Ketahui 2 Jenis Eritema Multiformis
Halodoc, Jakarta - Pernah dengar tentang eritema multiformis? Penyakit ini adalah reaksi hipersensitivitas pada kulit yang biasanya dipicu oleh infeksi. Terutama infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti virus Herpes simplex (HSV). Eritema multiformis ditandai dengan munculnya lesi kulit kemerahan, bersifat akut, dan dapat sembuh tanpa menimbulkan komplikasi.
Eritema multiformis terbagi menjadi 2 jenis, yaitu mayor dan minor. Pada beberapa kasus, eritema multiformis tidak hanya terjadi pada kulit, tetapi dapat juga terjadi di lapisan mukosa, seperti bibir dan mata. Eritema multiformis yang tidak terjadi pada lapisan mukosa adalah eritema multiformis minor.
Sementara itu, eritema multiformis mayor terjadi pada satu atau lebih lapisan mukosa, tetapi tidak melebihi 10 persen dari total luas permukaan tubuh. Saat ini, eritema multiformis dianggap berbeda dengan sindrom Stevens-Johnson ataupun toxic epidermal necrolysis (TEN).
Selain diakibatkan oleh infeksi virus, seperti virus Herpes simplex dan Epstein-Barr, eritema multiformis juga dapat disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap obat-obatan. Eritema multiformis yang dipicu oleh obat-obatan seringkali berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguraikan obat di dalam tubuh yang terganggu, sehingga terjadi penumpukan zat dari obat tersebut di dalam tubuh. Kondisi ini dapat memicu respons imun, terutama di sel-sel epitel kulit yang menyebabkan terjadinya eritema multiformis.
Baca juga: Benarkah Eritema Multiformis Bisa Sebabkan Kerusakan Kulit Permanen?
Gejala Utamanya adalah Lesi atau Ruam Kulit
Gejala yang paling utama dari eritema multiformis adalah lesi kulit. Akan tetapi, pada eritema multiformis mayor, sebelum munculnya lesi dapat didahului oleh beberapa gejala seperti:
- Demam.
- Menggigil.
- Lemah.
- Nyeri sendi.
- Rasa tidak enak badan.
- Organ intim terasa perih dan nyeri saat buang air kecil.
- Mata merah dan pedih.
- Penglihatan kabur dan lebih sensitif terhadap cahaya.
- Nyeri pada daerah mulut dan tenggorokan, sehingga sulit makan dan minum.
Setelah gejala pendahuluan tersebut, lesi kulit akibat eritema multiformis mulai muncul di kulit pengidap, baik dalam jumlah sedikit hingga mencapai ratusan buah lesi. Umumnya, lesi kulit pertama kali muncul di daerah punggung tangan atau punggung kaki, kemudian menyebar ke kedua tungkai hingga mencapai badan.
Lesi lebih banyak muncul di lengan daripada di tungkai. Dapat juga muncul di telapak tangan dan kaki, serta mengelompok di daerah siku dan lutut. Selain kaki dan tangan, lesi juga umumnya muncul pada wajah, badan dan leher. Sering kali lesi yang muncul terasa gatal dan seperti terbakar.
Pada awal muncul, lesi akan berbentuk bulat dan berwarna merah atau merah muda. Lesi dapat tumbuh dan menonjol (papul), serta membesar membentuk plak dengan ukuran yang dapat mencapai beberapa sentimeter. Pertumbuhan lesi umumnya berlangsung selama 72 jam dengan bagian tengah plak atau lesi akan semakin menggelap seiring pembesaran lesi, serta dapat melepuh atau terbentuk cairan (blister), dan mengeras atau berkerak.
Bentuk lain dari lesi eritema multiformis adalah lesi iris (atau lesi target) yang berbentuk bulat dengan pinggiran yang dapat terlihat jelas, serta sering kali memiliki tiga warna konsentris. Warna bagian tengah dari lesi iris umumnya berwarna merah gelap yang juga dapat membentuk blister dan mengeras. Bagian pinggiran lesi berwarna merah terang, serta bagian antara pinggir dengan tengah berwarna merah pucat dan menonjol akibat cairan (edema).
Baca juga: Termasuk Ringan, Inilah Penyebab Munculnya Eritema Multiformis
Lesi kulit yang muncul pada pengidap akibat eritema multiformis tidak terbatas hanya pada satu bentuk, artinya penderita eritema multiformis dapat menderita lesi iris ataupun lesi non iris. Selain itu, lesi yang muncul pada penderita dapat terjadi pada berbagai stadium perkembangan lesi.
Pada kasus eritema multiformis mayor, lapisan mukosa juga akan terkena lesi, terutama di bibir, bagian dalam pipi, serta lidah. Lesi pada lapisan mukosa juga dapat ditemukan di dasar dan langit-langit mulut, serta gusi. Selain itu, lapisan mukosa lain yang dapat terkena efek dari eritema multiformis mayor, antara lain adalah:
- Mata.
- Saluran pencernaan.
- Trakea dan bronkus.
- Anus dan kemaluan.
Lesi pada lapisan mukosa ditandai dengan pembengkakan, kemerahan, dan terbentuk blister. Blister di lapisan mukosa mudah pecah dan menyebabkan terbentuknya luka (ulkus) yang ditutupi lapisan berwarna keputihan. Akibatnya, pasien dapat kesulitan berbicara dan menelan makanan.
Baca juga: Nyeri Saat Buang Air Kecil, Benarkah Eritema Multiformis Bisa Sembuh Sendiri?
Itulah sedikit penjelasan tentang eritema multiformis. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan