Ketahui Bahaya Gunakan Pewangi pada Pakaian Dalam
Halodoc, Jakarta – Ada satu kebiasaan yang sering dilakukan dan tanpa disadari bisa berbahaya, yaitu menggunakan pewangi atau deterjen saat mencuci pakaian dalam. Hal ini mungkin sering dianggap bisa membuat pakaian dalam menjadi lebih bersih. Namun tahukah kamu, ternyata hal itu malah bisa mengganggu kondisi kesehatan vagina? Salah satunya meningkatkan risiko vaginosis bakterialis (VB).
Vaginosis bakterialis merupakan infeksi yang terjadi pada area kewanitaan. Kondisi ini muncul karena terganggunya keseimbangan jumlah bakteri alami alias flora normal di dalam vagina. Vaginosis bakterialis sama sekali tidak boleh dianggap sepele, karena bisa berbahaya dan menimbulkan gejala yang cukup mengganggu. Biar lebih jelas, simak ulasannya di sini!
Baca juga: Keputihan Berbau Tidak Sedap Indikasi Vaginosis Bakterialis
Risiko Vaginosis Bakterialis akibat Pewangi pada Pakaian Dalam
Kebiasaan mencuci pakaian dalam dengan deterjen atau bahan kimia yang kuat ternyata bisa berbahaya. Selain bisa cepat merusak pakaian dalam, hal ini ternyata juga bisa memengaruhi kondisi kesehatan organ kewanitaan. Menggunakan pewangi atau bahan kimia yang kuat pada pakaian dalam bisa meningkatkan risiko vaginosis bakterialis.
Sebelumnya perlu diketahui, vaginosis bakterialis merupakan infeksi yang bisa menyerang semua wanita. Namun, risikonya disebut lebih tinggi pada wanita yang masih dalam usia reproduksi. Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab kondisi ini, salah satunya adalah kebiasaan menggunakan sabun, pewangi, atau bahan kimia lain pada vagina atau pakaian dalam.
Beberapa orang mungkin menganggap mencuci pakaian dalam dengan pewangi atau deterjen yang mengandung bahan kimia kuat bisa membuatnya lebih bersih. Namun, hal ini ternyata juga bisa memberi dampak tidak baik bagi kesehatan area reproduksi. Maka dari itu, perlu mengetahui cara terbaik untuk mencuci pakaian dalam.
Baca juga: Harus Tahu, Inilah Cara Diagnosis Vaginosis Bakterialis
Cara mencuci menjadi salah satu faktor penentu kebersihan dan usia pakaian dalam lebih panjang atau tidak mudah rusak. Untuk mendapat hal tersebut, disarankan untuk tidak mencuci pakaian dalam menggunakan mesin, mencampurnya dengan pakaian lain, serta hindari penggunaan deterjen atau pewangi yang mengandung zat kimia kuat.
Salah satu dampak yang bisa muncul akibat kebiasaan menggunakan pewangi atau bahan kimia pada vagina atau pakaian dalam adalah meningkatnya risiko vaginosis bakterialis. Kondisi ini terjadi karena ada pertumbuhan bakteri berlebih di area kewanitaan. Hal itu kemudian menyebabkan ketidakseimbangan jumlah bakteri di dalam vagina.
Secara alami, ada dua jenis bakteri di dalam area kewanitaan, yaitu bakteri baik (Lactobacillus) dan bakteri jahat (anaerob). Bakteri baik berfungsi untuk membatasi pertumbuhan bakteri jahat dengan menjaga pH atau tingkat keasaman vagina tetap normal. Sementara bakteri jahat biasanya akan meningkat jumlahnya saat ada gangguan atau penurunan jumlah bakteri baik. Hal itu kemudian meningkatkan risiko terjadinya vaginosis bakterialis.
Sebenarnya, penyebab pasti terganggunya keseimbangan jumlah bakteri di vagina masih belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan risikonya, mulai dari kebiasaan menggunakan pewangi pada pakaian dalam, mengalami perubahan hormon, aktif merokok, riwayat penyakit infeksi menular seksual, perilaku seks tidak sehat, serta kebiasaan membersihkan vagina dengan sabun yang mengandung parfum.
Menjaga kesehatan organ intim sebaiknya dilakukan dengan cara yang benar, termasuk membersihkan vagina dengan air bersih saja serta hindari menggunakan pewangi pada pakaian dalam.
Baca juga: 3 Faktor Risiko Vaginosis Bakterialis
Kalau sakit, kamu bisa membeli obat atau produk kesehatan lain melalui aplikasi Halodoc. Dengan layanan antar, pesanan akan dikirim ke rumah dalam waktu satu jam. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!