Ketahui Hemodialisis, Cuci Darah dengan Alat Bantu Mesin
Halodoc, Jakarta – Cuci darah normalnya dilakukan secara alami oleh ginjal. Saat ginjal tidak bisa melakukan fungsi utamanya, diperlukan alat bantu berbentuk mesin untuk menyaring dan membersihkan darah dari limbah berbahaya. Proses cuci darah menggunakan mesin atau ginjal buatan disebut hemodialisis. Kebanyakan kasus gagal ginjal kronis diatasi dengan proses ini karena ginjal tidak bisa menyaring zat sisa metabolisme dalam tubuh.
Baca Juga: Gagal Ginjal Kronis Perlu Cuci Darah
Cara Kerja Hemodialisis
Proses hemodialisis dimulai dengan membuat akses dari pembuluh darah melalui operasi. Tujuannya untuk mengeluarkan darah dari tubuh, kemudian dialirkan melalui tabung ke dalam dialyzer (ginjal buatan) untuk dibersihkan. Proses ini biasanya dilakukan sebanyak 3 kali seminggu dengan durasi cuci darah 3-5 jam per tindakan. Meski bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, cuci darah tidak lepas dari efek samping pengobatan. Beberapa komplikasi hemodialisis yang perlu diwaspadai adalah penurunan tekanan darah, anemia, kram otot, kesulitan tidur, gatal-gatal, peningkatan kadar kalium dalam darah, depresi, dan inflasi membran di sekitar jantung.
Baca Juga: 5 Tanda Awal Gagal Ginjal yang Perlu Diketahui
Hemodialisis Bisa Bersifat Sementara
Tidak semua kelainan ginjal bersifat permanen, sehingga hemodialisis bisa bersifat sementara. Fungsinya untuk menyaring dan membersihkan darah hingga ginjal kembali berfungsi. Pada banyak kasus, pengidap gagal ginjal harus menjalani cuci darah seumur hidup atau menunggu transplantasi ginjal dilakukan. Jika ingin cuci darah ingin dihentikan, keputusan harus dibuat berdasarkan persetujuan dokter dan pengidap.
Pengidap gagal ginjal yang menghentikan hemodialisis menerima perawatan paliatif. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup pengidap melalui pendekatan psikologis, psikososial, mental, dan spiritual. Tanpa cuci darah berkelanjutan atau transplantasi ginjal, pengidap penyakit ginjal stadium akhir rentan mengalami sindrom uremia akibat terbentuknya racun dalam darah.
Racun ini bisa mengubah kondisi fisik dan emosional pengidap, seperti menurunkan nafsu makan, tidur terus-menerus, gelisah, linglung, napas tidak teratur, serta perubahan warna dan suhu kulit. Jika dibiarkan menumpuk, racun bisa membahayakan nyawa pengidap gagal ginjal.
Persiapan Sebelum Hemodialisis
1. Persiapan Mental
Siapkan mental sebelum hemodialisis karena kamu akan melakukannya berulang kali, tergantung pada kondisi medis. Kamu bisa berbicara pada dokter mengenai lokasi pelaksanaan hemodialisis. Pasalnya, proses ini bisa dilakukan di klinik hemodialisis, rumah sakit, maupun di rumah. Pemilihan lokasi hemodialisis dilakukan demi kenyamanan, karena proses ini dilakukan berulang kali dengan durasi waktu yang tidak sebentar.
2. Perhatikan Pola Makan
Pola makan perlu diatur untuk mengurangi penumpukan dalam darah. Berikut rencana pola makan yang dianjurkan sebelum proses hemodialisis dilakukan:
-
Makan dalam jumlah seimbang dan utamakan makanan berprotein tinggi, seperti daging, ayam, dan ikan.
-
Pastikan jumlah kalium tidak berlebih. Asupan ini banyak ditemukan pada pengganti garam, buah-buahan (seperti pisang dan jeruk), sayuran, cokelat, dan kacang-kacangan. Selain itu, kamu tidak dianjurkan konsumsi makanan asin (bergaram tinggi) dan mengandung fosfor (seperti susu, keju, dan kacang-kacangan) sebelum hemodialisis.
-
Batasi jumlah cairan yang dikonsumsi. Saat ginjal tidak berfungsi optimal, produksi air cenderung berlebih dan rentan menyebabkan pembengkakan, peningkatan tekanan darah, gangguan jantung, dan kram selama proses hemodialisis dilakukan.
Baca Juga: Cuci Darah Bisa Sebabkan Kerusakan Tulang, Benarkah?
3. Bawa Camilan
Hemodialisis berlangsung 3-5 jam, sehingga perlu menyiapkan camilan untuk menambah energi setelah proses ini dilakukan. Tanya dokter mengenai jenis camilan apa yang boleh dibawa dan dikonsumsi setelah hemodialisis. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menanyakan jenis makanan yang bisa dikonsumsi setelah hemodialisis via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!