Ketahui 5 Mitos yang Beredar Seputar Autisme

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   18 Juli 2020
Ketahui 5 Mitos yang Beredar Seputar AutismeKetahui 5 Mitos yang Beredar Seputar Autisme

Halodoc, Jakarta - Anak yang mengidap autisme biasanya memang terlihat berbeda karena masalah pertumbuhan. Gangguan tersebut dapat membuat anak tersebut mengalami masalah untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain. Meski begitu, masih banyak orang yang kerap memandang sebelah mata anak yang mengidap autisme. Padahal dengan penanganan dini, pengidapnya bisa saja menjalani hari seperti anak-anak lainnya. 

Hal lain yang masih sulit untuk diubah dari persepsi autisme di masyarakat adalah terkait mitos yang beredar. Beberapa hal yang masih tidak masuk akal masih dipercaya oleh banyak orang. Maka dari itu, ibu harus mengetahui beberapa mitos yang berhubungan dengan autisme. Berikut pembahasan lengkapnya!

Baca juga: Anak Mengidap Autis, Orangtua Lakukan 5 Hal Ini

Mitos Terkait Autisme

Pemahaman terkait autisme di dunia yang serba digital sekarang ini telah berkembang dengan sangat cepat. Beberapa orangtua sudah lebih menerima jika anaknya mengalami gangguan pertumbuhan tersebut. Meski begitu, masih banyak kesalahpahaman yang timbul terkait autisme. Dengan membaca ini, diharapkan ibu mengetahui hal yang benar dan salah tentang kelainan pada anak ini. Berikut beberapa mitos yang kerap dipercaya banyak orang:

1. Autisme adalah Penyakit

Mitos pertama yang masih banyak orang percaya terkait autisme adalah gangguan ini disebabkan oleh penyakit. Padahal, hal ini terjadi ketika seseorang mengalami perkembangan saraf yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Autisme juga dapat disebabkan oleh kombinasi genetik dan faktor lingkungan. Pengidapnya tidak sakit, hanya mengalami gangguan pada sarafnya.

2. Imunisasi Dapat Sebabkan Autisme

Mitos lainnya yang masih banyak orang percaya terkait autisme adalah imunisasi dapat menyebabkannya. Banyak penelitian yang membuktikan jika imunisasi yang diberikan tidak ada hubungannya saat anak mengalami autisme. Anak dapat mengalami gangguan ini sejak lahir, tetapi baru terlihat setelah beberapa tahun dan mungkin bertepatan saat mendapatkan imunisasi.

Mungkin ibu mempunyai banyak pertanyaan terkait autisme dan segala mitos yang ada. Jika ingin mengetahui lebih jauh, dokter dari Halodoc dapat membantu untuk menjawabnya. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc dan gunakan fitur Chat atau Voice/Video Call pada aplikasi tersebut untuk berinteraksi dengan dokter!

Baca juga: Sindrom Asperger Beda dengan Autisme, Ini Penjelasannya

3. Pengidap Autisme Tidak Dapat Belajar

Beberapa orang percaya jika anak yang mengidap autisme tidak dapat belajar apa pun adalah sesuatu yang salah. Hal yang harus diketahui adalah cara yang tepat untuk mengajarkan anak terkait apa pun itu. Dengan terapi dan pengobatan yang baik, serta dukungan dari keluarga dapat membuat anak belajar dengan baik.

4. Autisme Dapat Disembuhkan dengan Obat

Hal yang harus semua orang tahu adalah autisme yang terjadi pada anak tidak dapat disembuhkan dengan obat. Meskipun gangguan ini seumur hidup, anak yang mengalaminya tetap dapat hidup secara mandiri dan produktif. Beberapa cara lainnya yang dapat dilakukan agar autisme lebih baik adalah dengan melakukan terapi secara rutin.

5. Anak dengan Autisme Tidak Ingin Berteman

Anak dengan autisme memang kesulitan untuk melakukan interaksi sosial dengan orang di sekitarnya. Meski begitu, bukan berarti anak tersebut tidak ingin bergaul dengan anak sepantarannya. Memang biasanya anak dengan gangguan ini kerap terlihat tidak ramah dan benar-benar berjuang untuk mengomunikasikan perasaannya. Maka dari itu, jika anak bertanya terkait temannya yang mengidap autisme, ibu dapat menjelaskannya dengan baik.

Baca juga: Inilah 6 Terapi untuk Tangani Autisme pada Anak

Itulah beberapa mitos yang masih banyak orang percaya terkait autisme. Dengan mengetahui jika segala hal yang dipercaya adalah mitos, ibu tidak perlu lagi memercayai hal tersebut. Sehingga, pandangan tentang autisme dapat berubah ketika mengetahui faktanya.

Referensi:
Otsimo. Diakses pada 2020. 10 Myths About Autism You Should Know.
Kennedy Krieger Institute. Diakses pada 2020. Myths & Facts about Autism Spectrum Disorder.