Kenali Urosepsis, Salah Satu Komplikasi dari Infeksi Saluran Kemih
Halodoc, Jakarta – Untuk memahami urosepsis adalah penting untuk memahami infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih, umumnya dikenal sebagai ISK, yaitu infeksi yang memengaruhi sebagian saluran kemih. Saluran kemih meliputi ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Infeksi pada salah satu dari ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, rasa sakit, serta keinginan untuk sering buang air kecil dan demam.
Baca juga: Pentingnya Buang Air Kecil Setelah Berhubungan Intim
Sebagian besar infeksi saluran kemih terjadi di kandung kemih (sistitis) dan uretra (uretritis), infeksi ginjal (pielonefritis) lebih jarang terjadi, tetapi biasanya bersifat lebih parah. Urosepsis adalah suatu kondisi di mana infeksi saluran kemih menyebar dari saluran kemih ke aliran darah yang menyebabkan infeksi sistemik yang bersirkulasi melalui tubuh.
Jenis infeksi darah ini disebut sebagai sepsis. Sebanyak 25 persen orang yang mengembangkan sepsis ditemukan memiliki infeksi saluran kemih awal sebagai sumber kondisi tersebut. Urosepsis sangat serius dan dapat dengan cepat berkembang menjadi infeksi yang mengancam jiwa.
Bahkan dengan diagnosis dan pengobatan yang cepat, urosepsis masih dapat berkembang menjadi infeksi yang sulit dikendalikan dengan obat-obatan dan perawatan yang mendukung. Dalam kasus yang paling parah, sampai dapat menyebabkan kegagalan organ multisistem.
Baca juga: Inilah 4 Penyebab ISK pada Perempuan
Identifikasi dini infeksi saluran kemih bersama dengan perawatan yang tepat adalah cara terbaik untuk mencegah urosepsis. Mungkin bagi seorang pengidap untuk mengembangkan urosepsis tanpa mengidentifikasi gejala-gejala infeksi saluran kemih atau mencari perawatan.
Waspadai Gejalanya
Tanda-tanda dan gejala infeksi saluran kemih dapat bervariasi dari orang ke orang. Beberapa orang mungkin mengalami demam, sedangkan sebagian yang lain merasa normal, tapi menemukan bahwa penampilan urine mereka telah berubah. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih yang paling umum adalah:
-
Sensasi terbakar saat buang air kecil
-
Nyeri atau tekanan panggul
-
Kadang disertai demam
-
Urine dengan bau kuat menyengat
-
Intensitas berkemih yang terlalu sering
-
Perubahan warna urine yang mengeruh
-
Rasa tidak dapat menahan urinasi dan tidak puas setelah buang air kecil (BAK)
Ada beberapa alasan mengapa urosepsis lebih sering terjadi pada pengidap yang sebelumnya pernah melakukan operasi. Banyak pengidap memiliki kateter urine di tempatnya saat mereka di operasi yang memakan waktu berjam-jam atau berhari-hari setelah operasi. Penempatan kateter dilakukan dengan menggunakan teknik steril. Namun, memiliki kateter tetap meningkatkan risiko infeksi karena merupakan benda asing.
Baca juga: Ini Cara untuk Mencegah Terjadinya Striktur Uretra
Pembedahan yang terjadi di atau dekat saluran kemih meningkatkan risiko infeksi saluran kemih berikutnya. Operasi, seperti transplantasi ginjal, operasi prostat, dan operasi kandung kemih diketahui meningkatkan risiko urosepsis.
Selain itu, ada hal-hal lain yang dapat meningkatkan komplikasi pada urosepsis, seperti sistem kekebalan tubuh melemah, penerima transplantasi ginjal, mengidap penyakit kronis, diagnosis ISK terkini, dan sejarah ISK berulang. Selain itu, riwayat urosepsis, gangguan saluran kemih, usia yang bertambah tua, mengidap diabetes, mengalami kateterisasi berulang, baru pertama kali melakukan kateterisasi, ketidakmampuan untuk sepenuhnya mengosongkan kandung kemih, dan kateter dalam jangka panjang.
Pengobatan urosepsis sangat tergantung pada keparahan penyakit. Beberapa pengidap dengan kasus yang relatif kecil dapat diobati secara efektif di rumah dengan antibiotik. Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai urosepsis, pencegahan, serta perawatannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.