Ketahui Penanganan Dermatitis Atopik pada Bayi

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 Oktober 2020
Ketahui Penanganan Dermatitis Atopik pada BayiKetahui Penanganan Dermatitis Atopik pada Bayi

Halodoc, Jakarta - Dermatitis atopik adalah kondisi kulit jangka panjang (kronis), yang menyebabkan kulit menjadi kering dan gatal. Kondisi ini umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Biasanya, dermatitis atopik pertama kali muncul antara usia 3 dan 6 bulan. 

Orangtua mungkin menganggap dermatitis atopik atau eksim sulit untuk diobati. Namun, sebenarnya ada banyak perawatan dan pengobatan rumahan untuk mengurangi rasa gatal, kulit pecah-pecah, peradangan, dan infeksi kulit pada bayi. Bagaimana penanganan dermatitis atopik yang tepat pada bayi?

Baca juga: Eksim Atopik pada Bayi, Berbahaya atau Tidak? 

Penanganan Dermatitis Atopik pada Bayi

Penanganan dermatitis atopik tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum pada bayi. Hal ini juga tergantung pada seberapa parah kondisinya. Perlu orangtua ketahui, tujuan pengobatan untuk meredakan gatal dan peradangan, menambah kelembapan kulit, dan mencegah terjadinya infeksi. 

Penanganan dermatitis atopik meliputi:

  1. Jauhi iritan.
  2. Mandi dengan pembersih lembut atau sabun mandi yang disarankan dokter.
  3. Menjaga kuku bayi tetap pendek, untuk membantu mencegah goresan yang dapat menyebabkan iritasi dan infeksi kulit.
  4. Menggunakan lotion pelembap yang disarankan oleh dokter.

Jika ayah atau ibu bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai penanganannya, kemungkinan dokter juga akan meresepkan obat-obatan. Berikut obat yang paling sering digunakan untuk mengobati dermatitis atopik:

  • Krim atau salep kortikosteroid. Krim ini dioleskan ke kulit untuk membantu meredakan gatal dan bengkak.
  • Obat antibiotik. Si Kecil mungkin perlu minum cairan atau pil untuk mengobati infeksi.
  • Antihistamin. Si Kecil perlu minum obat ini sebelum tidur untuk membantu meredakan gatal dan meningkatkan kualitas tidur.
  • Krim atau salep penghambat kalsineurin. Krim ini dioleskan ke kulit untuk membantu meredakan gatal dan bengkak.

Dermatitis atopik dapat menyebabkan kulit menebal, infeksi bakteri pada kulit, dan peradangan kulit terkait alergi lainnya. Kondisi ini juga dapat menyebabkan bayi jadi kurang tidur karena rasa gatal yang hebat. Perlu diketahui juga bahwa penggunaan krim steroid yang berlebihan menyebabkan penipisan kulit dan jaringan di bawah kulit. 

Baca juga: Gejala yang Muncul di Kulit Akibat Eksim Atopik

Mencegah Terjadinya Dermatitis Atopik pada Bayi

Kondisi kulit bayi biasanya turunan dari orangtuanya, sehingga mungkin akan sulit untuk mencegah sepenuhnya. Namun, orangtua tidak perlu khawatir karena kulit ini akan membaik atau hilang seiring bertambahnya usia anak.

Ada kalanya anak mengalami dermatitis atopik dalam kadar kecil atau tanpa gejala. Kemudian, ada kalanya juga ketika Si Kecil mengalami gejala yang lebih buruk, ini disebut flare-up. Cara untuk membantu mencegah flare-up dengan memastikan Si Kecil:

  • Menjauh dari pemicu. Pemicu umum termasuk iritan seperti wol, sabun, atau bahan kimia. Pemicu lain termasuk alergen seperti telur, tungau debu, atau bulu hewan peliharaan.
  • Hindari goresan di kulit. Usahakan agar Si Kecil tidak menggaruk kulitnya. Hal ini menyebabkan gejala menjadi lebih buruk dan dapat menyebabkan infeksi.
  • Pastikan kuku bayi selalu pendek. Potong kuku Si Kecil agar tetap pendek dan mencegah goresan.
  • Mandi dengan air hangat, bukan air panas. Angin-anginkan atau keringkan kulit dengan handuk lembut sesudahnya.
  • Gunakan pelembap. Oleskan krim atau salep setelah mandi.
  • Kenakan pakaian berbahan lembut. Jangan memakaikan anak baju berbahan wol atau kain kasar lainnya. 
  • Usahakan tetap sejuk. Coba untuk menjaga agar kulitnya tetap sejuk dan kering. Jika panas dan berkeringat bisa membuatnya semakin tidak nyaman.

Baca juga: 6 Cara Merawat Eksim Atopik

Itulah yang dapat ayah atau ibu lakukan untuk memberikan penanganan dermatitis atopik pada bayi. Perawatan dan pengobatan rumahan dapat membantu meringankan gejala. 

Referensi:

Children’s National. Diakses pada 2020. Pediatric Eczema (Atopic Dermatitis)
Stanford Children’s Health. Diakses pada 2020. Atopic Dermatitis in Children
Medical News Today. Diakses pada 2020. How to treat atopic dermatitis