Ketahui tentang Penyakit Graves, Penyebab Kondisi Hipertiroid
Halodoc, Jakarta – Penyakit Graves adalah penyakit autoimun yang menyebabkan hipertiroid, atau tiroid yang terlalu aktif. Bila mengidap penyakit ini, sistem kekebalan tubuh kamu menyerang tiroid, sehingga membuatnya menghasilkan hormon tiroid lebih banyak daripada yang dibutuhkan tubuh kamu.
Meskipun ada sejumlah kelainan yang juga bisa menyebabkan hipertiroidisme, penyakit Graves adalah penyebab yang paling umum. Bila tidak ditangani, hipertiroid bisa menyebabkan masalah serius pada jantung, tulang, otot, siklus menstruasi dan kesuburan. Penyakit Graves juga bisa memengaruhi mata dan kulit kamu. Berikut ulasannya.
Bagaimana Penyakit Graves Menyebabkan Hipertiroid?
Hipertiroid bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi, termasuk penyakit Graves, penyakit Plummer, dan tiroiditis.
Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang berada di pangkal leher, tepat di bawah jakun. Kelenjar ini berperan penting pada kesehatan kamu dan hampir setiap aspek metabolisme diatur oleh hormon tiroid.
Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon utama, tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3), yang memengaruhi setiap sel dalam tubuh kamu. Hormon-hormon tersebut menjaga kecepatan tubuh menggunakan lemak dan karbohidrat, membantu mengontrol suhu tubuh, memengaruhi detak jantung dan membantu mengatur produksi protein. Tiroid juga menghasilkan hormon yang membantu mengatur jumlah kalsium dalam darah kamu.
Biasanya, tiroid menghasilkan hormon dalam jumlah yang tepat. Namun, penyakit autoimun seperti penyakit Graves bisa merangsang tiroid untuk menghasilkan terlalu banyak T4, sehingga menyebabkan hipertiroid. Pada kasus penyakit Graves, sistem kekebalan tubuh mengalami kelainan dan malah menghasilkan antibodi ke salah satu bagian sel di kelenjar tiroid.
Biasanya, fungsi tiroid diatur oleh hormon yang dilepaskan oleh kelenjar kecil di dasar otak atau kelenjar pituitari. Antibodi yang terkait dengan penyakit Graves, yaitu antibodi reseptor tirotropin (TRAb) bertindak seperti hormon pituitari pengatur. Dengan kata lain, TRAb menggantikan regulasi normal tiroid, sehingga menyebabkan kelebihan produksi hormon tiroid.
Baca juga: Penyakit-Penyakit Ini Bisa Muncul Jika Penyakit Graves Tidak Segera Ditangani
Waspada Gejala Hipertiroid
Hipertiroid menimbulkan gejala yang mirip dengan masalah kesehatan lain, sehingga sering membuat dokter kesulitan untuk mendiagnosisnya. Namun, secara umum, gejala hipertiroid meliputi:
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja, bahkan ketika nafsu makan dan asupan makanan kamu tetap sama atau meningkat.
- Detak jantung menjadi cepat (takikardia), biasanya lebih dari 100 kali per menit.
- Detak jantung tidak teratur (aritmia).
- Jantung berdebar-debar (palpitasi).
- Nafsu makan meningkat.
- Gugup, cemas, dan mudah tersinggung.
- Tremor, biasanya gemetar ringan di tangan dan jari.
- Berkeringat.
- Perubahan siklus menstruasi.
- Peningkatan kepekaan terhadap panas.
- Perubahan pola buang air besar (BAB), biasanya BAB menjadi lebih sering.
- Kelenjar tiroid membesar (gondok), yang mungkin terlihat seperti bengkak di pangkal leher.
Bila kamu mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendiagnosis hipertiroid dan mencari tahu penyebab yang mendasarinya, sehingga pengobatan yang tepat bisa segera dilakukan. Sekarang, kamu bisa memeriksakan kesehatan ke dokter tanpa perlu antre dengan buat janji di rumah sakit pilihan kamu melalui aplikasi Halodoc.
Baca juga: Inilah Pemeriksaan yang Bisa Mendiagnosis Penyakit Tiroid
Pengobatan Hipertiroid
Ada beberapa pilihan pengobatan untuk hipertiroid. Hal itu biasanya ditentukan berdasarkan usia kamu, kondisi fisik, penyebab hipertiroid, preferensi pribadi, dan tingkat keparahan gangguan tersebut.
Pengobatan hipertiroid meliputi:
- Yodium radioaktif. Pemberian yodium radioaktif melalui mulut akan diserap oleh kelenjar tiroid kamu yang membuat kelenjar tersebut menyusut.
- Obat anti-tiroid. Obat-obatan ini mampu mengurangi gejala hipertiroid secara bertahap dengan cara mencegah kelenjar tiroid memproduksi hormon yang berlebihan.
- Penghambat beta. Meskipun obat ini biasanya digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan tidak memengaruhi kadar tiroid, obat ini bisa meredakan gejala hipertiroidisme, seperti tremor, detak jantung cepat dan palpitasi.
- Operasi. Bagi orang yang tidak bisa mentolerir obat anti-tiroid atau tidak mau menjalani terapi yodium radioaktif, operasi adalah pilihan yang bisa dilakukan untuk mengobati hipertiroidisme.
Penyakit Graves juga bisa menyebabkan sakit mata atau Graves ophthalmopathy. Bila gejalanya ringan, kamu bisa mengatasinya sendiri dengan menggunakan obat tetes mata dan menghindari angin dan cahaya terang. Namun, bila gejalanya lebih parah, dokter bisa meresepkan pengobatan dengan kortikosteroid, seperti prednisone, untuk mengurangi pembengkakan di belakang bola mata kamu.
Baca juga: Harus Tahu Inilah 5 Komplikasi Akibat Hipertiroidisme
Itulah penjelasan mengenai penyakit Graves yang menyebabkan hipertiroid. Jangan lupa, download aplikasi Halodoc sekarang juga ya untuk memudahkan kamu mendapatkan solusi kesehatan terlengkap.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Graves' disease.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses pada 2021. Graves' disease.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Hyperthyroidism (overactive thyroid)
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan