Ketahui Penyebab Kehamilan Ektopik Terjadi Berulang

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   09 Oktober 2020
Ketahui Penyebab Kehamilan Ektopik Terjadi BerulangKetahui Penyebab Kehamilan Ektopik Terjadi Berulang

Halodoc, Jakarta – Kehamilan ektopik adalah salah satu keadaan paling genting yang menyebabkan lebih dari tiga perempat kematian ibu hamil selama kehamilan trimester pertama. Kehamilan ektopik tidak hanya dapat mengganggu kesuburan, tetapi juga dapat berdampak negatif pada kualitas hidup

Apalagi kehamilan ektopik ini bisa terjadi berulang. Risiko kehamilan ektopik berulang dapat meningkat jika pernah punya riwayat operasi, mengalami keguguran spontan. Ibu hamil dengan kehamilan ektopik berulang memiliki kecenderungan kadar hCG di awal kehamilan yang lebih tinggi.

Baca juga: Inilah Fakta Mengenai Kehamilan Ektopik

Mengenal Kehamilan Ektopik Berulang

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim. Kondisi ini juga sering disebut dengan kehamilan tuba, karena hampir selalu terjadi di tuba falopi. Dalam kasus yang jarang terjadi, kehamilan ektopik bisa juga terjadi di perut. 

Studi menunjukkan bahwa antara 6 hingga 16 persen wanita hamil yang pergi ke UGD pada trimester pertama dikarenakan perdarahan, nyeri ataupun mengalami kehamilan ektopik. Menurut data kesehatan yang dipublikasikan di March of Dimes, sekitar 1 dari setiap 50 kehamilan di Amerika Serikat adalah kehamilan ektopik (kehamilan tuba.) 

Kehamilan ektopik bisa berbahaya bagi ibu hamil. 10 persen kematian saat kehamilan disebabkan oleh kehamilan ektopik. Sayangnya, kehamilan ektopik tidak memungkinkan dan tidak bisa sampai bayi dilahirkan. Ini dikarenakan sejauh ini belum ada teknologi untuk memindahkan janin yang ditanam di tuba falopi ke rahim.

Baca juga: Janin Ada di Luar Rahim, Apa Dampaknya?

Jika kamu tidak memiliki faktor risiko, kemungkinan mengalami kehamilan ektopik sebenarnya lebih rendah. Ada beberapa faktor risiko dan beberapa kemungkinan yang memicu terjadi kehamilan ektopik, beberapa di antaranya adalah:

Baca juga: Waspada 3 Tanda-Tanda Hamil Kosong

1. Berusia lebih dari 35 tahun.

2. Merokok. Risiko kehamilan ektopik 4 hingga 20 kali lebih tinggi pada wanita yang merokok.

3. Mengalami kehamilan ektopik sebelumnya. Jika kamu pernah sekali mengalami kehamilan ektopik, kemungkinan kehamilan berikutnya adalah kehamilan ektopik adalah sebesar 15 persen. 

4. Pernah melakukan operasi pada tuba falopi atau cacat lahir di tuba falopi atau rahim. 

5. Mengalami bekas luka di dalam area panggul yang mungkin terjadi dari operasi panggul sebelumnya atau operasi perut seperti operasi usus buntu.

6. Endometriosis. Penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore, yang dapat menyebabkan penyakit radang panggul.

7. Memiliki banyak pasangan seksual sehingga memicu penyakit menular seksual.

8. Mengalami masalah pada kesuburan. Wanita dengan riwayat infertilitas memiliki risiko lebih besar mengalami kehamilan ektopik.

9. Hamil saat menggunakan IUD (intrauterine device). Risiko kehamilan ektopik pada wanita yang memakai IUD bervariasi tergantung pada jenis IUD.

10. Paparan bentuk produksi hormon estrogen yang disebut DES (diethylstilbestrol) di dalam rahim.

Wanita yang mengalami kehamilan ektopik sering kali akan mengalami kehamilan ektopik berulang. Studi menunjukkan bahwa wanita yang dirawat dengan pengobatan (methotrexate) dan bukan operasi memiliki risiko lebih rendah untuk kehamilan ektopik berulang.

Jika kamu mendapatkan gejala yang mencurigakan seperti perdarahan saat kehamilan dan kehamilan sebelumnya kamu mengalami kehamilan ektopik, direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan sedini mungkin. Kehamilan ektopik yang diketahui lebih awal lebih mungkin diobati dengan metotreksat daripada pembedahan.

Pernah mengalami kehamilan ektopik dan butuh informasi lebih jelas mengenai pencegahannya? Tanyakan saja langsung ke dokter di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Referensi:
Fertility and Sterility. Diakses pada 2020. Risk factors and clinical features of recurrent ectopic pregnancy: a case control study.
Very Well Family. Diakses pada 2020. Ectopic Pregnancy Statistics.