Ketahui Dampak Negatif Sosial Media bagi Kesehatan Mental
“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sosial media berdampak negatif pada kesehatan mental. Misalnya seperti memicu kecemasan, depresi, mengganggu kualitas tidur, hingga menimbulkan kecanduan pada pengguna sosial media. Oleh sebab itu, penggunaan sosial media yang berlebihan tentu harus dihindari, agar kesehatan mental dapat terjaga secara stabil."
Halodoc, Jakarta – Dewasa ini, penggunaan sosial media di masyarakat tentu sudah menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari. Terutama bagi orang dewasa, remaja, hingga anak-anak. Tak dapat dipungkiri bahwa sosial media telah terintegrasi dengan kuat ke dalam kehidupan, tanpa terkecuali bagi masyarakat Indonesia. Sebab, sosial media membuat setiap orang dapat menggunakan ponsel mereka untuk mencari informasi sekaligus tetap terhubung dengan orang lain secara mudah.
Meski begitu, sosial media tetaplah memiliki kelemahan dan sisi gelap bagi kehidupan manusia. Pasalnya, beberapa bukti menunjukkan bahwa sosial media dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental, bila digunakan secara berlebihan. Kira-kira apa saja dampak negatifnya ya? Yuk simak penjelasannya di sini!
Baca juga: Ini Cara untuk Mengatasi Mental Burnout Saat Pandemi
Waspadai Dampak Negatifnya
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sosial media secara berlebihan dapat memberikan berbagai dampak negatif, antara lain:
- Kecemasan atau Anxiety
Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Computers and Human Behaviour, orang yang dilaporkan menggunakan tujuh atau lebih platform sosial media, tiga kali lebih mungkin mengalami gejala kecemasan umum tingkat tinggi, dibanding mereka yang hanya menggunakan sekitar dua platform sosial media saja. Meski begitu, belum dapat dipastikan secara jelas apakah dan bagaimana sosial media dapat menyebabkan kecemasan.
- Memicu Depresi
Beberapa penelitian telah menemukan adanya keterkaitan antara depresi dan penggunaan sosial media. Salah satunya adalah penelitian yang melibatkan lebih dari 700 siswa menemukan bahwa gejala depresi. Misalnya seperti suasana hati yang rendah, perasaan tidak berharga, dan putus asa, berkaitan dengan kualitas interaksi secara daring.
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya lebih banyak interaksi negatif pada mereka yang memiliki tingkat gejala depresi lebih tinggi. Bila dibandingkan dengan mereka yang tingkat gejala depresinya lebih rendah.
Baca juga: Mengenali Karakter dan Tipe dari Kepribadian INFJ
- Mengganggu Kualitas Tidur
Tidur yang cukup dan berkualitas tentu berkaitan dengan kesehatan tubuh dan mental secara keseluruhan. Namun, pencahayaan buatan yang berasal dari layar smartphone dipercaya dapat mengganggu kualitas tidur. Penelitian telah menemukan bahwa hal tersebut dapat menghambat produksi hormon melatonin tubuh. Perlu diketahui bahwa hormon melatonin adalah hormon yang membantu seseorang tertidur dan mengatur pola tidur.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh University of Pittsburgh melakukan survey terhadap 1.700 anak berusia 18 hingga 30 tahun, tentang sosial media dan pola tidur mereka. Hasilnya, ditemukan adanya keterkaitan antara menggunakan sosial media dengan gangguan tidur.
Disimpulkan bahwa blue light atau cahaya biru dari layar smartphone berperan dalam hal tersebut. Para peneliti mengatakan bahwa hal ini dapat disebabkan oleh gairah fisiologis sebelum tidur. Selain itu, cahaya terang dari layar perangkat elektronik juga dapat menunda ritme sirkadian. Namun, penelitian lebih mendalam tentu masih dibutuhkan untuk benar-benar memastikannya.
- Menimbulkan Kecanduan
Dilansir dari Medical News Today, Dr. Shannon M. Rauch dari Universitas Benediktin di Arizona, Amerika Serikat, mengatakan bahwa salah satu alasan utama kita menggunakan sosial media adalah mengalihkan perhatian dan menghilangkan kebosanan. “Oleh karena itu, sosial media memberikan penguatan setiap kali seseorang masuk,” katanya.
Perilaku tersebut dapat menyebabkan kecanduan sosial media. Faktanya, perilaku seperti itu sangatlah umum, sehingga para peneliti telah menciptakan skala psikologis untuk mengukur kecanduan, yaitu Skala Kecanduan Facebook Berge (BFAS).
Penelitian pun dilakukan dengan menggunakan skala tersebut berdasarkan enam kriteria untuk mengukur kecanduan Facebook. Menariknya, para peneliti menemukan bahwa orang yang lebih cemas dan tidak aman secara sosial, lebih cenderung menggunakan situs jejaring sosial. Dari studi tersebut, tampaknya pengguna yang kecanduan Facebook menggunakan sosial media sebagai cara untuk mendapatkan perhatian dan meningkatkan harga diri mereka.
Nah, itulah beberapa dampak negatif penggunaan sosial media bagi kesehatan mental yang dapat timbul. Menggunakan sosial media untuk terhubung dengan orang lain sebenarnya sangatlah wajar. Namun, jangan sampai menggunakannya secara berlebihan, karena dapat memicu rasa ketagihan, hingga depresi. Selain itu, pastikanlah untuk berhenti menatap layar ponsel sebelum tidur, agar kualitas tidur tidak terganggu akibat cahayanya.
Baca juga: Dampak Media Sosial Terhadap Body Image
Bila kamu merasakan keinginan untuk terus-menerus memainkan sosial media, segeralah periksakan diri ke psikolog. Sebab, hal tersebut bisa jadi merupakan gejala bahwa kamu mengalami kecanduan sosial media. Kondisi ini tentu jangan sampai dibiarkan, karena dapat menghambat aktivitas dan produktivitas.
Melalui aplikasi Halodoc, kamu dapat menghubungi psikolog untuk menceritakan keluhanmu. Lewat fitur video call/chat secara langsung pada aplikasinya. Nantinya psikolog terpercaya akan memberikan anjuran yang tepat untuk mengatasi keluhan yang kamu rasakan. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download aplikasi Halodoc sekarang!