Ketahui tentang IUFD, Kematian Janin dalam Kandungan

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   07 Desember 2020
 Ketahui tentang IUFD, Kematian Janin dalam Kandungan Ketahui tentang IUFD, Kematian Janin dalam Kandungan

Halodoc, Jakarta – Intrauterine fetal death (IUFD) adalah kondisi kematian janin dalam kandungan. Ada banyak penyebab kematian janin dalam kandungan, mulai dari yang terdiagnosis sampai yang tidak. Beberapa penyebab yang terdiagnosis adalah cacat lahir bawaan, kelainan genetik, solusio plasenta dan gangguan plasenta lainnya (seperti vasa previa), disfungsi plasenta yang menyebabkan hambatan pertumbuhan janin, komplikasi tali pusar, dan uterus pecah.

Ada beberapa faktor yang dapat menempatkan bumil mengalami IUFD salah satunya adalah faktor kesehatan ibu. Hipertensi, diabetes, lupus, penyakit ginjal, gangguan tiroid, dan trombofilia adalah beberapa kondisi yang terkait dengan IUFD. Informasi selengkapnya terkait IUFD baca di sini!

Baca juga: SIDS Rentan Menyerang Bayi, Ini Alasannya

Memahami Faktor Risiko IUFD

Kesehatan bumil menjadi faktor yang menempatkan bumil pada risiko IUFD. Selain itu, ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun lebih mungkin mengalami kondisi ini ketimbang ibu berusia di bawah 35 tahun. Mengandung lebih dari satu bayi juga bisa meningkatkan risiko IUFD. Kemudian, faktor lainnya yang bisa memengaruhi adalah mengalami kekerasan, trauma, riwayat masalah kehamilan, pernah mengalami keguguran ataupun IUFD sebelumnya, juga menempatkan risiko mengalami kondisi yang sama ke depannya.

Bagaimana ibu bisa tahu kalau ibu sedang mengalami IUFD? Tanda kematian janin dalam kandungan yang paling umum adalah saat ibu tidak lagi merasakan bayinya bergerak. Jika dokter memastikan bahwa bayi sebenarnya sudah tidak bernyawa lagi, ibu mungkin akan diberikan dua pilihan:

1. Mendorong persalinan dengan obat, sehingga dimulai dalam beberapa hari.

2. Menunggu persalinan terjadi secara alami dalam satu atau dua minggu.

Mengalami IUFD adalah kondisi yang sangat emosional. Ibu pasti akan merasakan gejolak emosional yang melelahkan. Carilah bantuan profesional untuk bisa melewati masa-masa sulit ini. 

Baca juga: Bukan Cuma Rokok, Ini Faktor Pemicu Kematian Bayi Mendadak

Jika butuh bantuan medis, tanyakan langsung ke Halodoc. Ibu bisa menanyakan masalah kesehatan apapun dan dokter terbaik di bidangnya akan memberikan solusi. Caranya cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor ibu bahkan bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mencegah Kematian Janin dalam Kandungan

Disebut mengalami kondisi IUFD ketika bayi meninggal sebelum lahir, setelah 24 minggu kehamilan. Saat ini tidak semua penyebab lahir mati diketahui, tetapi jika ibu hamil mengetahui faktor risikonya, tanda yang harus diwaspadai, dan kapan harus mencari pertolongan, hal ini dapat mengurangi frekuensi kelahiran mati terjadi.

Kondisi ini tidak bisa dicegah. Namun, ada faktor-faktor risiko tertentu yang bisa dihindari, dan ada hal-hal sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut.

1. Kunjungi Semua Janji Pemeriksaan Kehamilan

Penting untuk tidak melewatkan janji pemeriksaan kehamilan. Beberapa tes dan pengukuran yang dapat mengidentifikasi potensi masalah harus dilakukan pada waktu tertentu. Pergi ke semua janji temu artinya dokter dapat memberi informasi yang relevan seiring dengan perkembangan kehamilan.

Baca juga: 5 Jenis Makanan Sehat untuk Ibu Hamil

2. Mengonsumsi Makanan Sehat dan Tetap Aktif

Cobalah untuk menukar makanan tidak sehat dengan pilihan yang lebih sehat, dan cobalah untuk tetap aktif. Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko masalah kehamilan. Kehamilan bukanlah waktu untuk diet penurunan berat badan, tetapi kamu juga perlu menjaga berat badan tetap seimbang supaya tidak mengalami obesitas.

Referensi:
Very Well Family. Diakses pada 2020. Causes and Risk of Stillbirth.
National Health Service. Diakses pada 2020. Reducing the risk of stillbirth.