Ketahui 6 Fakta Seputar Meningitis

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 Mei 2020
Ketahui 6 Fakta Seputar Meningitis Ketahui 6 Fakta Seputar Meningitis
Halodoc, Jakarta - Meningitis terjadi ketika selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges) mengalami peradangan. Peradangan ini memicu gejala seperti sakit kepala, demam, dan leher kaku. Meningitis bisa bersifat ringan atau parah.

Meningitis yang bersifat ringan biasanya membaik selama beberapa minggu tanpa pengobatan.  Namun, jika meningitis bersifat parah, penyakit ini bisa berakibat fatal pada pengidapnya.

Baca juga: Fakta Meningitis, Penyakit yang Diidap Glenn Fredly

Fakta Seputar Meningitis yang Perlu Diketahui

Sebagai upaya pencegahan meningitis, berikut ini beberapa fakta tentang meningitis yang perlu kamu ketahui, yaitu:

  1. Ada Empat Jenis

Melansir dari Mayo Clinic, meningitis terbagi menjadi empat jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu:

  • Meningitis virus. Sebagian besar kasus meningitis virus bersifat ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya. Enterovirus, herpes simpleks, HIV, gondong, virus West Nile adalah jenis-jenis virus yang menyebabkan meningitis. 

  • Meningitis kronis. Meningitis kronis adalah jenis meningitis yang berkembang dalam jangka waktu yang lama sekitar dua minggu atau lebih. Jamur dan Mycobacterium tuberculosis adalah contoh organisme yang berkembang lambat yang kerap menyebabkan meningitis kronis. 

  • Meningitis jamur. Meningitis jamur adalah jenis meningitis yang jarang terjadi. Meski tidak menular dari orang ke orang, jenis meningitis ini bisa bersifat akut. Meningitis jamur, bisa juga disebut meningitis kriptokokus sering menyerang individu dengan imunitas lemah, seperti pengidap AIDS. Penyakit ini mengancam jiwa jika tidak diobati dengan obat antijamur.

  • Meningitis bakteri. Meningitis bakteri adalah jenis yang paling berbahaya. Ini dimulai ketika bakteri memasuki aliran darah dan melakukan perjalanan ke otak serta sumsum tulang belakang. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi telinga atau sinus, fraktur tengkorak, atau setelah menjalani beberapa operasi.

  1. Diagnosis yang Sulit

Meningitis sering salah didiagnosis karena gejala awalnya mirip dengan influenza dan penyakit virus umum lainnya. Gejala mungkin termasuk demam tinggi, sakit kepala, leher kaku, kebingungan, mual, muntah, kelelahan, dan ruam keunguan. 

Baca juga: Vaksin dan Gaya Hidup Sehat, Kunci Pencegahan Meningitis

  1. Bisa Menyerang Siapa Pun

Walaupun mudah menyerang bayi yang berusia kurang dari satu tahun, tetapi meningitis bisa menginfeksi siapa pun. Remaja dan mahasiswa baru yang tinggal di asrama dan orang dewasa muda lainnya berisiko lebih tinggi terkena penyakit meningitis dibandingkan dengan anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua.

  1. Vaksin Bisa Mencegah Meningitis

Melansir dari National Foundation of Infectious Disease, vaksin meningitis melindungi terhadap penyakit yang dapat membunuh 10 persen remaja dan mengurangi risiko sebesar 11 hingga 20 persen pada seseorang yang mengidap penyakit kronis. Efek samping dari vaksin umumnya ringan dan jarang. Efek yang ditimbulkan berupa kemerahan atau pembengkakan di tempat injeksi yang umumnya hanya bertahan hingga dua hari. 

  1. Berkembang Cepat

Meskipun meningitis adalah penyakit jarang terjadi, tetapi risiko mendapatkannya meningkat pada remaja dan dewasa muda. Penyakit ini dapat berkembang dengan cepat, dan bisa membunuh orang yang sehat dalam 24-48 jam.

  1. Tidak Menular Lewat Kontak Biasa

Meningitis menyebar melalui tetesan udara dan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Penyakit ini tidak bisa menyebar melalui kontak biasa.

Baca juga: Benarkah Ciuman Bisa Sebabkan Meningitis?

Jika kamu mengalami sakit kepala, demam dan leher kaku, tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mencari tahu penyebab dan penanganannya. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

Referensi :
National Foundation of Infectious Disease. Diakses pada 2020. Meningitis Myths and Facts.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Meningitis.