Ketahui Perawatan Non Bedah untuk Atasi Patah Pelvik
Halodoc, Jakarta – Jika kamu mengalami patah tulang pinggul/panggul/pelvik yang tidak menyebabkan pergeseran, itu berarti fragmen tulang tetap di tempatnya. Oleh karena itu, perawatan non bedah bisa dilakukan untuk atasi patah pelvik yang terjadi.
Beberapa perawatan yang umumnya direkomendasikan adalah menggunakan alat bantu kruk, alat bantu jalan, tongkat, atau kursi roda untuk beraktivitas. Jangan lupa juga untuk tetap aktif melatih otot, soalnya kurangnya gerakan dapat menyebabkan pembekuan darah. Kamu juga direkomendasikan untuk melakoni latihan peregangan dan rentang gerak pada otot dan persendian untuk menjaga kekuatan dan meningkatkan aliran darah, yang merangsang penyembuhan.
Terapi Elektronik dan Terapi Fisik untuk Patah Pelvik
Dokter juga akan merekomendasikan teknik yang disebut stimulasi tulang untuk membantu mempercepat penyembuhan tulang. Stimulasi tulang menggunakan arus listrik rendah atau gelombang suara berdenyut dengan intensitas rendah.
Dalam stimulasi tulang elektronik, dokter memasang elektroda kecil atau elektroda (cakram datar yang menempel pada kulit dan mengalirkan listrik) ke kulit di dekat tulang pinggul atau panggul yang retak.
Baca juga: Adakah Perawatan Non Bedah untuk Patah Pelvik?
Elektroda dihubungkan ke mesin yang mengirimkan arus listrik rendah ke tulang yang terkena. Teknik ini mempercepat proses penyembuhan dengan menstimulasi tubuh memproduksi protein yang mulai memperbaiki sel di lokasi cedera.
Dalam stimulasi tulang ultrasonik, dokter mengoleskan gel ke kulit yang membantu melakukan gelombang suara ultrasonik, yang dihasilkan oleh mesin kecil. Gelombang suara mendorong tubuh untuk memasukkan kalsium ke dalam tulang, membantu membangun kembali massa tulang, serta merangsang produksi bahan kimia tertentu yang terlibat dalam proses penyembuhan.
Selain stimulasi tulang elektronik, terapi fisik juga direkomendasikan. Latihan angkat kaki dan peregangan hamstring, misalnya, dapat mencegah otot melemah atau menjadi kaku. Kamu juga direkomendasikan untuk menghindari beban pada pinggul yang retak.
Baca juga: Trauma karena Patah Pelvik, Ini Cara Mengobatinya
Terapi fisik juga dapat membantu patah tulang sembuh lebih cepat daripada imobilisasi saja. Olahraga meningkatkan aliran darah, yang mengirimkan lebih banyak oksigen dan nutrisi ke bagian tulang yang cedera sehingga membantu penyembuhan.
Terapi fisik akan berfokus pada latihan memperkuat otot di kaki, punggung, dan perut. Terapi fisik dapat meningkatkan kelenturan pada otot yang tidak bergerak saat tulang sedang dalam proses penyembuhan. Ini juga dapat membantu memulihkan rentang gerak pada sendi pinggul yang terkena.
Dokter dan ahli terapi fisik akan menentukan jangka waktu yang tepat untuk rehabilitasi. Ini semua tergantung pada lokasi dan tingkat cedera dan berapa lama kamu menahan beban dari pinggul.
Penyebab Patah Pelvik dan Penanganannya
Sebagian besar patah tulang panggul terjadi saat kecelakaan. Fraktur panggul juga dapat terjadi secara spontan atau setelah jatuh ringan pada orang dengan penyakit yang kondisi tulangnya lemah seperti osteoporosis.
Baca juga: Patah Pergelangan Kaki, Berapa Lama Pemulihannya?
Patah tulang panggul dapat terjadi ketika menjalani aktivitas atletik berdampak tinggi. Gejala utama patah tulang panggul adalah nyeri di selangkangan, pinggul, atau punggung bawah, yang mungkin bertambah parah saat berjalan atau menggerakkan kaki. Gejala lain mungkin termasuk:
1. Sakit perut.
2. Mati rasa atau kesemutan di selangkangan atau kaki.
3. Pendarahan dari vagina, uretra (saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh) atau rektum (ruang yang berisi limbah padat dari usus besar hingga dibuang ke luar tubuh).
4. Kesulitan buang air kecil.
5. Kesulitan berjalan atau berdiri.
Fraktur panggul biasanya didiagnosis ketika seseorang yang diduga mengalaminya merasakan nyeri tulang, kesulitan berjalan, atau melakukan gerakan lain dan hilangnya fungsi saraf di bagian bawah tubuh.
Bisa jadi ditemukan ada luka pada organ di dalam cincin panggul seperti usus, ginjal, kandung kemih atau alat kelamin. X-ray akan menunjukkan fraktur ini. Pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) akan dilakukan pada kasus-kasus rumit untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang patah tulang.
Tergantung pada seberapa parah frakturnya, prosedur pencitraan lain mungkin diperlukan. Ini mungkin termasuk studi kontras di mana pewarna radioaktif disuntikkan untuk membuat gambar untuk mengevaluasi organ dan struktur di area panggul, seperti uretra, kandung kemih, dan pembuluh darah.