Ketahui Penjelasan Indikasi dalam Pemeriksaan Audiometri
Halodoc, Jakarta – Pemeriksaan audiometri dilakukan untuk menguji kemampuan kamu dalam mendengar suara. Suara ini bervariasi berdasarkan pada kenyaringan (intensitas) dan kecepatan getaran gelombang suara (nada).
Pendengaran terjadi ketika gelombang suara merangsang saraf telinga bagian dalam. Suara itu kemudian berjalan di sepanjang jalur saraf ke otak. Gelombang suara dapat melakukan perjalanan ke telinga bagian dalam melalui saluran telinga, gendang telinga, dan tulang-tulang telinga tengah (konduksi udara). Gelombang suara juga dapat melewati tulang di sekitar dan di belakang telinga (konduksi tulang).
Baca juga: Ini 6 Persiapan Sebelum Melakukan Pemeriksaan Audiometri
Intensitas suara diukur dalam desibel (dB):
-
Bisikan sekitar 20 dB.
-
Musik yang keras (beberapa konser) sekitar 80 hingga 120 dB.
-
Mesin jet sekitar 140 hingga 180 dB.
Suara lebih besar dari 85 dB dapat menyebabkan gangguan pendengaran setelah beberapa jam. Suara yang lebih keras dapat menyebabkan rasa sakit dan gangguan pendengaran dapat berkembang dalam waktu yang sangat singkat.
Tekanan suara diukur dalam siklus per detik (cps) atau Hertz (Hz):
-
Nada bass rendah berkisar antara 50 hingga 60 Hz.
-
Nada melengking dan nada tinggi berkisar sekitar 10.000 Hz atau lebih tinggi.
Jangkauan normal pendengaran manusia adalah sekitar 20 hingga 20.000 Hz. Beberapa hewan dapat mendengar hingga 50.000 Hz. Pidato manusia biasanya 500 hingga 3.000 Hz.
Baca juga: Ini Alasan Pentingnya Pemeriksaan Audiometri
Bagaimana Tes Dilakukan?
Penyedia layanan kesehatan dapat menguji pendengaran kamu dengan tes sederhana yang dapat dilakukan di kantor. Ini mungkin termasuk mengisi kuesioner dan mendengarkan suara berbisik, garpu tala, ataupun nada dari ruang lingkup pemeriksaan telinga.
Tes garpu tala khusus dapat membantu menentukan jenis gangguan pendengaran. Garpu penyetelan diketuk dan ditahan di udara di setiap sisi kepala untuk menguji kemampuan mendengar dengan konduksi udara. Itu diketuk dan ditempatkan pada tulang di belakang masing-masing telinga (tulang mastoid) untuk menguji konduksi tulang.
Tes pendengaran formal dapat memberikan ukuran pendengaran yang lebih tepat. Beberapa tes dapat dilakukan:
Baca juga: Ketahui Langkah Tepat dalam Lakukan Pemeriksaan Audiometri
-
Pengujian Nada Murni (Audiogram)
Untuk tes ini, kamu akan mengenakan earphone yang terpasang pada audiometer. Nada murni dikirim ke satu telinga pada satu waktu. kamu diminta memberi sinyal ketika mendengar suara. Volume minimum yang diperlukan untuk mendengar setiap nada digambarkan. Suatu alat yang disebut osilator tulang ditempatkan pada tulang mastoid untuk menguji konduksi tulang.
-
Audiometri Suara
Ini menguji kemampuan untuk mendeteksi dan mengulangi kata-kata yang diucapkan pada volume yang berbeda yang terdengar melalui headset.
-
Audiometri Lemah
Tes ini mengukur fungsi gendang telinga dan aliran suara melalui telinga tengah. Sebuah probe dimasukkan ke dalam telinga dan udara dipompa melalui itu untuk mengubah tekanan di dalam telinga saat nada diproduksi. Mikrofon memonitor seberapa baik suara dilakukan di dalam telinga di bawah tekanan yang berbeda.
Baca juga: 2 Hal yang Didapatkan Setelah Pemeriksaan Audiometri
Manfaat dari pengujian audiometri teratur adalah untuk mencegah seseorang kehilangan pendengaran dengan mengidentifikasi perubahan ambang pendengaran sedini mungkin. Pengujian audiometri juga dapat membantu dalam mendiagnosis bentuk kanker yang mungkin tidak diambil atau membantu penyakit selain gangguan pendengaran di tempat kerja.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai pemeriksaan audiometri, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Talk to A Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.