Kenali Sindrom Stevens Johnson yang Dapat Memicu Infeksi Kulit
Halodoc, Jakarta – Seorang balita di Inggris, Lennon Townsend, mengidap sebuah penyakit yang cukup langka, yaitu sindrom stevens johnson. Awalnya, ibu Lennon, Nicola, mengira bahwa sang anak hanya mengalami kondisi ruam kulit yang dapat segera diatasi. Namun, Nicola merasa aneh pada gejala yang dialami sang anak, Lennon mengalami pengelupasan kulit pada beberapa bagian tubuh. Dokter pun mendiagnosis Lennon mengalami sindrom stevens johnson yang merupakan sebuah penyakit langka.
Baca juga: Kenali Prosedur Diagnosis Nekrolisis Epidermal Toksik
Sindrom stevens johnson merupakan salah satu kelainan pada kulit yang sangat jarang terjadi dan diduga akibat reaksi tubuh terhadap adanya obat atau paparan infeksi virus dan bakteri. Tentunya pengidap sindrom stevens johnson memerlukan penanganan yang tepat karena penyakit ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada pengidapnya. Tidak ada salahnya ketahui beberapa gejala dan penanganan yang tepat untuk pengidap sindrom stevens johnson.
Inilah Penyebab Sindrom Stevens Johnson
Sindrom stevens johnson menjadi salah satu penyakit yang jarang dan sangat langka. Bahkan, penyebab pasti dari sindrom ini pun belum diketahui. Namun, kondisi ini dapat dipicu oleh penggunaan obat secara berlebihan atau kondisi infeksi. Ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat memicu seseorang mengalami kondisi ini, seperti obat anti asam urat, obat untuk mengatasi kejang dan penyakit mental, obat pereda nyeri, obat antivirus, dan obat antibiotik.
Tidak hanya pada orang dewasa, nyatanya penyakit ini juga dapat dialami oleh anak-anak. Sindrom stevens johnson pada anak-anak lebih sering terjadi akibat adanya infeksi virus. Ada beberapa infeksi virus yang dapat menyebabkan anak-anak mengalami sindrom ini, seperti penyakit gondok, flu, herpes simpleks, virus coxsackie, dan virus epstein barr.
Selain itu, adanya infeksi bakteri juga dapat menyebabkan anak-anak alami sindrom steven johnson. Namun, kasus sindrom stevens johnson yang disebabkan oleh infeksi bakteri sangat jarang terjadi. Selain penggunaan obat dan infeksi, sindrom ini dapat meningkat risiko ketika seseorang memiliki gangguan imun tubuh, pernah mengalami kondisi yang serupa, dan memiliki riwayat keluarga dengan sindrom stevens johnson.
Baca juga: Idap Nekrolisis Epidermal Toksik, Ini Dampaknya Bagi Tubuh
Kenali Gejala Sindrom Stevens Johnson
Pengidap sindrom stevens johnson biasanya akan mengalami gejala awal, seperti demam, nyeri tubuh, mata yang terasa panas, merasa tidak nyaman, hingga alami kesulitan menelan. Banyak yang mengatakan gejala awal sindrom stevens johnson hampir mirip dengan penyakit flu, tetapi sindrom ini akan menyebabkan gejala lanjutan, seperti sakit kepala, hingga batuk dengan dahak maupun cairan nanah.
Gejala lanjutan akan terjadi pada bagian kulit yang menyebabkan bintik kemerahan yang menyebar dan menyatu membentuk ruam. Kondisi ruam akan terasa gatal dan nyeri serta dapat berubah menjadi luka lepuh. Luka lepuh dapat muncul pada bagian hidung, mata, mulut, serta kelamin. Tentunya luka lepuh akan terasa nyeri dan menyebabkan pengelupasan kulit.
Komplikasi Akibat Sindrom Stevens Johnson
Pemeriksaan perlu dilakukan untuk memastikan penyebab keluhan kesehatan kulit yang kamu alami. Sindrom stevens johnson dapat terdeteksi melalui pemeriksaan fisik, biopsi kulit, kultur kulit, tes pencitraan, dan tes darah. Tentunya, pengidap sindrom stevens johnson memerlukan perawatan di rumah sakit. Langkah pertama mengurangi gejala sindrom ini dengan menghentikan penggunaan jenis obat yang sedang dikonsumsi oleh pengidap.
Untuk meredakan gejala, ada beberapa obat yang akan digunakan, seperti obat pereda nyeri, antibiotik, dan obat antiradang. Tidak hanya itu, pengidap sindrom stevens johnson juga perlu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan dalam tubuh agar penyembuhan luka dapat dilakukan dengan baik.
Baca juga: Ini Cara Mengobati Infeksi Kulit Berdasarkan Penyebabnya
Kondisi yang tidak ditangani dengan tepat berisiko tingkatkan komplikasi, seperti infeksi kulit yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya pada kulit, gangguan pada organ dalam, gangguan mata, hingga alami perubahan kulit menjadi lebih gelap.
Jangan ragu untuk segera gunakan aplikasi Halodoc dan tanya langsung pada dokter mengenai keluhan kesehatan yang muncul pada bagian kulit ketika tidak kunjung membaik. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Stevens Johnson Syndrome.
National Health Service UK. Diakses pada 2020. Stevens Johnson Syndrome.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Stevens Johnson Syndrome.
National Organization for Rare Disorders. Diakses pada 2020. Stevens Johnson Syndrome and Toxic Epidermal Necrolysis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan