalui oleh saraf.
Namun, saat ini, operasi dekompresi tidak dianjurkan. Sebab, cedera saraf wajah dan gangguan pendengaran permanen menjadi risiko yang mungkin saja dialami oleh pasien pascaoperasi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, pasien terkadang membutuhkan operasi plastik. Tujuannya adalah memperbaiki masalah saraf wajah. Operasi ini membuat bentuk wajah jadi lebih simetris.
Beberapa contoh prosedurnya, yakni operasi pengencangan alis, pengencangan kelopak mata, implan wajah, dan cangkok saraf. Namun, prosedur seperti pengencangan alis perlu diulangi dalam waktu beberapa tahun sekali.
Kebanyakan pengidap bell’s palsy sembuh total, dengan atau tanpa pengobatan. Selain beberapa prosedur di atas, pengidap juga bisa melakukan terapi fisik untuk membantu mempercepat proses pemulihan.
Pastikan juga periksakan kondisi kesehatan secara rutin. Jika saat ini kamu ingin memeriksakan kondisimu, kamu bisa melalui aplikasi Halodoc. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!