Ketahui Dampak Husband Stitch Setelah Proses Persalinan
Halodoc, Jakarta – Ibu-ibu, pernahkah mendengar istilah husband stitch? Kalau diartikan secara harfiah husband stitch berarti jahitan suami. Lantas, apa definisi husband stitch yang sebenarnya? Husband stitch mengacu pada jahitan ekstra yang diterima oleh wanita setelah melalui proses persalinan pervaginam yang menyebabkan perineum robek.
Setiap wanita yang menjalani persalinan pervaginam pasti mendapatkan jahitan, tetapi pada husband stitch, jahitan ini melampaui dari yang diperlukan untuk memperbaiki robekan. Alasan utama husband stitch dilakukan adalah untuk mengencangkan Miss V ke keadaan sebelum melahirkan. Namun, praktek ini sebenarnya sudah dilarang atau tidak disetujui karena dianggap mampu memengaruhi kondisi fisik maupun mental si ibu.
Baca juga: 8 Tips Melahirkan Normal
Asal Mula Praktek Husband Stitch
Di dalam Miss V, terdapat otot yang dapat melebar atau merenggang agar membuka jalan untuk bayi selama persalinan. Namun, lubang Miss V terkadang tidak cukup lebar untuk dilewati oleh kepala bayi. Pada kondisi seperti ini, dokter biasanya memutuskan untuk melakukan episiotomi guna mencegah robekan Miss V yang lebih serius.
Episiotomi merupakan prosedur ketika dokter menyayat area perineum, area antara lubang Miss V dan anus. Episiotomi bertujuan untuk memperluas lubang Miss V, sehingga memungkinkan bayi untuk melewatinya dengan lebih mudah. Dokter atau bidan juga dapat melakukan episiotomi jika terjadi komplikasi selama persalinan.
Melansir dari Medical News Today, praktek husband stitch dimulai sejak pertengahan 1950-an. Dokter akan mengencangkan vagina dengan menambahkan jahitan pada wanita yang mengalami robekan atau mendapatkan episiotomi selama persalinan. Hal ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan wanita dengan mempertahankan ukuran dan bentuk vagina, baik untuk meningkatkan frekuensi orgasmenya atau untuk meningkatkan kenikmatan suaminya saat berhubungan.
Baca juga: Ketahui 3 Tahapan dalam Persalinan Normal
Dampaknya untuk Kesehatan Fisik Maupun Mental Ibu
Alasan kenapa husband stitch kini dilarang adalah karena beberapa wanita melaporkan bahwa mereka telah menerima jahitan ini tanpa persetujuan mereka terlebih dahulu. Menurut WHO, dokter perlu meminta persetujuan wanita yang akan melahirkan sebelum melakukan episiotomi atau anestesi lokal terlebih dahulu
Alasan lainnya, husband stitch ternyata justru bisa membuat hubungan intim lebih menyakitkan untuk kedua pasangan. Jadi, bisa dipastikan tidak ada keuntungan yang diperoleh dari prosedur ini karena, vagina wanita memiliki otot yang otomatis kembali ke keadaan semula setelah melahirkan. Ada pun beberapa komplikasi lain saat wanita mendapatkan episiotomi atau husband stitch:
- Peningkatan nyeri di area sayatan.
- Perdarahan yang terjadi terus-menerus.
- Kebocoran urine atau feses.
- Tanda-tanda infeksi, seperti nanah, bau tak sedap, atau bengkak di lokasi sayatan.
- Mengalami nyeri saat berhubungan intim.
- Pembentukan jaringan parut.
- Prolaps rahim.
- Trauma emosional.
Baca juga: Lakukan Persalinan Normal, Siapkan 8 Hal Ini
Saat ini, tujuan dari perbaikan vagina bukanlah untuk mengencangkan vulva atau Miss V, tetapi untuk menyatukan kembali kulit untuk memfasilitasi proses penyembuhan tubuh. Kalau ibu punya pertanyaan lain mengenai episiotomi atau husband stitch, ibu dapat berbincang-bincang langsung dengan dokter kandungan lewat aplikasi Halodoc. Tidak usah repot ke rumah sakit untuk sekedar bertanya, lewat aplikasi ini ibu bisa menghubungi dokter kapanpun dan dimanapun via Chat atau Voice/Video Call.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. The Husband Stitch Isn’t Just a Horrifying Childbirth Myth.
Medical News Today. Diakses pada 2020. Husband stitch: Myths and facts.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan