Kenapa Seseorang Bisa Jadi Aseksual? Ini Penjelasannya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   25 Juni 2018
Kenapa Seseorang Bisa Jadi Aseksual? Ini PenjelasannyaKenapa Seseorang Bisa Jadi Aseksual? Ini Penjelasannya

Halodoc, Jakarta – Seksualitas adalah hal yang beragam. Kamu mungkin sudah paham betul mengenai apa itu homoseksual dan heteroseksual, tapi pasti banyak yang belum memahami apa itu aseksual. Aseksualitas ialah salah satu bagian dari orientasi seksual yang terjadi saat seseorang tidak merasa tertarik dengan orang lain. Ini disebabkan karena orientasi seksual mengacu pada apa yang seseorang rasakan terhadap orang lain dan bukan mengenai apa yang mereka lakukan.

Penyebab Aseksual

Berbeda dengan homoseksualitas dan heteroseksual yang sudah jelas mengenai preferensi seksual mereka, mereka yang mengaku aseksual dapat dikenali dengan kurangnya atau tidak ada hasrat maupun ketertarikan seksual terhadap orang lain. Namun, bukan berarti mereka sama sekali tidak pernah melakukan aktivitas seksual sebelumnya.

Karena sifat seksualitas yang cair, bisa jadi mereka yang mengaku aseksual pernah melakukan hubungan intim atau menjalin hubungan asmara dengan orang lain. Namun kenyataannya, hal tersebut tidak menarik lagi bagi mereka. Fenomena aseksual sendiri juga belakangan ini menjadi marak terkait dengan semakin merebaknya gaya hidup individualis yang terjadi di kota-kota besar. Sementara penyebab aseksual bisa karena beragam hal.

Baca juga: Inilah Manfaat Hubungan Intim untuk Kesehatan

Aseksualitas Bukan Gangguan Seksual

Semua hal di dunia ini tidaklah terlepas dari aspek seksualitas. Mereka dapat ditampilkan melalui iklan, film, hingga tradisi agama. Sehingga mungkin akan sulit membayangkan bagaimana seksualitas bisa tidak memainkan peran apapun, sekecil apapun, dalam kehidupan seseorang. Namun, hanya karena aseksualitas adalah hal yang jarang orang banyak ketahui, bukan berarti aseksual adalah gangguan seksual atau penyakit mental.

Sama halnya dengan homoseksualitas, pemberian label penyakit kepada aseksual dan homoseksualitas bukanlah hal yang tepat. Sebab, mereka yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai aseksual tidak akan merasa terganggu sama sekali dengan kondisi mereka. Karena sesuai dengan definisnya, gangguan atau penyakit ialah hal yang menyebabkan orang yang mengalaminya merasa menderita atau menimbulkan risiko kesehatan lain.

Aseksual Masih Bisa Terangsang

Anggapan bahwa aseksual tidak tertarik pada orang lain itu memang benar adanya, tetapi bukan berarti mereka mengidap impoten. Berbeda dengan biseksual, aseskual memiliki kemungkinan fantasi seksual yang lebih luas, bahkan kepada hal-hal yang bukan merupakan benda hidup.

Jenis Aseksual

Seorang Sosiolog dari Universitas Warwick, Mark Carrigan, mengatakan bahwa aseksual terdiri dari dua, yaitu aromantic asexual dan romantic asexual. Kaum aseksual yang aromantic tidak memiliki ketertarikan romantis, dalam banyak kasus mereka tidak suka disentuh, mereka tidak menginginkan semua jenis keintiman fisik. Sementara, kaum aseksual yang romantic tidak memiliki ketertarikan seksual, tetapi mereka mengalami ketertarikan romantis.

Misalnya, mereka melihat seseorang dan tidak merespon mereka secara intim, tetapi mereka ingin berdekatan dengan orang tersebut, mengetahui hal-hal lebih dalam tentang mereka, dan berbagi apa saja dengan mereka. Namun, kaum aseksual memiliki satu kesamaan, mereka tidak tertarik untuk berhubungan intim. Yang pasti, kaum aseksual tidak sama dengan orang selibat seperti romo dan biksu yang memang tidak diizinkan menikah atau berhubungan intim sesuai ajaran agamanya. Kaum aseksual tidak berhubungan intim bukan karena sengaja atau tidak sengaja; mereka memang sama sekali tidak tertarik dengan hubungan intim tersebut.

Baca juga: Tingkatkan Gairah, Coba Hubungan Intim dengan Vibrator

Jadi pada dasarnya, penyebab aseksual bukanlah penyakit dan bukan kelainan. Ini adalah kondisi yang terjadi saat seseorang tidak memiliki gairah untuk melakukan hubungan intim atau menjalin hubungan dengan orang lain. Nah, jika kamu punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikasi Halodoc saja! Hubungi dokter kapan saja dan di mana saja melalui layanan Video/Voice Call dan Chat. Yuk, segera download di App Store dan Google Play!