Kenali Prosedur Diagnosis Nekrolisis Epidermal Toksik
Halodoc, Jakarta - Dikenal juga dengan sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik adalah kelainan serius yang jarang terjadi pada kulit dan selaput lendir. Kondisi ini disebabkan karena infeksi atau reaksi alergi terhadap jenis obat tertentu. Kelainan kulit ini ditandai dengan munculnya ruam merah keunguan yang menyakitkan, menyebar, dan melepuh.
Meski pada akhirnya lapisan atas kulit yang terinfeksi akan mati, luruh, dan sembuh, kelainan kulit ini memerlukan penanganan medis segera dan rawat inap. Pemulihannya memakan waktu hingga berbulan-bulan bergantung pada seberapa parah kelainan ini menyerang kulit tubuh.
Reaksi dari nekrolisis epidermal toksis jarang diketahui. Namun, jika penyebabnya adalah obat, biasanya jenis obat antiasam urat, obat untuk kejang dan penyakit mental, obat penghilang rasa sakit, dan obat antiinfeksi. Reaksi muncul sesaat setelah obat dikonsumsi atau jika obat berhenti dikonsumsi.
Baca juga: Perlu Diwaspadai, Ini Penyebab Nekrolisis Epidermal Toksik
Sementara itu, infeksi yang disinyalir turut menyebabkan terjadinya kelainan kulit ini seperti virus herpes, baik herpes simpleks atau herpes zoster, HIV, hepatitis A, dan pneumonia. Gejala yang muncul adalah demam, nyeri pada kulit yang meluas, ruam kulit berwarna merah keunguan yang melebar, kulit melepuh, dan terjadinya perubahan pada selaput lendir, seperti mulut, hidung, mata, dan organ vital, sakit pada mulut dan tenggorokan, kelelahan, sering batuk, dan mata yang terasa seperti terbakar.
Diagnosis Nekrolisis Epidermal Toksik
Pemeriksaan dan prosedur yang digunakan untuk melakukan diagnosis dari nekrolisis epidermal toksik berupa:
-
Pemeriksaan fisik. Dokter melakukan identifikasi kelainan kulit ini berdasarkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
-
Biopsi kulit. Agar diagnosis lebih sempurna, dokter melakukan biopsi kulit dengan mengambil sampel kulit yang mengalami infeksi.
-
Kultur. Kultur pada kulit, mulut, atau daerah lain juga diambil untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
-
Pengambilan gambar. Bergantung pada gejala yang dialami, dokter meminta untuk menjalani pemeriksaan rontgen dada untuk memeriksa apakah ada indikasi pneumonia.
-
Pemeriksaan darah. Tes darah dilakukan untuk mengetahui adanya infeksi atau kemungkinan penyebab lainnya.
Baca juga: Nekrolisis Termasuk Penyakit Serius, Kenali 5 Gejalanya
Nekrolisis epidermal toksis yang tidak atau terlambat penanganan berakhir pada terjadinya komplikasi serius, seperti:
-
Infeksi kulit sekunder atau selulitis yang dapat menyebabkan komplikasi lain yang membahayakan nyawa, misalnya sepsis.
-
Infeksi darah atau sepsis, yang terjadi ketika bakteri dari infeksi memasuki aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
-
Gangguan pada mata seperti iritasi dan mata kering pada kasus yang ringan. Pada kasus yang berat, ini bisa menyebabkan kerusakan jaringan yang bisa berakhir pada kebutaan.
-
Masalah pada paru-paru, yang berakhir pada kegagalan pernapasan akut.
-
Kerusakan kulit permanen, ketika kulit tumbuh kembali setelah sembuh, mungkin akan muncul benjolan dan warna kulit tidak normal serta munculnya bekas luka. Jika tidak segera ditangani, akan muncul masalah lain seperti kerontokan rambut dan kuku yang tumbuh tidak normal.
Baca juga: Fatal, Ini 6 Komplikasi Akibat Nekrolisis Epidermal Toksik
Jika infeksi terjadi karena obat, segera hentikan penggunaannya, dan tanyakan pada dokter penanganan pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah nekrolisis epidermal toksik ini menyebar luas. Segera download aplikasi Halodoc dan langsung pilih dokter spesialis kulit. Tanyakan pada dokter langsung di aplikasi Halodoc, tanpa perlu menunggu lama.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan