Ketahui Gejala Hipertiroidisme dan Hal yang Menyebabkannya
“Hipertiroid terjadi ketika hormon tiroksin diproduksi terlalu banyak oleh kelenjar tiroid. Kondisi ini dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi. Contohnya, penyakit graves, penyakit plummer, dan tiroiditis. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi metabolisme seseorang.”
Halodoc, Jakarta – Hipertiroid (tiroid yang terlalu aktif) terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin. Hipertiroidisme dapat mempercepat metabolisme tubuh, sehingga menyebabkan penurunan berat badan yang tidak disengaja dan detak jantung yang cepat atau tidak teratur.
Hipertiroidisme dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, termasuk penyakit graves, penyakit Plummer, dan tiroiditis. Tiroid merupakan kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu di pangkal leher berada tepat di bawah jakun. Kelenjar tiroid memiliki dampak besar pada kesehatan. Setiap aspek metabolisme diatur oleh hormon tiroid.
Penyebab dan Gejala Hipertiroidisme yang Perlu Diketahui
Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon utama, yaitu tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3), yang memengaruhi setiap sel dalam tubuh. Mereka mempertahankan tingkat di mana tubuh menggunakan lemak dan karbohidrat, membantu mengontrol suhu tubuh, mempengaruhi detak jantung, dan mengatur produksi protein. Tiroid juga menghasilkan hormon yang membantu mengatur jumlah kalsium dalam darah (kalsitonin).
Biasanya, tiroid melepaskan jumlah hormon yang tepat, tetapi terkadang menghasilkan terlalu banyak tiroksin. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan, termasuk:
- Penyakit Graves
Penyakit graves adalah gangguan autoimun di mana antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh merangsang tiroid untuk memproduksi terlalu banyak tiroksin. Hal ini adalah penyebab paling umum dari hipertiroidisme.
- Nodul Tiroid yang Hiperfungsi
Bentuk hipertiroidisme ini terjadi ketika satu atau lebih adenoma tiroid menghasilkan terlalu banyak tiroksin. Adenoma adalah bagian dari kelenjar yang berdinding sendiri dari bagian kelenjar lainnya. Mereka membentuk benjolan non-kanker (jinak) yang dapat menyebabkan pembesaran tiroid.
- Tiroiditis
Terkadang kelenjar tiroid bisa meradang setelah kehamilan, karena kondisi autoimun atau alasan yang tidak diketahui. Peradangan dapat menyebabkan kelebihan hormon tiroid yang disimpan di kelenjar bocor ke aliran darah. Beberapa jenis tiroiditis dapat menyebabkan rasa sakit, sementara itu yang lain tidak menimbulkan rasa sakit.
Hipertiroidisme dapat mempengaruhi masalah kesehatan lainnya yang menyulitkan dokter untuk mendiagnosis. Hal tersebut juga dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala, termasuk:
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja, bahkan ketika nafsu makan dan asupan makanan tetap sama atau meningkat.
- Detak jantung cepat (takikardia), biasanya lebih dari 100 detak per menit.
- Detak jantung tidak teratur (aritmia).
- Jantung berdebar-debar (palpitasi).
- Nafsu makan meningkat.
- Gugu, cemas, dan mudah tersinggung.
- Tremor.
- Berkeringat.
- Perubahan pola menstruasi.
- Peningkatan kepekaan terhadap panas.
- Perubahan pola buang air besar, terutama buang air besar yang lebih sering.
- Kelenjar tiroid yang membesar, yang mungkin terlihat di pangkal leher.
- Kelelahan dan kelemahan otot.
- Sulit tidur.
- Penipisan kulit.
- Rambut halus dan rapuh.
Orang dewasa yang lebih tua cenderung tidak mengalami gejala. Namun jika kamu merasakan gejala yang mencurigakan, atau mengalami salah satu atau beberapa dari gejala di atas. Sebaiknya segera diperiksakan pada dokter. Kamu bisa bertemu dokter dengan buat janji di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. Hyperthyroidism (Overactive Thyroid).
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Hyperthyroidism (Overactive Thyroid).
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan