Ketahui Penyebab Utama Terjadinya Sarkoma Kaposi
Halodoc, Jakarta – Merupakan salah satu jenis kanker, sarkoma kaposi berkembang dari jaringan di sekitar pembuluh darah dan pembuluh limfa. Penyakit ini ditandai dengan munculnya jaringan abnormal yang tumbuh di bawah kulit, sepanjang mulut, hidung, tenggorokan, dan organ tubuh lainnya. Apa yang menjadi penyebab sarkoma kaposi?
Umumnya, sarkoma kaposi disebabkan oleh virus herpes (HHV-8), yang dapat menular melalui hubungan seksual dan kontak non-seksual, seperti dari ibu ke bayi. Pada pengidap AIDS, sarkoma kaposi dapat terjadi karena interaksi antara HIV, sistem imun yang lemah, dan virus herpes. Selain itu, orang yang menjalani transplantasi ginjal atau organ lainnya juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang sarkoma kaposi.
Baca juga: Waspada, Virus Herpes Mampu Sebabkan Sarkoma Kaposi
Gejala Khas yang Timbul Akibat Sarkoma Kaposi
Gejala khas yang ditimbulkan sarkoma kaposi adalah ruam kecil berbintik merah keunguan yang sering muncul pada kaki bagian bawah. Namun, ruam ini juga dapat ditemukan pada bagian tubuh lainnya, seperti hidung dan wajah. Tak hanya itu, gejala sarkoma kaposi juga dapat menyebar hingga kelenjar limfa, perut, dan paru-paru.
Ketika kanker telah menyebar ke dalam perut, pengidapnya dapat mengalami perdarahan dan sakit perut parah. Sementara itu, jika menyebar hingga ke paru-paru, akan muncul gejala seperti pernapasan pendek. Gejala sebenarnya dapat bervariasi pada setiap pengidap, tergantung tingkat keparahannya.
Segera diskusikan dengan dokter di aplikasi Halodoc, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit untuk pemeriksaan, jika kamu menemukan luka yang berubah warna pada wajah, hidung, atau kaki. Jika mengalami kesakitan, sulit bernapas, muntah darah, atau luka pada kulit mulai terbuka, sebaiknya segera datang ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
Baca juga: Kenali Gejala Awal Sarkoma Kaposi yang Harus Diwaspadai
Bagaimana Pengobatan untuk Sarkoma Kaposi?
Pengobatan untuk sarkoma kaposi umumnya bergantung pada keparahan dan penyebaran kanker. Pada beberapa kasus, sarkoma kaposi hanya memerlukan pengamatan dan kunjungan rutin ke dokter untuk mengawasi gejala. Namun pada kasus tertentu, operasi mungkin akan diperlukan untuk menyembuhkan kulit yang mengalami gangguan.
Pada luka tunggal yang menyebabkan gejala, terapi radiasi biasanya cukup efektif untuk diberikan. Selain itu, kemoterapi juga bisa diberikan langsung ke luka ketika mengobati luka tunggal, melalui cairan infus untuk beberapa luka, atau penyakit yang sudah berkembang. Lebih jelasnya, kamu bisa diskusikan dengan dokter yang menangani.
Baca juga: Sarkoma Jaringan Lunak, Tumor Menyerang Jaringan Lunak
Selain pengobatan medis, dokter biasanya juga akan menyarankan beberapa perawatan rumahan pada pengidap sarkoma kaposi, untuk mempercepat penyembuhan, seperti:
- Minum obat sesuai dengan arahan dan petunjuk dokter.
- Rutin mengecek kesehatan untuk memantau kondisi dan gejala yang dialami.
- Lakukan hubungan seks yang aman. Hindari melakukan seks anal, karena sarkoma kaposi juga dapat menyebar melalui cara ini. Selalu gunakan kondom ketika berhubungan.
- Hindari penggunaan obat‐obatan terlarang, terutama dalam bentuk cairan. Sebab, pengguna obat-obatan terlarang dalam bentuk cairan lebih berisiko terkena sarkoma kaposi.
Referensi:
American Cancer Society. Diakses pada 2019. What is Kaposi Sarcoma?
Medical News Today. Diakses pada 2019. What is Kaposi Sarcoma?
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Soft tissue sarcoma.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan