Ketahui Dampak Negatif Menahan BAB untuk Kesehatan

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   22 Desember 2020
Ketahui Dampak Negatif Menahan BAB untuk KesehatanKetahui Dampak Negatif Menahan BAB untuk Kesehatan

Halodoc, Jakarta – Banyak alasan seseorang perlu menahan BAB. Situasi seperti ini biasanya terjadi ketika tidak tersedianya toilet atau sedang berada dalam situasi tidak pantas untuk pergi ke kamar mandi. Ada pula yang merasa malu atau tidak nyaman untuk buang air besar di tempat umum, sehingga lebih memilih menunggu sampai pulang untuk BAB di rumah dengan nyaman. 

Menahan BAB sesekali memang tidak apa-apa, tetapi jika kondisi ini sudah menjadi suatu kebiasaan, menahan BAB dapat membahayakan kesehatan. Normalnya, kamu harus BAB ketika tubuh sudah memberi sinyal adanya kotoran di rektum. Meskipun waktunya mungkin tidak selalu tepat, hampir semua dokter menganjurkan agar buang air besar sesegera mungkin setelah keinginan itu muncul. Kalau kamu punya kebiasaan menahan BAB, sebaiknya ketahui dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan tersebut. 

Baca juga: Pahami 6 Gejala yang Menjadi Indikasi Terkena Konstipasi

Waspadai Dampak Menahan BAB untuk Kesehatan

Sembelit adalah salah satu masalah kesehatan yang dapat timbul dari kebiasaan menahan BAB. Sembelit terjadi ketika usus bagian bawah menyerap air dari tinja yang menumpuk di rektum. Akibatnya, feses dengan sedikit air lebih sulit dikeluarkan karena menjadi keras. Dalam situasi yang lebih parah, kebiasaan menahan BAB dapat menyebabkan inkontinensia alvi, impaksi feses, atau perforasi gastrointestinal.

Inkontinensia alvi terjadi ketika tubuh sudah tidak mampu mengendalikan buang air besar, sehingga feses dapat keluar secara tiba-tiba tanpa disadari oleh pengidapnya. Sementara impaksi feses ditandai dengan feses yang keras dan kering, sehingga menyangkut di usus besar atau rektum. Sedangkan perforasi gastrointestinal, terjadi ketika terbentuknya lubang di dinding saluran gastrointestinal.

Menahan kotoran juga dapat menyebabkan distensi atau peregangan pada rektum. Jika orang tersebut kehilangan sensasi di dalam rektum, orang tersebut mungkin mengalami episode inkontinensia. Dalam dunia medis, kondisi seperti ini disebut sebagai hiposensitivitas rektal.

Melansir dari Medical News Today, sebuah studi pada 2015 menunjukkan bahwa peningkatan beban tinja di usus besar dapat meningkatkan jumlah bakteri dan membuat peradangan usus besar jangka panjang. Jika dibiarkan, peradangan ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar. Temuan penelitian juga menunjukkan hubungan antara menahan BAB dengan penyakit usus buntu dan wasir.

Baca juga: Intip Cara Alami Melancarkan Susah Buang Air Besar

Lantas, Berapa Lama Seseorang Boleh Menahan BAB?

Hampir setiap orang punya jadwal BAB yang berbeda-beda. Beberapa mungkin BAB sekali setiap 2 hari, sedangkan yang lain dapat beberapa kali sehari. Frekuensi buang air besar ini tergantung pada usia seseorang dan pola makannya, tetapi kebanyakan orang umumnya buang air besar antara satu hingga tiga kali sehari.

Perubahan frekuensi BAB bisa mengindikasikan sembelit. Namun, perubahan ini lagi-lagi tergantung pada kondisi individu tersebut. Setiap orang memiliki pola makan yang berbeda, keadaan kesehatan saluran cerna yang berbeda dan sejumlah faktor gaya hidup lain yang membedakannya. Namun, jika kamu sudah tidak buang air besar sama sekali dalam seminggu dan menjalani pola makan seperti biasa, di sinilah kamu harus waspada dengan tanda-tanda sembelit.

Pada umumnya, sembelit atau konstipasi dapat diatasi dengan obat pencahar. Obat jenis isi tersedia dalam berbagai bentuk, seperti serbuk yang dilarutkan dalam air, kapsul atau tablet oral, kapsul yang dimasukkan ke anus, atau cairan atau gel yang dioleskan pada anus. Kalau kamu butuh obat pencahar kini kamu bisa membelinya lewat Halodoc, lho! Tidak usah repot mengantre di apotek, tinggal pesan lewat aplikasi lalu obat yang kamu butuhkan akan diantar dalam waktu kurang lebih satu jam.

Baca juga: Perlukah Minum Obat Pencahar Saat Sembelit?

Namun, sebelum memesan obat, alangkah baiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan keamanannya. Lewat Halodoc, kamu juga bisa menghubungi dokter kapan dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2020. Why people should not hold in their poop.
Verywell Health. Diakses pada 2020. How Bad Is It to Hold Your Poop?