Ketahui Tanda yang Terjadi saat Usus Buntu Pecah
Halodoc, Jakarta – Jika kamu mengidap usus buntu dan tidak diobati, usus buntu tersebut bisa pecah. Ketika itu terjadi, bakteri dilepaskan ke perut dan menyebabkan infeksi serius. Radang usus buntu dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja antara usia 10 dan 20 tahun dan lebih sering terjadi pada laki-laki.
Radang usus buntu disebabkan oleh infeksi. Ada banyak bakteri di usus dan saat lubang usus buntu tersumbat, bakteri terperangkap di dalam dan berkembang biak dengan cepat dan memicu infeksi. Ketika radang usus buntu tidak diobati bakteri dan nanah yang terbentuk sebagai reaksi terhadap infeksi akan menumpuk akan membengkak.
Baca juga: Ketahui Dua Komplikasi yang Disebabkan oleh Usus Buntu
Ketika usus buntu membengkak suplai darah ke bagian usus buntu terputus. Sebuah lubang atau robekan berkembang di dinding usus buntu. Tekanan akan mendorong bakteri dan nanah ke dalam rongga perut. Usus buntu yang pecah akan merembes atau bocor ke perut. Bagaimana tanda saat usus buntu pecah?
Tanda Usus Buntu Pecah
Gejala radang usus buntu bisa menyerupai dengan kondisi lain yang memengaruhi kesehatan perut, seperti flu perut atau kista ovarium. Jika kamu mengalami memiliki gejala-gejala ini dan mengira mengidap radang usus buntu, segera periksakan diri ke dokter. Pecahnya usus buntu dapat terjadi 36 jam setelah timbulnya gejala.
Baca juga: Kenali Gejala yang Disebabkan Penyakit Usus Buntu
Gejala umum usus buntu adalah nyeri yang dimulai di sekitar pusar diikuti dengan muntah. Beberapa jam kemudian, nyeri berpindah ke perut bagian bawah di sisi kanan. Gejala lainnya adalah:
1. Demam.
2. Mual dan muntah.
3. Sakit perut yang mungkin dimulai di perut bagian atas atau tengah tetapi biasanya menetap di perut bagian bawah di sisi kanan.
4. Sakit perut yang meningkat ketika berjalan, berdiri, melompat, batuk, atau bersin.
5. Nafsu makan menurun.
6. Sembelit atau diare.
7. Ketidakmampuan untuk mengeluarkan kentut.
8. Perut kembung atau bengkak.
9. Nyeri perut saat ditekan yang mungkin memburuk saat kamu berhenti menekannya.
10. Nyeri sering menyebar ke seluruh perut pada bayi dan anak-anak. Pada orang hamil dan orang tua, perut mungkin kurang empuk dan nyeri mungkin tidak terlalu parah..
Setelah usus buntu pecah, gejalanya bervariasi tergantung pada apa yang terjadi. Pada awalnya, kamu mungkin benar-benar merasa lebih baik selama beberapa jam karena tekanan tinggi di usus buntu telah hilang bersamaan dengan gejala awal.
Baca juga: Bahayakah Usus Buntu yang Tidak Terdeteksi?
Ketika bakteri meninggalkan usus dan memasuki rongga perut, lapisan di bagian dalam perut dan di luar organ perut menjadi meradang. Kondisi ini disebut peritonitis. Ini adalah kondisi yang sangat serius yang bisa sangat menyakitkan dan membutuhkan perawatan segera. Gejalanya akan mirip dengan radang usus buntu kecuali:
1. Munculnya rasa sakit ada di seluruh perut.
2. Rasa sakitnya konstan dan lebih parah.
3. Demam yang seringkali lebih tinggi ketimbang sebelumnya.
4. Pernapasan dan detak jantung yang cepat sebagai respons terhadap rasa sakit yang parah.
5. Mengalami gejala lain termasuk menggigil, lemah, dan kebingungan.
Ketika ada infeksi di perut, jaringan di sekitarnya terkadang mencoba untuk menutupi area yang terinfeksi tersebut dari rongga perut lainnya. Jika berhasil, maka akan terbentuk abses. Ini adalah kumpulan bakteri dan nanah yang tertutup. Gejala abses juga mirip dengan radang usus buntu.
Namun, ada beberapa gejala signifikan lain seperti:
1. Rasa sakit mungkin ada di satu area, tetapi tidak hanya di perut kanan bawah, tapi bisa jadi di seluruh perut.
2. Rasa sakitnya bisa berupa nyeri tumpul atau tajam dan menusuk.
3. Demam biasanya terus-menerus, bahkan saat kamu minum antibiotik.
4. Kamu mungkin mengalami gejala lain, seperti menggigil dan lemas.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Signs of a Ruptured Appendix and What to Expect After Treatment
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Appendicitis
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan