Ketahui 5 Tes Pemeriksaan untuk Deteksi Bronkiektasis
Halodoc, Jakarta – Masalah kesehatan yang berkaitan dengan sistem pernapasan ada banyak jenisnya. Sebagian besar gejala penyakit sistem pernapasan memiliki kemiripan. Jika seseorang mengalami gejala berupa mengi, batuk berdarah sampai mengalami perubahan jari, dan kuku menjadi lebih cembung (clubbing finger) maka itu bisa jadi tanda dari bronkiektasis. Munculnya bronkiektasis dipicu oleh penyakit yang berhubungan dengan sistem imun.
Baca Juga: Batuk Berdahak Tak Mereda, Waspada Bronkiektasis
Kesalahan pada sistem imun ini, membuat antibodi tubuh menyerang sel yang sehat. Bronkiektasis terjadi ketika cabang bronkus pada paru-paru mengalami kerusakan. Kerusakan membuat bakteri dan lendir menumpuk, sehingga menyumbat paru-paru.
Tes Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Bronkiektasis
Beberapa gejala bronkiektasis mirip dengan penyakit sistem pernapasan lainnya, sehingga perlu dilakukan tes oleh dokter untuk menegakkan diagnosis. Sebelum memulai tes pemeriksaan, dokter melakukan pemeriksaan fisik dengan mendengarkan melalui stetoskop. Apabila paru-paru mengeluarkan bunyi berderak yang khas saat bernapas masuk dan keluar, maka dapat dipastikan orang tersebut mengidap bronkiektasis.
Jika kamu mengalami gejala sesak napas, segera tanya dokter Halodoc untuk cari tahu penyebabnya. Tinggal klik Talk A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan dimana saja. Yuk, download Halodoc di sini di smartphone kamu, ya!
Bukan hanya pemeriksaan fisik saja, dokter dapat menyarankan rontgen dada untuk memastikan gejala yang dialami bukan kanker paru-paru. Jika telah dipastikan tidak mengidap kanker paru-paru, pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan yaitu:
1. Pemindaian HRCT
Pemindaian HRCT adalah tes pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mendeteksi bronkiektasis. HRCT adalah prosedur CT Scan beresolusi tinggi yang dilakukan pada bagian dada di sudut yang berbeda. Setelah dada dipindai, gambar hasil pemindaian akan dikirim ke komputer untuk disatukan.
Baca Juga: Ikuti 8 Hal Ini untuk Meringankan Gejala Bronkiektasis
Melalui HRCT, gambar organ dada dihasilkan secara rinci, sehingga dokter dapat melihat saluran udara di dalam paru-paru dengan sangat jelas. Gambar paru-paru sehat menunjukkan bentuk bronkus yang menyempit ketika udara menyebar ke dalam paru-paru. Jika gambar menunjukkan bronkus yang melebar, bisa dipastikan orang tersebut mengidap bronkiektasis.
2. Tes Darah dan Dahak
Jenis tes lain untuk mendiagnosis bronkiektasis adalah tes darah atau tes dahak. Tes darah bertujuan untuk memeriksa seberapa baik sistem kekebalan tubuh bekerja. Sampel darah yang diambil dapat diuji untuk mendeteksi infeksi bakteri, virus dan jamur. Selain tes darah, tes dahak juga dilakukan untuk memeriksa dan mendeteksi jenis bakteri atau jamur yang menginfeksi.
3. Sampel Keringat
Sampel keringat dapat diuji untuk melihat seberapa banyak garam yang terkandung di dalamnya. Apabila kandungan kadar garam jumlahnya cukup tinggi, bisa jadi mengindikasikan penyakit cystic fibrosis. Jika tes menunjukkan hasil yang positif, maka tes genetik yang lebih rinci dapat dilakukan untuk memastikan apakah individu tersebut mengidap cystic fibrosis.
4. Tes Fungsi Paru
Cara untuk melakukan tes fungsi paru dokter menggunakan alat genggam kecil disebut spirometer yang kemudian akan ditiup oleh pengidap. Alat ini bekerja untuk mengukur seberapa keras dan seberapa cepat seseorang dapat mengeluarkan udara dari paru-paru. Tes fungsi paru bertujuan untuk menilai seberapa baik paru-paru bekerja.
Baca Juga: Pneumonia Bisa Sebabkan Bronkiektasis, Ini Alasannya
5. Bronkoskopi
Bronkoskopi dilakukan dengan bantuan tabung fleksibel yang telah dipasangi kamera di salah satu ujungnya untuk memeriksa paru-paru. Bronkoskopi umumnya diperlukan pada kasus individu yang telah menghirup benda asing.
Referensi:
Healthline (2019). Bronchiectasis: Causes, Symptoms.
NHS (2019). Bronchiectasis. Diagnosis.