Kenali Tumbuhan Tuba yang Berguna untuk Peracun Ikan
“Tanaman tuba merupakan racun alternatif sebagai pengganti pestisida sintetis. Racun dari tanaman tuba lebih ramah lingkungan, dan aman jika terpapar pada manusia.”
Halodoc, Jakarta – Tanaman tuba merupakan semacam tumbuhan semak berbunga kecil yang dibudidayakan di daerah tropis. Tumbuhan ini diketahui mengandung zat kimia rotenone yang bersifat insektisida. Tanaman ini biasanya digunakan sebagai racun ikan dan sebagai insektisida alami.
Spesies ini mudah beradaptasi dengan berbagai iklim dan jenis tanah, sehingga penyebarannya pun cukup mudah dan meluas. Lantas, bagaimana cara kerja tanaman tuba sebagai peracun ikan?
Cara Kerja Tanaman Tuba Sebagai Racun Ikan
Perlu diketahui, penggunaan pestisida sintetis secara terus menerus bisa mengakibatkan resistensi (ketahanan) hama. Selain itu, hama juga lebih kebal terhadap racun dari pestisida sintesis. Maka dari itu, perlu adanya senyawa alternatif sebagai pengganti pestisida sintesis. Nah, salah satunya tumbuhan tuba (Derris elliptica).
Tanaman tuba telah lama dimanfaat sebagai biopestisida karena dianggap lebih ramah lingkungan. Sebenarnya tumbuhan ini merupakan tanaman liar, tapi dapat dibudidayakan. Bahkan, budidaya tanaman ini bermulai dari India, hingga Papua Nugini, termasuk kawasan Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika.
Menurut sebuah kajian ilmiah, bagian akar tanaman tuba memiliki racun (rotenone) berwarna putih yang jika terkena air, racun tersebut tidak larut. Bila kamu mengambil akar tuba segar dan menumbuknya dengan kayu, maka kulitnya akan lumat. Setelah itu, perah kulit tersebut dalam air, maka larutan putih akan keluar. Nah, larutan putih itulah yang secara tradisional digunakan sebagai racun ikan.
Cairan putih dari akar tanaman tuba harus dilarutkan pada sungai air tawar berarus kecil yang hendak dituba. Racun dari tanaman tuba ini dapat bekerja di sepanjang anak sungai hingga beberapa puluh meter di sungai kecil. Jika sungainya kecil, maka sebaiknya tumbuk tuba di area tengah sungai yang ingin dituba.
Ikan-ikan yang terpengaruh dengan racun tuba akan mengalami mabuk dan mengapung, sehingga mudah untuk ditangkap. Setelah beberapa jam atau beberapa hari (tergantung pada arus sungai), keadaan sungai akan pulih kembali dan bebas dari kandungan racun.
Selain berfungsi sebagai penangkap atau peracun ikan liar, akar tanaman tuba juga digunakan untuk membasmi ikan liar di tambak. Seperti ikan pengganggu (poecilia reticulate) di kolam air tawar, dan tanaman palawija serta sayuran tertentu. Hanya saja, racun dari tanaman tuba lebih efektif pada ikan air tawar dibandingkan air payau dan air asin.
Tanaman Tuba juga Memiliki Manfaat Kesehatan
Rotenone pada tanaman tuba merupakan senyawa aktif untuk membunuh hama tanaman dan ikan liar. Senyawa tersebut digolongkan ke dalam flavonoid. Sedangkan senyawa lain yang terkandung di dalamnya yaitu deguelin, tefrosis, dan toksikarol. Namun, sifat racunnya tidak sekuat rotenone.
Perlu diketahui, rotenone 15 kali lebih beracun dibandingkan nikon dan 25 kali lebih toksik dibanding potassium ferrosianida. Hanya saja menurut beberapa kajian ilmiyah, rotenone relatif lebih aman terhadap kesehatan manusia dan hewan berdarah panas.
Akar tuba diketahui bermanfaat sebagai pengobatan tradisional. Misalnya sebagai obat kudis dan sebagai bahan anti nyamuk yang ramah lingkungan. Penggunaannya juga aman, karena tidak mengganggu kesehatan manusia.
Itulah yang perlu diketahui tentang tanaman tuba yang selain digunakan untuk meracuni ikan liar, tapi juga bermanfaat untuk kesehatan manusia.
Kemungkinan masih banyak tanaman liar yang sebenarnya memiliki manfaat kesehatan. Nah, bagi kamu yang memiliki keluhan kesehatan bisa bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Greeners. Diakses pada 2022. Tuba, Biopestisida Andal Pembasmi Hama Tanaman dan Ikan Liar
Cabi. Diakses pada 2022. Derris elliptica
(tuba root)
Science Alert. Diakses pada 2022. Genetic-relatedness of Tuba Plants from Peninsular Malaysia and Quantitative Analysis of their Rotenone
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan