Ketahui Gejala Sindrom Asperger pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   02 Agustus 2019
Ketahui Gejala Sindrom Asperger pada AnakKetahui Gejala Sindrom Asperger pada Anak

Halodoc, Jakarta - Anak terlihat pasif dan sulit berinteraksi dengan lingkungan? Bisa jadi itu gejala sindrom asperger. Sesuai tingkat keparahannya, gejala sindrom asperger dapat berbeda-beda. Namun, ada beberapa gejala umum yang dapat dikenali untuk membantu orangtua mendeteksi ada atau tidaknya kemungkinan sindrom ini pada anak.

Beberapa gejala yang dimaksud adalah:

1. Gangguan Sosial

Sindrom asperger dapat membuat anak memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, sehingga anak pun menjadi rentan mengalami gangguan sosial. Selain tidak bisa menunjukkan empati dengan baik, anak dengan sindrom asperger juga cenderung enggan menatap mata lawan bicaranya, kesulitan memahami bahasa tubuh orang lain, dan sulit mengungkapkan perasaan melalui gerakan tubuh dan ekspresi. 

2. Gangguan Perilaku

Tidak hanya sulit berinteraksi dengan orang lain, anak dengan sindrom asperger juga sering memulai suatu perilaku tidak wajar berkali-kali, seperti meremas-remas tangan, atau memainkan jari-jemari. Mereka juga memiliki kebiasaan tak lazim seperti mengenakan pakaian dengan urutan yang berbeda dengan orang pada umumnya. Hal ini juga membuat mereka tidak menyukai perubahan dalam rutinitas sehari-hari mereka. 

Baca juga: Sindrom Asperger Beda dengan Autisme, Ini Penjelasannya

3. Gangguan Verbal

Anak yang mengidap sindrom asperger juga biasanya mengalami kesulitan dalam memahami konteks berbahasa di lingkungan sosial. Mereka juga bisa saja berbicara dengan nada, aksen, dan ekspresi datar, berulang-ulang, atau berbicara dengan suara keras. Perbendaharaan kata mereka sebenarnya luas, hanya saja mereka tidak bisa menggunakannya dengan baik.

4. Gangguan Koordinasi Tubuh

Kepasifan yang ditunjukkan anak dengan sindrom asperger sebenarnya disebabkan oleh gangguan koordinasi tubuh yang mereka alami. Gangguan ini membuat mereka sering terlihat canggung, lebih sensitif atau peka terhadap suatu rangsangan, seperti suara kencang, tekstur, dan cahaya. Perkembangan kemampuan motorik mereka juga lambat, sehingga mereka umumnya menunjukkan tanda seperti terlambat bisa menggunakan sendok, sulit menangkap bola, atau tidak bisa mengendarai sepeda. 

Jika si kecil menunjukkan berbagai gejala tersebut, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter anak, agar penanganan bisa dilakukan sesegera mungkin. Sekarang, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan juga bisa dilakukan di aplikasi Halodoc, lho. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa obrolkan langsung gejalamu melalui Chat atau Voice/Video Call.

Baca juga: Kenali 3 Terapi untuk Atasi Sindrom Asperger

Anak dengan Sindrom Asperger Tetap Bisa Tumbuh Normal

Meski berbagai gejala yang telah dijelaskan tadi cenderung negatif, anak dengan sindrom asperger sebenarnya tetap bisa tumbuh dan hidup normal seperti anak pada umumnya, kok. Malah, mereka umumnya sangat berbakat di bidang tertentu, seperti matematika atau musik. 

Meski mirip dengan autisme, anak dengan sindrom asperger biasanya bisa beraktivitas dengan cara yang lebih baik dibandingkan anak dengan autisme. Pada beberapa kasus, pengidap sindrom ini tidak mengalami gangguan dalam kemampuan kognitif maupun bahasa. 

Sebagian dari mereka bahkan bisa memiliki angka intelegensia normal dan di atas rata-rata. Karenanya, mereka pun dapat belajar bersama anak lain di kelas biasa dan dapat bekerja seperti orang normal, meski memiliki gangguan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Namun, orangtua juga perlu mendiskusikan kondisi anak dengan sindrom asperger ke dokter, untuk melakukan evaluasi dengan mempelajari riwayat, melakukan pemeriksaan fisik, melakukan pemeriksaan neurologis (saraf), dan mungkin melakukan CT scan disertai tes darah. Kemungkinan dokter juga akan meminta waktu untuk berdiskusi dengan orang tua, kerabat dan guru.

Baca juga: Anak Mengidap Sindrom Down, Orang Tua Jangan Malu

Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, lho. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya di ponselmu, ya.

Meski tidak ada obat untuk menyembuhkan sindrom asperger, tapi ada rangkaian terapi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup anak dengan sindrom ini. Beberapa terapi yang bisa dijalani antara lain:

  • Terapi modifikasi perilaku. Terapi ini diperlukan untuk mendukung perilaku positif dan kemampuan anak dalam berkomunikasi, sekaligus mengurangi perilaku negatif.

  • Terapi kemampuan sosial. Diperlukan untuk mengajarkan bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain dan membangun relasi sosial dengan baik.

  • Terapi wicara, terapi fisik, dan terapi okupasional. Ketiga terapi ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan fungsional anak dalam berkomunikasi dan menjalani aktivitas.

  • Pendidikan khusus. Untuk memenuhi kebutuhan tiap anak pengidap sindrom asperger dan mengajarkannya kemampuan sosial.

  • Obat-obatan. Obat mungkin diperlukan untuk menangani gejala khusus sindrom ini, seperti hiperaktif, depresi, kelelahan, dan perilaku obsesif-kompulsif.