Kenapa Anak-Anak Minim Risiko Alami Long COVID-19?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   18 Juni 2021
Kenapa Anak-Anak Minim Risiko Alami Long COVID-19?Kenapa Anak-Anak Minim Risiko Alami Long COVID-19?

“Orang dewasa kerap mengalami long COVID-19 seperti sakit kepala, pusing, dan kesulitan bernapas lebih dari sebulan setelah terinfeksi. Hal yang sama tidak terjadi pada anak-anak. Ini dikarenakan anak-anak memiliki respons sistem kekebalan yang sangat kuat terhadap infeksi COVID-19.”

Halodoc, Jakarta – Gejala long COVID-19 jarang dialami oleh anak-anak. Padahal, orang dewasa kerap mengalami pasca COVID-19 seperti sakit kepala, pusing, dan kesulitan bernapas lebih dari sebulan setelah terinfeksi.

Namun, hal yang sama tidak terjadi pada anak-anak. Kenapa anak-anak minim risiko alami long COVID-19? Ini dikarenakan anak-anak memiliki respons sistem kekebalan yang sangat kuat terhadap infeksi COVID-19. 

Anak-Anak Memiliki Sistem Imun Lebih Kuat

Beberapa studi yang dilakukan di beberapa negara menunjukkan anak-anak yang dites positif COVID-19 memiliki peluang rendah untuk mengalami gejala long COVID-19 dan memerlukan rawat inap. Dari anak-anak yang tertular virus corona, gejala yang paling umum adalah sakit kepala dan kelelahan. Hanya 1,8 persen anak-anak mengalami gejala long COVID-19 selama 56 hari setelah dites positif terinfeksi virus. 

Baca juga: Ketahui Prosedur Tes COVID-19 pada Anak

Para peneliti mengungkapkan bahwa anak-anak dan orang dewasa menunjukkan respons sistem kekebalan yang berbeda terhadap infeksi oleh SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. Ini menjelaskan mengapa hasil COVID-19 cenderung jauh lebih buruk terjadi pada orang dewasa.

Respons imun yang meluas dan berbahaya akan virus  COVID-19 telah dikaitkan dengan sindrom gangguan pernapasan akut pada orang dewasa. Sedangkan pada anak-anak respons imun justru ditekan. 

Tim peneliti memeriksa sampel serum dan sel yang diperoleh dari pasien anak dan dewasa yang didiagnosis COVID-19 dan menemukan bahwa anak-anak mengekspresikan tingkat yang lebih tinggi dari dua molekul sistem kekebalan spesifik. 

Baca juga: Perlukah Bayi Lakukan Swab Test Antigen Saat Bepergian?

Dua molekul itu adalah interleukin 17A (IL-17A), yang membantu memobilisasi respons sistem kekebalan selama infeksi awal dan interferon gamma (INF-γ), yang memerangi replikasi virus. Semakin muda pasien, semakin tinggi kadar IL-17A dan INF-γ yang dimiliki.

IL-17A dan INF-γ adalah bagian dari sistem kekebalan bawaan jenis respons non-spesifik yang lebih primitif yang diaktifkan lebih awal setelah infeksi. Sebaliknya, orang dewasa menunjukkan respons sistem kekebalan adaptif yang lebih kuat termasuk tingkat antibodi penetralisir yang lebih tinggi dan merekam patogen untuk dieliminasi. 

Sederhananya, anak-anak memiliki respons imun bawaan yang lebih kuat dan mendeteksi virus lebih awal, sehingga melindungi anak-anak dari kondisi penyakit paru yang parah. 

Minim Risiko, Tapi Bisa Saja Terjadi

Walaupun anak-anak memiliki risiko kecil mengalami long COVID-19, kemungkinannya tetap ada. Jika orangtua berpikir anak mengidap long COVID-19, catat gejala dan polanya.  Perlu diketahui juga gejalanya sendiri mungkin beragam dan dapat berfluktuasi, dan mungkin muncul beberapa bulan setelah infeksi virus corona. Kalau orangtua butuh informasi lebih detail mengenai long COVID-19 pada anak, bisa ditanyakan kepada dokter melalui aplikasi Halodoc!

Baca juga: Perlu Tahu, Ini 4 Fakta Virus Corona pada Anak dan Balita

Pandemi telah memengaruhi semua orang, tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Selain kesehatan fisik, penting untuk orangtua juga aware dengan kesejahteraan mental anak-anak. 

Pengurangan aktivitas fisik juga bisa menempatkan anak pada risiko kesehatan mental anak. Ada baiknya orangtua lebih kreatif memberikan aktivitas kepada anak supaya anak tidak bosan dan kesehatan mentalnya tetap terjaga.

Walaupun ada pembatasan aktivitas fisik di luar karena corona, orangtua tetap bisa mengajak anak melakukan kegiatan aktif di rumah. Misalnya berolahraga, membersihkan kebun, atau menemukan hobi baru yang membuat anak tetap ceria dan bersemangat meski tidak bisa keluar rumah.

Referensi:
Global News. Diakses pada 2021. Children can be COVID-19 long haulers but it is very rare, experts say.
Drug Target Review. Diakses pada 2021. Team reveals why children’s immune response to COVID-19 is better than adults’.
Activehlth.com. Diakses pada 2021. Are Children’s Immune Systems Stronger than Adults?