Ketahui, Ini Penyebab Penularan HIV/AIDS pada Anak

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   31 Agustus 2022

“HIV adalah virus yang melemahkan dan merusak sistem kekebalan tubuh. Pada anak, proses penularannya bisa terjadi melalui darah dan cairan tubuh ibu hamil saat persalinan berlangsung.”

Ketahui, Ini Penyebab Penularan HIV/AIDS pada AnakKetahui, Ini Penyebab Penularan HIV/AIDS pada Anak

Halodoc, Jakarta – HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang bekerja dengan menghancurkan sel CD4 (jenis sel darah putih) dalam tubuh. Ketika sel itu hancur, tubuh kehilangan kekuatan untuk melawan penyakit.

HIV yang tak ditangani dengan baik bisa berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Kondisi ini adalah stadium terakhir dari Infeksi HIV. Di tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan penyakit hilang sepenuhnya.

Melansir dari UNICEF, pada 2021, ada sekitar 160.000 anak berusia 0 hingga 9 tahun yang terinfeksi HIV. Jumlah total yang terakumulasi dari tahun-tahun sebelumnya menjadi 1.02 juta jiwa.

Proses penularan HIV/AIDS anak bisa terjadi saat proses persalinan berlangsung melalui cairan vagina atau darah. Jika sudah terkena, penyakit yang dialami oleh anak akan bertahan dan berlangsung seumur hidupnya.

Penularan HIV/AIDS Anak Terjadi saat Persalinan

HIV/AIDS anak berasal dari transmisi vertikal. Artinya, penularan penyakit terjadi ketika janin bersentuhan langsung dengan cairan ibu, seperti saat berada dalam rahim, proses melahirkan dan menyusui.

Melansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan ada 1.3 juta wanita hamil setiap tahun yang mengidap HIV. WHO juga menyebutkan, dari angka itu, sebanyak 15 persen ibu menularkan HIV/AIDS anak saat proses persalinan dan menyusui.

Namun, tidak semua ibu pengidap HIV/AIDS menularkan penyakit pada bayinya. Ini bisa dicegah dengan mengikuti sesi terapi antiretroviral. Obat yang dikonsumsi berguna untuk memperlambat pertumbuhan virus.

Selain menjalani terapi, langkah pencegahan bisa dilakukan dengan pemeriksaan HIV sebelum kehamilan. Dengan begitu, risiko penularan penyakit dari ibu ke janin bisa diminimalisir.

Waspadai Gejala HIV/AIDS Anak

Gejala yang muncul akan berbeda-beda, tergantung pada usia anak.

Anak di Bawah 1 Tahun

  • Perkembangan fisik yang terhambat.
  • Berat badan rendah.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Diare yang hilang timbul.
  • Pembengkakan pada perut.
  • Infeksi jamur di mulut.
  • Radang paru-paru.

Anak di Atas 1 Tahun

Gejala ringan meliputi:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Pembengkakan kelenjar ludah.
  • Gatal-gatal. 
  • Infeksi telinga atau sinus berulang.
  • Pembengkakan pada perut.

Gejala sedang meliputi:

  • Peradangan dan pembengkakan jaringan paru-paru.
  • Diare yang konstan atau berulang.
  • Sariawan di mulut yang berlangsung lebih dari 2 bulan.
  • Radang di organ hati.
  • Penyakit ginjal.
  • Demam lebih dari 1 bulan.
  • Cacar air.

Gejala parah meliputi:

  • Mengidap dua infeksi bakteri serius dalam 1 tahun.
  • Radang otak.
  • Infeksi jamur di paru-paru atau saluran pencernaan.
  • Pneumonia.
  • Tumor. 

Menjaga Kesehatan Anak Pengidap HIV/AIDS

Langkah utama bisa dilakukan dengan memastikan anak menggunakan obat-obatan yang telah diresepkan. Cara ini berguna untuk menekan pertumbuhan virus selama 10 tahun lebih.

Cara lainnya dilakukan dengan mengajarkan anak teknik mencuci tangan yang benar. Melakukan kebiasaan bersih sedari dini dapat mencegah perkembangan penyakit jadi semakin parah.

Tips selanjutnya dilakukan dengan:

1. Memenuhi Asupan Nutrisi Anak

Berikan makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak guna menghindari perburukan gejala HIV. Beberapa jenis makanan yang direkomendasikan, termasuk jeruk, brokoli, jahe, bayam, yoghurt dan almon.

2. Rutin Merawat Kulit Anak

Saat anak terluka, bersihkan dan rawat area luka dengan baik. Kemudian, tutup menggunakan kain kasa. Langkah ini bertujuan agar kulit tidak terinfeksi kuman dan memperburuk gejala yang sudah ada.

3. Cukupi Waktu Istirahat 

Lelah akibat bermain membuat anak lebih rentan sakit. Karena itu, penting untuk mengatur waktu tidur dan bermainnya. Pastikan anak tidur selama 8 jam setiap malam.

Itulah penjelasan mengenai HIV/AIDS anak dan langkah perawatan yang harus dilakukan. Jika ada yang ingin ditanyakan seputar penyakit ini, silakan tanya dokter lewat aplikasi Halodoc.

Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan, pola asuh anak dan pola hidup sehat lainnya dengan mendownload Halodoc sekarang juga!

Referensi:
World Health Organization. Diakses pada 2022. Mother-to-child transmission of HIV.
Medical News Today. Diakses pada 2022. What to know about HIV in children.
Stanford Children. Diakses pada 2022. AIDS/HIV in Children.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan