Kesehatan Calon Ayah Bisa Memicu Keguguran Pada Bumil, Apa Sebabnya?
Halodoc, Jakarta - Berakhirnya kehamilan sebelum janin bertahan hidup atau keguguran, sebenarnya bisa menghantui bumil di mana saja. Keguguran pada ibu hamil bisa terjadi pada sekitar 10-25 persen kehamilan. Kebanyakan kasus keguguran terjadi selama 7 minggu pertama kehamilan. Namun, kabar baiknya tingkat keguguran akan menurun setelah detak jantung bayi terdeteksi.
Pertanyaannya, apa saja faktor pemicu atau penyebab keguguran pada ibu hamil? Banyak awam berpendapat masalah ini dipicu oleh masalah kesehatan yang dialami oleh ibu hamil. Sebenarnya memang tak salah, tapi faktor kesehatan ibu hamil bukanlah satu-satu pemicu keguguran.
Sebab menurut penelitian kesehatan calon ayah juga bisa memengaruhinya. Dengan kata lain, kondisi medis suami juga dapat menyebabkan keguguran. Apa alasannya?
Baca juga: 5 Fakta tentang Keguguran yang Wajib Diketahui
Kesehatan Ayah Pengaruhi Kehamilan Bumil
Seperti penjelasan di atas, keguguran pada ibu hamil tidak selalu disebabkan oleh faktor kesehatan ibu. Penelitian di jurnal Human Reproduction (Desember 2020) melihat lebih jauh hubungan antara kesehatan ayah dan kemungkinan keguguran serta lahir mati.
Secara keseluruhan studi ini menyelidiki 958.804 kehamilan pada tahun 2009 - 2016 di Amerika Serikat. Usia ayah rata-rata 35,3 tahun dan ibu 33,1 tahun. Hasil penelitian menyebutkan, 22 persen dari semua kehamilan berakhir dengan keguguran. Apa sebabnya?
Nah, setelah disesuaikan dengan faktor ibu, risiko keguguran semakin meningkat dengan meningkatnya komorbiditas paternal (penyakit penyerta yang diidap ayah). Secara khusus, ibu dari pasangan pria yang kurang sehat memiliki risiko lebih tinggi mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran, lahir mati (stillbirth), dan kehamilan ektopik.
Dari banyaknya komorbiditas paternal, sindrom metabolik yang diidap suami disebut-sebut menjadi biang keladi yang perlu diwaspadai. Menurut riset di atas, pria yang memiliki sindrom metabolik memiliki peningkatan risiko masing-masing 10 persen, 15 persen, dan 19 persen untuk mereka yang memiliki satu, dua atau tiga atau lebih komponen.
“Meskipun penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa kesehatan ayah yang buruk adalah penyebab keguguran secara langsung, tapi itu menunjukkan ada hubungan,” jelas Kepala penelitian profesor Michael Eisenberg
Oleh sebab itu, Eisenberg mengatakan bahwa implikasi klinis dari temuin ini adalah konseling pra-konsepsi tidak boleh melupakan sang ayah. Pasalnya, kesehatan mereka mungkin berdampak penting pada kehamilan.
“Kami berhipotesis bahwa kesehatan dan gaya hidup ayah dapat berdampak negatif pada susunan dan ekspresi genetik dalam sperma, dan hal ini dapat mengubah sebaik apa fungsi plasenta. Jika plasenta tidak berfungsi dengan baik, maka bisa menyebabkan keguguran yang kami amati. Misalnya, ayah yang merokok dan pola makan buruk dapat mempengaruhi kualitas sperma, ” tambah Eisenberg
Baca juga: Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mengalami Keguguran
Penyebab dan Faktor Pemicu Keguguran
Penyebab keguguran bukan cuma menyoal kesehatan suami saja. Pasalnya, ada penyebab keguguran amat beragam, salah satu contohnya adalah masalah gigi pada kehamilan. Gigi berlubang disebut-sebut dapat memicu keguguran pada ibu hamil.
Buktinya bisa kita lihat pada studi yang dipublikasikan International Dental Journal dengan judul “Further evidence for periodontal disease as a risk indicator for adverse pregnancy outcomes”.
Para peneliti dalam riset tersebut menemukan bahwa wanita yang memiliki masalah gigi (penyakit periodontal), lebih cenderung melahirkan secara prematur, memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah, bahkan mungkin lebih cenderung mengalami keguguran.
Di samping itu, ada pula faktor pemicu keguguran lainnya yang mesti diwaspadai. Menurut National Institutes of Health (NIH) kebanyakan keguguran pada ibu hamil disebabkan oleh masalah kromosom yang membuat bayi tidak mungkin berkembang. Dalam kasus yang jarang terjadi, masalah ini terkait dengan gen ibu atau ayah.
Nah, berikut faktor pemicu keguguran lainnya yang perlu diwaspadai:
- Penyalahgunaan narkoba dan alkohol.
- Paparan racun lingkungan.
- Masalah hormon.
- Infeksi.
- Kegemukan.
- Masalah dengan organ reproduksi ibu.
- Masalah dengan respons imun tubuh.
- Penyakit serius di seluruh tubuh (sistemik) pada ibu (seperti diabetes yang tidak terkontrol).
- Kebiasaan merokok.
- Wanita yang hamil di usia lebih dari 30 tahun, risiko semakin meningkat pada mereka di atas 40 tahun.
- Wanita yang telah mengalami beberapa kali keguguran.
Baca juga: Waspada Komplikasi yang Diakibatkan Keguguran
Nah, bagi ibu dan ayah yang hendak ingin memiliki keturunan, bisa kok berdiskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mengetahui program kehamilan yang sehat.
Selain itu, bagi bumil yang memiliki masalah kesehatan juga bisa memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, kan?