Ketahui Kelangsungan Hidup Trematoda alias Cacing Isap

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   01 September 2022

“Trematoda melakukan pembuahan dan reproduksi sendiri dan juga fertilisasi silang. Selain reproduksi seksual, trematoda juga mampu reproduksi aseksual pada tahap tertentu dalam siklus hidupnya.”

Ketahui Kelangsungan Hidup Trematoda alias Cacing IsapKetahui Kelangsungan Hidup Trematoda alias Cacing Isap

Halodoc, Jakarta – Trematoda adalah golongan cacing pipih Filum platyhelminthes. Trematoda berbeda dengan cacing pipih lainnya, salah satunya karena bentuknya yang menyerupai alat hisap.

Meskipun sebagian besar kehidupannya terkait dengan fauna air seperti ikan dan moluska, cacing pipih ini juga memengaruhi berbagai vertebrata. Informasi selengkapnya mengenai kelangsungan hidup trematoda alias cacing isap bisa dibaca di sini!

Mengenal Jenis-Jenis Trematoda

Tergantung pada spesiesnya, cacing pipih ini mungkin bergantung pada satu atau beberapa inang untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Beberapa contoh trematoda meliputi:

  • S. japonicum
  • S. haematobium
  • P.heterotremus
  • F. hati
  • C. sinensis
  • P. westermani

Trematoda memiliki sejumlah fitur morfologis. Misalnya, tubuh yang rata dan memiliki tubuh berbentuk daun. Ini adalah karakteristik yang terutama digunakan untuk menggambarkan berbagai spesies cacing pipih. Kemudian ukurannya kecil, hanya beberapa milimeter, tetapi ada juga jenis yang bisa berukuran 10 sentimeter.

Meskipun memiliki penutup tubuh,  secara morfologis dan fisiologis, ia tidak memiliki rongga tubuh. Akibatnya, organ mereka terikat dalam parenkim sementara lapisan otot somatik di parenkim menempel pada tegument.

Cacing pipih ini memiliki saluran pencernaan yang bercabang dan terdiri dari kerongkongan dan faring berotot. Meskipun berkembang dengan baik, usus tidak terbuka melalui anus. Sebaliknya, dua cabang mengalami pori umum (vesikel ekskretoris) yang terletak di ujung posterior organisme. 

Untuk tujuan perlekatan, cacing dewasa memiliki dua pengisap khusus. Salah satu pengisap ini terletak di sekitar area/bukaan mulut sedangkan yang lainnya terletak di bagian tengah tubuh. Ini memungkinkan cacing untuk tetap melekat pada inangnya.

Menggunakan faring berotot kuat yang membentuk bagian mulut, trematoda mampu menyedot makanan dari inang saat mereka tetap menempel menggunakan pengisap posterior dan ventral.  Di sini, struktur otot berfungsi sebagai pompa kuat yang menyedot darah dari inang sebagai sumber nutrisi sehingga akan menyebabkan kerusakan pada inangnya.

Organ Reproduksi Trematoda dan Siklus Hidupnya

Terkait reproduksi, cacing pipih ini adalah hermaprodit alias memiliki dua organ reproduksi. Adapun sistem reproduksi jantan terdiri dari: 

  • Dua testis.
  • Kelenjar aksesori.
  • Cirrus (bertindak sebagai bagian penis).

 Sedangkan sistem reproduksi betina terdiri dari:

  • Sebuah ovarium.
  • Wadah mani.
  • Kelenjar kuning telur.
  • Ootype.
  • Saluran telur.

Cacing ini melakukan pembuahan dan reproduksi sendiri dan juga fertilisasi silang. Selain reproduksi seksual, ia juga mampu reproduksi aseksual pada tahap tertentu dalam siklus hidupnya. 

Trematoda dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual dan bergantung pada beberapa inang untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Ketika telur diletakkan di saluran empedu mamalia (manusia, babi, sapi, dll) maka ia aka  dilepaskan ke lingkungan bersama tinja. Di lingkungan akuatik atau sangat lembap, telur berkembang menjadi embrio dalam jangka waktu tiga minggu.

Telur kemudian menetas, embrio berenang untuk mencari inang yang menguntungkan. Inang perantara mengacu pada inang yang mendukung perkembangan parasit yang belum matang. Beberapa parasit dalam keadaan ini juga tidak mampu bereproduksi.

Larva baru (serkaria) meninggalkan inang perantara melalui rongga paru-parunya dan bermigrasi ke vegetasi herba basah misalnya rumput, di mana mereka membentuk kista untuk membentuk metaserkaria. Dalam keadaan ini, metaserkaria dapat bertahan hidup dalam berbagai kondisi lingkungan yang keras selama beberapa bulan karena lapisan luar yang keras melindungi organisme.

Mamalia, yang merupakan inang definitif parasit akan terinfeksi begitu mereka menelan metaserkaria. Ini lebih sering terjadi pada hewan seperti sapi dan domba yang cenderung memakan tumbuh-tumbuhan.

Manusia kemungkinan besar terinfeksi trematoda ketika menelan tanaman yang terkontaminasi dalam kondisi lembap atau mentah yang membawa parasit. 

Beberapa infeksi paling umum yang disebabkan oleh trematoda meliputi:

  • Klonorkiasis.
  • Fascioliasis.
  • Opisthorchiasis.
  • Paragonimiasis

Itulah penjelasan singkat mengenai trematoda. Kamu bisa mendapatkan update seputar informasi kesehatan lainnya dengan download aplikasi Halodoc. Lewat Halodoc kamu bisa konsultasi masalah kesehatan dengan dokter secara daring. 

Referensi:
Biology Online. Diakses pada 2022. Trematode.
Microscope Master. Diakses pada 2022. Trematodes.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan