Ketahui Prosedur Pemeriksaan MRI untuk Tulang dan Sendi
Halodoc, Jakarta – Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) alias pencitraan resonansi magnetik dilakukan untuk mengetahui kondisi tubuh seseorang. Pemeriksaan ini memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ di dalam tubuh. Hasil dari pemeriksaan ini tergolong lebih jelas dan lengkap.
MRI bisa memberikan gambaran struktur tubuh yang tidak bisa diketahui saat pemeriksaan Rontgen, USG, atau CT scan. Ada banyak kondisi yang bisa diketahui melalui pemeriksaan ini, termasuk tulang dan sendi. Pada tes MRI, bagian tubuh yang akan dipindai ditempatkan pada sebuah mesin dengan magnet kuat.
Baca juga: Inilah Perbedaan Antara MRI dan MSCT
Pada tulang dan sendi, MRI bisa membantu mengevaluasi beberapa jenis gangguan. Pemeriksaan ini bisa melihat infeksi tulang, kelainan pada tulang belakang dan bantalan saraf tulang belakang, peradangan sendi, hingga tumor pada tulang dan jaringan lunak.
MRI juga bisa digunakan untuk mengetahui kondisi abnormal pada sendi. Hal itu bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya cedera tulang yang terjadi berulang atau karena cedera fisik akibat kecelakaan.
Prosedur Pemeriksaan MRI pada Tulang dan Sendi
Pemeriksaan MRI dilakukan untuk mendapatkan gambaran organ dalam tubuh. Gambar-gambar yang dihasilkan dari MRI merupakan foto digital yang dapat disimpan dan dipelajari.
MRI menjadi salah satu pemeriksaan yang bisa membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit. Selain itu, pemeriksaan ini juga bisa menjadi penentu langkah pengobatan serta evaluasi tingkat keefektifan terapi yang diterapkan.
Sebelum melakukan pemeriksaan MRI untuk tulang dan sendi, kamu tetap bisa makan secara normal selama dokter tidak menyarankan sebaliknya. Pada kondisi tertentu, MRI mungkin akan disertai pemberian materi kontras yang disuntikkan melalui pembuluh darah di tangan atau lengan. Pemberian materi kontras bertujuan untuk meningkatkan tampilan gambar untuk detail tertentu pada pemeriksaan MRI.
Saat melakukan pemeriksaan ini, kamu akan diminta untuk mengganti pakaian dengan yang sudah disediakan. Selain itu, kamu juga diharuskan melepas benda-benda di tubuh, seperti perhiasan, jam tangan, atau jepit rambut serta kacamata.
Baca juga: 5 Penyakit Ini Lebih Mudah Diketahui dengan MRI
Proses pemindaian akan dimulai setelah kamu masuk ke tempat tidur yang berada di tengah mesin MRI yang berbentuk tabung. Mesin ini akan dioperasikan melalui komputer dari ruangan terpisah, demi menghindari medan magnet dari mesin pemindai. Komunikasi dengan operator mesin MRI digunakan melalui interkom dan pantauan dari sebuah monitor televisi.
Mesin yang digunakan akan mengeluarkan bunyi yang keras selama MRI. Jangan khawatir, hal itu terjadi karena arus listrik yang dihasilkan kumparan pemindai. Kamu bisa mengenakan penyumbat telinga untuk meredam suara.
Selama melakukan pemeriksaan MRI, hindari melakukan gerakan yang kecil sekalipun, agar hasil gambar yang dikeluarkan maksimal. Proses pemindaian akan berlangsung selama 15 hingga 90 menit. Lamanya pemindaian tergantung pada area tubuh mana yang diperiksa dan seberapa banyak gambar yang dibutuhkan.
Baca juga: Amankah Ibu Hamil Melakukan Pemeriksaan MRI?
Merasa perlu untuk melakukan pemeriksaan MRI? Pastikan untuk selalu berdiskusi dengan dokter agar terhindar dari informasi yang salah seputar MRI. Sebab, ada banyak pendapat yang sering beredar seputar pemeriksaan ini, mulai dari tingkat keamanannya, efek samping yang ditimbulkan, dan banyak informasi lain yang tidak sepenuhnya benar.
Atau kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya seputar MRI pada ahlinya. Dokter di Halodoc bisa dihubungi dengan mudah melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!