Halodoc, Jakarta – Mean arterial pressure (MAP) adalah metode pengukuran tekanan darah di arteri. Pengukuran tekanan darah di arteri diperlukan untuk mengetahui aliran darah memadai dari organ-organ tubuh. Sangat penting bagi setiap orang untuk memiliki (MAP) minimal 60 mmHg untuk mendapatkan cukup darah ke arteri koroner, ginjal, dan otak.

Perlu diketahui juga bawah kisaran normal MAP adalah antara 70 hingga 100 mmg. Jika tekanan arteri berada di luar kisaran normal dalam waktu yang lama, maka dapat muncul efek samping  pada tubuh. 

Lantas, bagaimana cara melakukan mean arterial pressure?

Cara Mengukur Mean Arterial Pressure

Mean arterial pressure (MAP) merupakan metode pengukuran tekanan arteri yang digunakan dokter, untuk memeriksa apakah aliran darah tercukupi dengan baik untuk memasok semua organ utama tubuh. Sebab, terlalu banyak resistensi dan tekanan dapat menghambat aliran darah mengalir ke organ tubuh. Resistensi mengacu pada cara lebar pembuluh darah mempengaruhi aliran darah.

Misalnya, darah akan lebih sulit mengalir melalui arteri yang sempit. Saat resistensi di arteri tubuh meningkat, maka tekanan darah juga meningkat sementara aliran darah menurun. MAP juga bisa dianggap sebagai tekanan rata-rata di arteri selama satu siklus jantung, yang mencakup rangkaian peristiwa yang terjadi setiap kali jantung berdetak. 

Untuk menghitung MAP, kamu perlu mengetahui nilai tekanan darah diastolik (DBP) dan tekanan darah sistolik (SDP). Kemudian ikuti persamaan ini: ⅓(SDP) + ⅔ (DBP). 

Dalam beberapa kasus di rumah sakit, dokter juga menggunakan nilai dari perhitungan MAP juga digunakan untuk menentukan nilai curah jantung, tekanan vena sentral, dan resistensi pembuluh darah sistemik. Namun, saat ini sudah ada alat atau mesin yang juga menyediakan pembacaan MAP secara otomatis. 

Kemungkinan Hasil dari Mean Arterial Pressure

Dari mean arterial pressure, setidaknya ada 3 kemungkinan hasil yang dapat diterima seseorang, yaitu:

1. MAP Normal

Secara umum, kebanyakan orang membutuhkan MAP setidaknya 60 mmHg (milimeter merkuri), atau lebih besar untuk memastikan aliran darah mengalir cukup ke organ vital. Seperti jantung, otak, dan ginjal. Dokter biasanya menganggap MAP normal jika hasilnya 70 hingga 100 mmHg. MAP dalam kisaran ini menunjukkan bahwa tekanan di arteri cukup konsisten untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

2. MAP Tinggi

MAP dianggap tinggi jika lebih dari 100 mmHg. Dari hasil itu menunjukkan bahwa ada terlalu banyak tekanan di arteri. Hal tersebut dapat menyebabkan pembekuan darah atau kerusakan pada otot jantung, yang harus bekerja lebih keras. 

Tekanan darah tinggi dapat menempatkan seseorang pada sejumlah risiko medis, misalnya:

• Serangan jantung.
• Gagal ginjal.
• Gagal jantung.

3. MAP Rendah

Hasil MAP dianggap rendah bila angkanya menunjukkan di bawah 60 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa darah tidak mencapai organ utama. Tanpa darah dan nutrisi, jaringan organ-organ di tubuh mulai mati sehingga menyebabkan kerusakan organ permanen. 

Tekanan darah rendah menempatkan seseorang pada risiko tertentu, misalnya:

• Sepsis.
• Stroke.
• Pendarahan internal.

MAP merupakan metode yang penting untuk menghitung aliran, resistensi, dan tekanan di dalam arteri. Metode ini memungkinkan dokter untuk mengevaluasi seberapa baik darah mengalir melalui tubuh, dan mengetahui apakah darah mengalir mencapai organ utama tubuh. 

Jika kondisi kesehatanmu memerlukan mean arterial pressure, kamu perlu mengunjungi dokter di rumah sakit. Kamu juga bisa membuat janji medis di rumah sakit pilihan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2022. Understanding Mean Arterial Pressure

Science Direct. Diakses pada 2022. Mean Arterial Pressure

EMT Prep. Diakses pada 2022. MAP – Understanding Mean Arterial Pressure