Ketahui 5 Jenis Aditif yang Biasa Ditambahkan pada Makanan
“Zat aditif adalah bahan tambahan pada makanan untuk mengawetkan, menguatkan rasa dan mempercantik tampilan masakan. Beberapa contohnya yaitu MSG, pewarna makanan buatan dan natrium nitrit.”
Halodoc, Jakarta – Zat aditif adalah bahan tambahan yang dimasukkan ke dalam makanan selama proses memasak. Fungsinya memperlambat proses pembusukan makanan, menjaga nilai gizi dan membuat tekstur kue jadi lebih empuk.
Zat aditif seperti MSG, pewarna buatan, natrium nitrit, guar gum dan sirup jagung tinggi fruktosa umum digunakan dalam beberapa jenis makanan. Beberapa di antaranya snack atau ciki, mie instan dan makanan siap saji.
Batasan jumlah harian zat aditif yang masuk ke dalam tubuh sebesar 120 miligram per kilogram berat badan. Kalau berlebihan, efek keracunan, kerusakan saraf, kejang-kejang, kelainan pertumbuhan, bahkan kemandulan bisa saja terjadi.
Jenis-Jenis Zat Aditif untuk Makanan
1. Monosodium Glutamat (MSG)
MSG adalah contoh zat aditif yang digunakan untuk memberikan rasa gurih pada makanan. Bahan ini kerap dicampurkan pada makanan beku, daging olahan, mie instan, keripik, sup kalengan dan hidangan siap saji.
Tak hanya meningkatkan cita rasa saja, MSG juga mengandung lebih sedikit natrium ketimbang garam. Karena itu, penggunaan zat aditif ini tidak memberikan efek peningkatan tekanan darah pada pengidap hipertensi.
Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, MSG dikaitkan dengan penambahan berat badan dan sindrom metabolik (sekelompok gangguan yang terjadi bersamaan).
Sindrom metabolik meningkatkan risiko penyakit kronis, termasuk sakit jantung, stroke dan diabetes tipe 2. Dalam kondisi ini, tubuh memberikan sinyal berupa sakit kepala, berkeringat dan mati rasa.
2. Pewarna Makanan
Pewarna makanan membuat tampilan hidangan jadi lebih menarik, mempertajam hingga memberikan variasi warna. Zat aditif ini tak hanya digunakan dalam makanan saja, tapi juga minuman.
Jika dikonsumsi berlebihan, zat aditif ini berdampak pada alergi, insomnia, kerusakan kromosom, rusaknya sel saraf, kanker, gangguan hiperaktif pada anak dan iritasi saluran pencernaan.
Untuk menghindari beberapa dampak yang disebutkan tadi, kamu disarankan untuk menggunakan pewarna alami dari sayuran atau buah-buahan. Beberapa di antaranya daun pandan, daun suji, delima, buah naga dan bit.
3. Natrium Nitrit
Zat aditif ini sering digunakan pada daging olahan guna mencegah pertumbuhan bakteri sekaligus menambahkan rasa asin. Namun, dampaknya bisa terjadi jika makanan terkena suhu panas.
Suhu panas memicu terbentuknya asam amino dalam makanan. Proses ini membuat natrium nitrit berubah menjadi senyawa nitrosamin. Senyawa inilah yang menimbulkan efek negatif pada tubuh.
Beberapa dampaknya termasuk peningkatan risiko kanker pada perut, payudara, kandung kemih dan usus besar. Selain beberapa jenis kanker, nitrosamin juga dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 1.
4. Guar Gum
Zat aditif ini tersusun dari banyak rangkaian gula seperti pati, kitin dan selulosa. Guar gum umum dipakai sebagai pengental tekstur makanan. Beberapa di antaranya es krim, saus salad dan krim sup.
Zat aditif ini mengandung tinggi serat yang dapat mengurangi intensitas gejala sindrom iritasi usus seperti kembung dan sembelit. Guar gum juga memberikan rasa kenyang lebih lama sehingga nafsu makan jadi lebih terkontrol.
Namun, mengonsumsi guar gum dalam jumlah berlebihan memberikan efek buruk pada kesehatan. Zat aditif ini berpotensi menyebabkan masalah seperti penyumbatan pada kerongkongan dan usus kecil.
5. Sirup Jagung Tinggi Fruktosa
Seperti namanya, zat aditif ini terbuat dari jagung dan sering ditemukan pada soda, jus, permen, sereal sarapan dan makanan ringan. Di dalamnya mengandung gula sederhana yang disebut fruktosa.
Dalam jumlah berlebihan, fruktosa dikaitkan dengan peningkatan berat badan dan risiko diabetes. Zat aditif ini menyebabkan penumpukan lemak perut dan kadar gula darah dalam tubuh.
Itulah beberapa contoh zat aditif yang umum digunakan sebagai campuran bahan makanan. Jika kamu mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsinya, silakan buat janji rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.
Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!