Ketahui Dampak Parasit Protozoa Bagi Tubuh
Halodoc, Jakarta - Protozoa adalah organisme bersel tunggal dengan makanan utama bahan organik. Setidaknya, ada lebih dari 30 ribu spesies protozoa, tetapi tidak semua bersifat parasit. Organisme ini memiliki flagella sebagai alat gerak utamanya. Ukurannya kecil dan hanya dilihat melalui mikroskop.
Protozoa dapat ditemukan di hampir setiap tempat di bumi. Mulai dari bagian samudera paling dalam hingga puncak gunung tertinggi, kamu bisa menjumpai protozoa. Bahkan, organisme ini bisa kamu jumpai di kolam, aliran sungai, rawa, dan tanah. Air yang tercemar pun mengandung beberapa jenis protozoa.
Organisme ini memiliki proses kehidupan yang mirip dengan hewan, karena mereka mendapatkan makanan dengan mengambil partikel makanan dari lingkungan, bukan membuat sendiri seperti layaknya fotosintesis. Cara protozoa memakan makanannya terbilang unik, yaitu dengan mengelilinginya melalui membran sel yang ada di tubuh mereka. Sementara itu, beberapa spesies makan dengan cara menyapu makanan ke dalam mulut. Makanan dipecah dalam organ sel yang disebut vakuola.
Baca juga: Awas, Ini 4 Komplikasi dari Amebiasis
Sebagian besar protozoa yang hidup di lingkungan tidak berbahaya, kecuali protozoa yang menghasilkan penyakit. Bahkan, banyak jenis protozoa yang bermanfaat bagi lingkungan, seperti meningkatkan kualitas air dengan memakan bakteri dan partikel lainnya.
Bahaya Protozoa Bagi Tubuh
Meski begitu, tetap saja ada jenis protozoa yang berbahaya bagi tubuh, karena memicu terjadinya penyakit yang terbilang fatal. Bahaya protozoa bagi tubuh bisa terlihat dari jenis protozoa yang masuk dan menginfeksi tubuh, seperti berikut ini.
-
Balantidium coli. Protozoa ini hidup dan menginfeksi saluran pencernaan yang menyebabkan penyakit balantidiasis.
-
Entamoeba histolytica. Jenis protozoa ini menyebabkan terjadinya penyakit amoebiasis pada usus.
-
Giardia intestinalis. Protozoa ini bereproduksi pada usus halus, menyebabkan penyakit yang disebut giardiasis atau diare. Memiliki nama lain giardia duodenalis atau giardia lamblia, giardia intestinalis ditemukan di permukaan tanah, makanan, atau air yang telah terkontaminasi dengan kotoran dari manusia maupun hewan.
-
Leishmania, merupakan parasit mikroskopis yang berada dalam aliran darah, menyebabkan penyakit leishmaniasis. Penularan pada manusia melalui gigitan spesies tertentu dari hewan yang sudah terinfeksi. Ada tiga bentuk infeksi akibat parasit ini, yaitu leishmaniasis kulit, mukosa, dan visceral.
-
Plasmodium falciparum. Protozoa ini menyebabkan penyakit malaria pada manusia.
-
Toxoplasma gondii, merupakan parasit intraseluler yang menyebabkan terjadinya toksoplasmosis.
-
Trypanosoma brucei, menyebabkan penyakit trypanosomiasis Afrika atau penyakit tidur.
Baca juga: Ibu Hamil Terkena Toksoplasmosis, Ini Pengaruhnya pada Janin
Oleh karena protozoa ada di mana-mana, penting untuk berhati-hati dan mencoba untuk menghindari bahaya protozoa. Selalu ingat untuk mencuci tangan selepas beraktivitas, menggunakan toilet, dan sebelum makan. Masak makanan, terutama daging hingga matang sepenuhnya. Cuci buah dan sayur hingga bersih, dan pastikan air yang kamu minum memang benar-benar matang.
Jika kamu berenang di kolam renang, ada kemungkinan kamu meminum air kolam secara tidak sengaja. Hati-hati, karena air kolam renang atau danau mengandung banyak protozoa. Satu tegukan saja bisa membahayakan, bahkan ketika air yang kamu lihat itu dalam keadaan bersih dan jernih. Protozoa hanya bisa dilihat melalui mikroskop, jadi jangan terlena dengan air jernih.
Baca juga: Inilah 3 Tips Sederhana untuk Cegah Amebiasis
Jika kamu merasa sedang mengalami gejala infeksi parasit protozoa, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter untuk mengetahui keadaan atau mendapatkan diagnosis lebih lanjut. Penanganan bisa meminimalkan dampak negatif dan komplikasi, juga pengobatan bisa segera dilakukan. Buat janji dengan dokter langsung di rumah sakit terdekat dengan tempatmu, bisa ikuti cara di sini. Kamu juga bisa download aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter, beli obat, atau cek lab.