Kenali Pewarna Makanan Sehat dari Bahan Alami
“Demi menambah estetika, makanan terkadang ditambah dengan pewarna. Jenisnya sangat beragam, mulai dari pewarna makanan alami hingga sintetis yang membahayakan.”
Halodoc, Jakarta – Sama halnya dengan kosmetik, pewarna makanan hadir untuk menambah unsur estetika makanan. Sudah tentu, tujuannya adalah menarik minat konsumen untuk mencobanya. Namun, apakah penggunaannya sudah bisa dikatakan aman?
Penggunaan tambahan pewarna makanan di Indonesia diatur dan diawasi secara ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga Kementerian Kesehatan. Berdasarkan aturan yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang, pewarna makanan dikelompokkan menjadi dua, yaitu alami dan buatan atau sintetis.
Penting untuk kamu perhatikan dan waspadai, terkadang terjadi penyalahgunaan pemberian pewarna makanan dengan memberikan pewarna tekstil. Bukan tanpa alasan, menggunakan bahan kimia sudah pasti akan memunculkan dampak negatif pada kesehatan tubuh.
Baca juga: 5 Khasiat Sayuran dan Buah Berwarna yang Belum Banyak Diketahui
Lalu, Mana Saja yang Termasuk Pewarna Makanan Alami?
BPOM menjelaskan bahwa pewarna alami merupakan bahan tambahan makanan yang terbuat dari proses isolasi, ekstraksi, atau derivatisasi yang disebut juga sintesis parsial dari hewan, tumbuhan, mineral, atau sumber alami lainnya. Pewarna makanan yang terbuat dari bahan alami bisa dikatakan sebagai “kosmetik” yang tertua karena telah lama digunakan.
Sampai sekarang, penggunaan pewarna makanan dari bahan alami ini masih dianggap lebih aman dan tidak menimbulkan banyak efek samping. Adapun jenis pewarna makanan dari bahan-bahan alami ini, yaitu:
- Karoten untuk Warna Merah Tua, Jingga, atau Kuning
Bahan alami ini bisa dengan mudah kamu temukan pada sayur maupun buah yang memiliki warna yang sama, misalnya labu, ubi merah, dan wortel. Karoten sangat baik digunakan sebagai pewarna makanan sehat dan produk susu karena sifatnya yang mudah larut dalam lemak.
Baca juga: Cara Memanfaatkan Bawang Bombay sebagai Obat Herbal
- Klorofil untuk Warna Hijau
Bahan alami ini bisa kamu temukan pada semua sayuran atau tumbuhan yang memiliki warna daun hijau, termasuk daun mint dan bayam. Klorofil sendiri merupakan komponen yang penting bagi tanaman saat melakukan proses fotosintesis.
- Antosianin untuk Warna Biru dan Ungu
Kamu bisa menggunakan buah anggur atau bluberi untuk mendapatkan warna ungu maupun biru secara alami. Oleh karena sifatnya yang larut di dalam air, bahan alami ini cocok untuk membuat sirup atau agar-agar.
Tidak hanya itu, BPOM juga menyebutkan pewarna makanan alami untuk membuat menu makanan sehat lain yang sudah siap digunakan dan tentunya telah memiliki izin edar, yaitu karamel, kurkumin, merah buah bit, riboflavin, dan titanium dioksida.
Baca juga: Ingin Usus Sehat? Konsumsi Makanan Sehat Ini
Waspada Pewarna Makanan Berbahaya
Lalu, pewarna makanan seperti apa yang dianggap berbahaya dan perlu diwaspadai?
- Rhodamine B
Sebenarnya, jenis pewarna ini digunakan untuk kayu, sabun, kulit, tekstil, dan kertas. Tidak hanya itu, rhodamine B juga banyak digunakan untuk menguji bahan kimia yang menggunakan air raksa sebagai reagensia.
Bentuk dari rhodamine B berupa serbuk berwarna ungu kemerahan atau padatan berwarna hijau. Sementara warna yang dihasilkan berupa merah kebiruan. Apabila zat ini masuk ke dalam tubuh manusia dampaknya, yaitu keracunan dan memicu sel kanker.
- Kuning Metanil
Warna satu ini banyak digunakan untuk cat dan tekstil serta biasa dimanfaatkan untuk indikator reaksi asam basa atau netralisasi. Terbuat dari kombinasi difenilamin dan asam metanilat yang sangat membahayakan jika masuk ke dalam tubuh.
Reaksi mungkin tidak terjadi secara langsung, tetapi saat terjadi penumpukan akan memicu munculnya tumor pada kandung kemih, jaringan kulit, hati, hingga saluran pencernaan.
Itulah tadi jenis pewarna makanan alami dan berbahaya yang perlu kamu ketahui. Pastikan kamu memilih makanan dengan cermat, terlebih jika mengandung pewarna. Apabila kamu mengalami gejala yang tidak biasa, segera akses aplikasi Halodoc dan tanyakan penanganannya pada dokter. Apakah kamu sudah download aplikasinya?
Referensi:
BPOM. Diakses pada 2021. Bahan Berbahaya yang Dilarang untuk Pangan.
ACS. Diakses pada 2021. Eating with Your Eyes: The Chemistry of Food Colorings.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan