Ketahui Perbedaan antara Kutu, Tungau dan Pinjal pada Kucing

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 Februari 2021
Ketahui Perbedaan antara Kutu, Tungau dan Pinjal pada KucingKetahui Perbedaan antara Kutu, Tungau dan Pinjal pada Kucing

Halodoc, Jakarta – Infeksi parasit adalah masalah kesehatan yang sangat umum terjadi pada kucing peliharaan. Meskipun biasanya tidak menyebabkan masalah kulit yang serius, infeksi parasit bisa menyebabkan gejala yang tidak nyaman bagi hewan kesayanganmu.

Dari banyaknya jenis parasit yang bisa menginfeksi kucing, kutu, tungau, dan pinjal adalah tiga jenis yang paling umum. Lantas, bagaimana cara mengetahui perbedaan antara kutu, tungau, dan pinjal? Simak ulasannya di sini.

Kutu (lice)

Sebenarnya, infeksi kutu jarang terjadi pada kucing. Tidak seperti pinjal, kutu menempel pada inang yang spesifik, sehingga kutu yang ditemukan pada kucing tidak akan menyerang manusia atau hewan lainnya. Namun, parasit ini bisa menular di antara kucing melalui kontak langsung. 

Telur berwarna putih hingga kecokelatan yang menempel pada bulu kucing biasanya menjadi tanda yang paling mencolok dari infeksi kutu. Kucing yang memiliki kutu juga dapat terasa gatal, rambutnya bisa rontok akibat sering digaruk, atau memiliki bercak berkerak di kulit.

Perbedaan kutu, tungau, dan pinjal adalah telur kutu bisa tetap tinggal di kulit kucing dan tidak langsung mati. Karena itu, dokter hewan bisa meresepkan obat yang tepat untuk memastikan telur kutu yang menetas juga akan mati sama seperti kutu dewasa.

Nah, kamu bisa membeli obat untuk hewan kesayangan dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Caranya mudah dan praktis, tinggal order lewat aplikasi dan pesananmu akan diantar dalam waktu satu jam.

Baca juga: Waspada 2 Jenis Kutu yang Bisa Menyerang Kucing Peliharaan

Pinjal (flea)

Pinjal adalah parasit kulit kucing yang paling umum. Hampir semua kucing yang dibiarkan hidup di luar rumah biasanya ditemukan pinjal di rambutnya. Pinjal hidup dan bertelur di permukaan tubuh kucing, serta menghisap darah hewan tersebut.

Pinjal betina bisa menghasilkan telur sebanyak 50 kali sehari. Telur pinjal kemudian bisa jatuh dari kucing dan menetas menjadi larva dalam 2-16 hari. Mereka kemudian berubah menjadi kepompong dan tidak bergerak selama dalam kepompong. Larva pinjal berkembang dalam kepompong dan menunggu sinyal yang menunjukkan adanya hewan inang, seperti panas, karbon dioksida, dan getaran.

Pinjal kemudian akan keluar dari kepompong dan menempel begitu menemukan hewan inang dalam hitungan detik. Bila tidak ada hewan, pinjal bisa menunggu dalam kepompong hingga dua tahun.

Kucing yang sering terlihat menggaruk-garuk karena gatal adalah satu-satunya cara untuk mengetahui infeksi pinjal pada kucing. Namun, kecuali kucing memiliki alergi terhadap gigitan pinjal, beberapa kucing sering kali tidak menunjukkan gejala yang mencolok ketika ada pinjal dalam tubuhnya. Selain itu, pinjal dapat bergerak dengan sangat cepat, sehingga sulit untuk dilihat. 

Cara terbaik untuk memeriksanya adalah meletakkan kucing di atas selembar kertas, lalu sisir kucing dengan cermat. Sisir khusus biasanya bisa menjebak satu atau dua pinjal, tapi kotoran pinjal yang berupa bintik hitam biasanya bisa jatuh ke atas kertas. Kotoran atau telur pinjal juga bisa ditemukan di tempat tidur kucing.

Baca juga: 4 Tips Cegah Pinjal pada Kucing Kesayangan

Tungau (mite)

Tungau adalah parasit kecil yang bisa menyebabkan berbagai masalah kulit dan sangat menular di antara kucing.

Salah satu jenis tungau yang sering menyerang kucing dan sangat merugikan adalah Sarcoptes. Infeksi tungau yang sering disebut juga scabies ini adalah penyakit kulit yang sangat mengganggu kenyamanan kucing, karena menimbulkan rasa gatal yang luar biasa. Sarcoptes membuat terowongan di dalam kulit kucing dan mereka hidup dan bertelur dalam terowongan tersebut. Tungau tidak terlihat di permukaan kulit.

Jenis tungau lain yang sering menyerang kucing, terutama di bagian telinga, adalah Otodectes sp. Tungau ini bisa menyebabkan radang pada telinga kucing dan bila tidak segera ditangani, bisa menyebabkan gangguan pendengaran alias ketulian.

Gejala yang terlihat adalah telinga yang nampak kotor. Pada kasus yang parah, telinga bisa mengeluarkan cairan berbau, bernanah, dan kadang-kadang kucing menggelengkan kepalanya pada salah satu sisi, tergantung sisi telinga yang terkena.

Secara umum, infeksi tungau pada kucing bisa menyebabkan rasa gatal yang hebat, sehingga bisa membuat hewan peliharaan kamu tersebut merasa sangat tidak nyaman. Pada awalnya, infeksi tungau mungkin tidak menimbulkan gejala, tapi lama-kelamaan kucing akan merasa gatal, sering terlihat menggaruk, atau menggosok-gosokkan bagian tubuhnya ke benda-benda keras yang ada di sekitarnya.

Pada kondisi yang parah, nafsu makan dan minum kucing juga akan ikut terganggu. Jadi, jangan dibiarkan saja, segera bawa ke dokter hewan untuk mendapatkan pengobatan bila kucing menunjukkan gejala-gejala infeksi tungau.

Baca juga: Berbagai Jenis Tungau yang Sering Menyerang Kucing Peliharaan

Itulah perbedaan kutu, tungau dan pinjal pada kucing yang perlu diketahui. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga untuk membantu kamu menjaga kesehatan hewan peliharaan sehari-hari.

Referensi:
Cats. Diakses pada 2021. Fleas and other parasites.
Pro Plan Indonesia. Diakses pada 2021. Berbagai Penyakit Parasit Pada Kucing.