Ketahui Prosedur Diagnosis Glaukoma dengan Screening Retina
Haldooc, Jakarta – Screening retina merupakan salah satu prosedur pemeriksaan untuk mendiagnosis gangguan pada organ mata. Tidak dapat dimungkiri, mata merupakan salah satu bagian tubuh yang cukup penting dan harus dijaga kesehatannya.
Gangguan pada mata bisa menyebabkan masalah pada penglihatan yang tentu saja bisa mengganggu. Nah, untuk mendeteksi ada atau tidak gangguan pada mata, bisa dilakukan dengan screening retina.
Screening retina merupakan pemeriksaan menyeluruh pada retina untuk mendeteksi masalah pada mata. Retina sendiri merupakan lapisan tipis yang berada di belakang mata dan mengandung jutaan sel yang sensitif terhadap cahaya. Selain itu, retina juga terdiri dari sel saraf yang menerima serta mengatur informasi visual ke otak melalui saraf optik. Di tengah jaringan ini, terdapat makula yang berperan dalam penglihatan yang tajam dan terfokus.
Baca juga: Glaukoma Bisa Sebabkan Kebutaan, Atasi Segera
Salah satu masalah mata yang bisa dideteksi dengan pemeriksaan ini adalah glaukoma, yaitu penyakit yang terjadi karena ada kerusakan pada saraf mata. Kondisi ini menyebabkan terjadinya gangguan penglihatan dan kebutaan.
Secara umum, glaukoma terjadi karena tingginya tekanan bola mata. Selain glaukoma, screening retina juga bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit lain seperti ablasio retina, diabetic retinopathy, hingga degenerasi makula.
Pentingnya Melakukan Screening Mata
Banyak masalah pada mata yang sering berkembang tanpa disadari. Maka dari itu, melakukan pemeriksaan rutin sedikitnya setahun sekali menjadi hal yang penting. Pemeriksaan mata rutin, termasuk screening retina, juga disarankan pada orang yang memiliki risiko tinggi terserang penyakit mata, misalnya memiliki riwayat keluarga terhadap penyakit tertentu. Lantas, bagaimana prosedur screening retina yang perlu dilakukan untuk mendeteksi penyakit mata, terutama glaukoma?
Baca juga: 4 Kondisi yang Mengharuskan Screening Retina
Pemeriksaan retina ini bisa membantu mendeteksi kerusakan atau gangguan pada mata yang mungkin tidak terlihat. Dengan begitu, risiko kerusakan mata atau kebutaan bisa dihindari. Screening retina dilakukan dengan menggunakan mesin pemindai retina ganda. Jangan khawatir, tes ini hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Prosedur ini disebut dengan fluorescein angiography. Sebelum mengambil foto, dokter akan memberikan obat tetes mata untuk memperbesar pupil lalu memfoto bagian dalam mata. Setelah itu, pemeriksaan dilanjutkan dengan memasukkan cairan khusus (zat kontras) dengan cara disuntikkan ke dalam urat nadi di lengan yang akan memberikan warna pada pembuluh darah retina.
Setelah mendapatkan foto yang cukup dan sesuai kebutuhan, pemeriksaan dinyatakan selesai. Hasil foto-foto dari pemeriksaan ini digunakan untuk melihat pembuluh darah mana yang mengalami kerusakan, tertutup, ataupun bocor. Jika dibutuhkan, kamu mungkin juga harus menjalani tes tambahan, yaitu tes OCT alias optical coherence tomography. Tujuannya untuk menguatkan diagnosis terhadap kemungkinan penyakit yang didapat dari screening retina.
Baca juga: Kondisi Mata Bayi Prematur Bisa Dideteksi dengan Screening Retina, Benarkah?
Tes lanjutan OCT dilakukan untuk menghasilkan gambar-gambar pemeriksaan silang terhadap retina. Hasil gambar tersebut nantinya dapat menunjukkan ketebalan retina serta membantu mengecek apakah cairan yang digunakan saat pemeriksaan sebelumnya bocor ke jaringan retina atau tidak. Rangkaian pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter atau tenaga medis di rumah sakit.
Nah, itulah prosedur diagnosis glaukoma dengan screening retina. Bila kamu ingin mengetahui tentang prosedur pemeriksaan ini lebih jauh, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.