Ketahui Infeksi Berbahaya pada Gigitan dan Cakaran Kucing
Halodoc, Jakarta – Siapa sih yang tidak suka dengan kucing? Wajahnya yang lucu, perilakunya yang menggemaskan, dan bulunya yang lembut mampu meningkatkan suasana hati siapapun yang melihatnya. Tak heran, kucing sering dipelihara untuk menjadi hewan kesayangan. Namun, perilaku kucing tidak selalu menggemaskan. Hewan ini juga bisa menggigit dan mencakar apabila merasa takut dan terancam.
Gigi dan kukunya yang setajam silet dapat menembus kulit cukup dalam bahkan bisa menembus jaringan, ligamen, dan tendon. Jangan pernah sepelekan gigitan dan cakaran kucing, apalagi untuk kucing yang belum mendapatkan vaksin. Pasalnya, gigitan dan cakaran kucing bisa membawa bakteri, sehingga berisiko menimbulkan infeksi serius.
Baca juga: Hati-Hati Bahaya Bulu Kucing pada Kesehatan
Infeksi Berbahaya pada Gigitan dan Cakaran Kucing
Semua kucing membawa sejumlah besar bakteri di dalam mulutnya yang mampu menyebabkan infeksi saat menggigit jaringan kulit. Salah satu bakteri yang bisa menyebabkan adalah Pasteurella multocida. Luka yang terinfeksi biasanya ditandai dengan kemerahan, bengkak, dan nyeri. Infeksi bahkan dapat menyebar melalui jaringan di sekitarnya, sehingga menyebabkan kondisi yang disebut selulitis, atau melalui darah ke area lain di tubuh yang menyebabkan kondisi yang disebut septikemia.
Selain luka yang bengkak dan kemerahan, seseorang yang telah terinfeksi bakteri tersebut mungkin juga mengalami demam dan gejala mirip flu. Bukan hanya gigitan kucing saja yang harus kamu waspadai, cakaran kucing juga dapat menimbulkan kondisi yang disebut penyakit cakaran kucing. Penyakit cakaran kucing disebabkan oleh kucing yang telah terinfeksi bakteri Bartonella henselae. Kucing bisa mendapatkan bakteri ini dari gigitan kutu atau perkelahian dengan kucing lain yang terinfeksi.
Baca juga: Bolehkah Memelihara Kucing Saat Hamil? Temukan Jawabannya Di Sini
Meski jarang terjadi, penyakit cakaran kucing dapat menyebabkan seseorang mengalami komplikasi yang serius. Kondisi ini dapat memengaruhi otak, mata, jantung, atau organ internal lainnya, sehingga seseorang yang terinfeksi harus mendapatkan perawatan intensif.
Pertolongan Pertama Ketika Mendapat Gigitan dan Cakaran Kucing
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah bilas area yang terkena sebanyak mungkin dan aliri luka dengan air. Selanjutnya, bersihkan luka dengan sabun yang lembut dan air. Untuk memperlambat pendarahan, tutup luka dengan kain bersih dan oleskan krim antibiotik yang dijual bebas jika kamu memilikinya. Kemudian, balut luka dengan perban steril. Pastikan kamu tetap memperban luka sampai memeriksakan diri ke dokter.
Temui dokter sesegera mungkin agar cedera bisa ditangani dengan baik. Dokter kemungkinan akan meresepkan antibiotik untuk mengurangi risiko infeksi berkembang di lokasi gigitan atau di tempat lain di tubuh. Beberapa luka mungkin perlu dijahit (dijahit) sementara yang lain dibiarkan terbuka sampai sembuh.
Baca juga: Cara Merawat Kucing Peliharaan agar Tak Terjangkit Toksoplasmosis
Bergantung pada tingkat keparahan gigitan dan keadaan di sekitar gigitan, dokter mungkin juga bisa merekomendasikan agar kamu menerima pengobatan profilaksis rabies. Jika kamu punya pertanyaan lain mengenai cara menangani cakaran dan gigitan kucing maupun hewan lainnya, kamu bisa menghubungi dokter lewat aplikasi Halodoc. Lewat aplikasi ini, kamu bisa segera menghubungi dokter yang kamu butuhkan kapan dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.