Halodoc, Jakarta –  Sinestesia adalah kondisi ketika seseorang bisa melihat atau merasakan warna tertentu saat mendengarkan musik. Sinestesia pun bukanlah penyakit, kelainan, ataupun sesuatu yang bisa membahayakan kesehatan. 

Sejauh ini penelitian mengenai kondisi ini memang masih terbatas. Namun, orang dengan kondisi ini memiliki memori dan kecerdasan lebih baik daripada mereka yang tidak. Informasi selengkapnya mengenai sinestesia dan ciri-ciri orang memiliki sinestesia bisa dibaca di sini!

Ciri Orang dengan Sinestesia

Salah satu respons yang paling umum dari orang dengan kondisi ini adalah mampu meraskan hal seperti huruf, angka, atau suara sebagai warna. Kemudian, ketika mendengarkan suara apapun, seperti lagu, seakan memiliki bentuk ataupun pola. 

Kondisi ini juga kerap disebut sebagai indra ke-enam. Ini karena mereka bisa merasakan hal-hal yang lebih spesifik ketimbang yang dirasakan orang pada umumnya dengan panca indra biasa. 

• Perlu digaris-bawahi, terdapat beberapa jenis sinestesia dengan gejala yang berbeda, yakni: Sinestesia warna grafem, di mana orang dengan kondisi ini akan melihat warna dan angka memiliki warna tersendiri. 
• Sinestesia suara-ke-warna, sinestesia bentuk-angka, dan banyak lainnya. Orang dengan sinestesia bisa memiliki salah satu jenis ataupun beberapa jenisnya. 

Pada umumnya orang yang memiliki jenis sinestesia cenderung memiliki ciri sebagai berikut: 

• Persepsi tak sadar yang melintasi antar indera (mencicipi bentuk, mendengar warna, dan lain-lain).
• Memiliki pemicu sensorik yang secara konsisten dan dapat diprediksi sehingga menyebabkan interaksi antar indra. Misalnya, setiap kali kamu melihat huruf A, kamu melihatnya dengan warna merah.
• Kemampuan untuk menggambarkan persepsi mereka yang tidak biasa kepada orang lain.
• Orang dengan kondisi ini juga cenderung kidal dan memiliki minat yang kuat pada seni visual atau musik. 
• Kondisi ini lebih umum terjadi pada perempuan ketimbang laki-laki.
• Kondisi ini biasanya mulai terlihat sejak masa kanak-kanak, yang kemudian akan berkembang dari waktu ke waktu. Asosiasi warna dan huruf mungkin acak pada awalnya dan menjadi lebih pasti seiring dengan pertambahan usia.

Orang dengan Sinestesia Memiliki Indra dan Kinerja Otak Lebih Sensitif 

Sampai saat ini belum ada penyebab pasti ataupun penelitian lebih lanjut yang bisa menjelaskan penyebab utama kondisi ini. Hanya saja, dari pemindaian yang pernah dilakukan pada otak orang dengan sinestesia, disebutkan bahwa respons otak orang dengan sinestesia lebih besar ketika mereka mendengarkan bunyi-bunyian. 

Kemudian ada koneksi yang lebih besar antara bagian otak yang mengontrol indra.  Sinestesia pun ada kecenderungan terjadi secara genetik. Tidak ada pengobatan untuk sinestesia. Bahkan kebanyakan orang menikmati cara memandang dunia yang berbeda ini. 

Tetapi ada juga orang dengan kondisi ini yang menjadi tertutup dan merasa terisolasi dengan masyarakat pada umumnya. Bisa jadi karena merasa kesulitan menjelaskan situasi mereka pada orang normal. Sebab mereka melihat, mendengar, dan merasakan dengan cara yang berbeda. 

Menemukan komunitas yang memiliki kondisi sama bisa membantu untuk meringankan dan berbagi sensasi yang bisa mereka sendiri yang rasakan. Bila diperlukan, tidak ada salahnya orang dengan kondisi demikian berbicara dengan profesional medis untuk lebih bisa beradaptasi dengan kondisi unik tersebut. 

Setidaknya profesional medis bisa membantu kamu menemukan penanganan dan perawatan yang baik. Atau menemukan penyaluran ekspresi yang tepat untuk kemampuan unik yang dimiliki.

Itulah informasi mengenai ciri-ciri seseorang memiliki sinestesia. Kalau kamu punya pertanyaan seputar masalah kesehatan mental ataupun penyakit tertentu, kamu bisa tanya langsung ke dokter lewat aplikasi Halodoc. Lewat Halodoc, kamu juga bisa buat janji pemeriksaan medis lho!

Referensi:

WebMD. Diakses pada 2022. Synesthesia.

Healthline. Diakses pada 2022. What Is Synesthesia?