Ketahui Cara Kerja Cuci Darah pada Pengidap Gagal Ginjal
Halodoc, Jakarta – Dialisis atau yang biasa disebut dengan cuci darah merupakan perawatan untuk menggantikan fungsi ginjal. Perawatan ini diperlukan ketika ginjal sudah tidak bisa lagi melakukan pekerjaan yang dibutuhkan oleh tubuh. Terdapat dua jenis dialisis, yaitu dialisis peritoneal dan hemodialisis.
Dialisis peritoneal menggunakan lapisan perut (peritoneum) sebagai filter. Sama seperti ginjal, peritoneum berisi ribuan pembuluh darah kecil, sehingga fungsinya mirip dengan ginjal untuk menyaring darah dalam tubuh. Selama prosedur dialisis peritoneal, selang kecil yang disebut kateter akan dipasang ke perut melalui sayatan kecil. Kemudian cairan khusus yang disebut cairan dialisis dipompa ke ruang sekitar peritoneum.
Baca Juga: 7 Tanda Awal Penyakit Ginjal
Sedangkan pada hemodialisis, terdapat alat ginjal buatan (hemodialyzer) yang bekerja untuk menghilangkan limbah dan bahan kimia tambahan dan cairan dari darah. Untuk memasukkan darah ke ginjal buatan, dokter perlu membuat akses ke pembuluh darah dengan membuat sayatan kecil pada lengan atau kaki.
Terkadang, akses dilakukan dengan menggabungkan arteri ke vena di bawah kulit untuk membuat pembuluh darah yang lebih besar (fistula). Namun jika pembuluh darah tidak cukup untuk fistula, dokter menggunakan tabung plastik lunak untuk menggabungkan arteri dan vena di bawah kulit.
Pengidap mungkin merasa tidak nyaman ketika jarum dimasukkan ke dalam fistula atau cangkok. Perawatan dialisis sebenarnya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, beberapa pengidap mungkin mengalami penurunan tekanan darah yang ditandai dengan sakit perut, muntah, sakit kepala, atau kram.
Apakah Pengidap Gagal Ginjal Perlu Terus Melakukan Dialisis?
Jawabannya adalah tidak selalu. Beberapa kasus gagal ginjal akut membaik setelah melakukan perawatan ini. Dialisis mungkin hanya diperlukan untuk waktu yang singkat sampai ginjal membaik. Namun pada gagal ginjal kronis atau tahap akhir, ginjal sudah tidak bisa melakukan kerjanya dengan baik sehingga pengidapnya membutuhkan dialisis selama sisa hidupnya. Lalu, apa saja fungsi dialisis?
-
Menghilangkan limbah, garam, dan air tambahan untuk mencegah penumpukannya di tubuh.
-
Menjaga keseimbangan bahan kimia dalam darah, seperti kalium, natrium dan bikarbonat.
-
Membantu mengendalikan tekanan darah.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Inilah Penyebab Gagal Ginjal
Waktu perawatan dialisis tergantung pada kondisi ginjal, berapa banyak cairan yang didapat, dan kandungan limbah yang terdapat dalam tubuh. Biasanya setiap perawatan hemodialisis berlangsung sekitar empat jam dan dilakukan tiga kali per minggu.
Apakah Dialisis Membantu Menyembuhkan Penyakit Ginjal?
Tidak. Dialisis mungkin bisa menggantikan beberapa pekerjaan ginjal, tetapi tidak menyembuhkan penyakit ginjal. Pengidap gagal ginjal kronis perlu menjalani perawatan dialisis seumur hidup kecuali bisa mendapatkan transplantasi ginjal.
Berapa Lama Pengidap Gagal Ginjal Bisa Hidup Dengan Dialisis?
Harapan hidup pada dialisis dapat bervariasi tergantung pada kondisi medis dan seberapa rutin pengidap menjalani perawatan. Harapan hidup rata-rata pada dialisis adalah 5-10 tahun. Namun, banyak pengidap telah hidup selama 20 atau lebih.
Baca Juga: Sakit Ginjal Tanpa Cuci Darah, Mungkinkah?
Itulah informasi seputar dialisis yang perlu diketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain seputar penyakit ginjal, bicarakan saja dengan dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan