Kenali Perbedaan Gumoh & Muntah Pada Bayi
Halodoc, Jakarta – Tidak lama setelah disusui, ada kalanya bayi akan mengeluarkan lagi cairan susu dari mulutnya. Nah, untuk itu penting untuk ibu mengetahui perbedaan antara gumoh atau muntah yang dialami si kecil agar dapat memberikan penanganan yang tepat.
Gumoh
Bayi yang baru berumur beberapa minggu sampai satu tahun, akan sering mengalami gumoh, yairu mengeluarkan sebagian susu yang telah ia minum dari mulutnya. Kondisi tersebut normal, karena ukuran lambung bayi yang baru lahir terlalu kecil untuk menampung jumlah susu yang terlalu banyak. Selain itu, katup lambungnya pun masih belum dapat menutup dengan erat, sehingga volume susu yang berlebihan yang sudah masuk ke lambung, akan keluar lagi melalui mulut. Gumoh juga bisa terjadi jika bayi menelan udara terlalu banyak saat minum ASI, sehingga ia mengeluarkan cairan susu ketika bersendawa. Bayi dapat menelan banyak udara jika ia menangis saat sedang minum susu atau minum terlalu cepat.
Menurut data di Indonesia, 25% bayi Indonesia mengalami gumoh lebih dari 4 kali pada bulan pertama dan 50% bayi mengalami gumoh 1-4 kali per hari sampai usia 3 bulan. Kondisi gumoh yang normal biasanya terjadi setelah menyusu, berlangsung kurang dari 3 menit, dan tidak disertai oleh gejala lain. Volume susu yang dikeluarkan setiap bayi saat gumoh berbeda-beda, tapi rata-rata kurang dari 10 ml atau sekitar 1-2 sendok makan. Setelah gumoh, bayi akan terlihat lebih nyaman. Bayi yang mengalami gumoh juga terlihat aktif, dapat mengalami peningkatan beratbadan yang baik dan tidak mengalami gangguan pernapasan.
Cara Mengatasi Gumoh
Agar bayi bisa gumoh, ibu bisa membantu ia bersendawa setelah menyusui, dengan cara-cara berikut:
- Letakkan Bayi di Pangkuan Dengan Posisi Tengkurap
Ibu bisa menelungkupkan bayi di atas pangkuan, dan menopang dadanya agar posisi kepala lebih tinggi dari tubuhnya. Elus-elus punggung si kecil sampai dia bersendawa.
- Posisikan Bayi Menghadap ke Belakang
Sampirkan handuk kecil pada bahu sebagai alas untuk menahan muntahan susu bayi, lalu gendong bayi menghadap ke belakang dengan bersandar di bahu ibu. Posisikan tubuh bayi dalam keadaan tegak, lalu elus-elus lembut punggungnya sampai dia bersendawa.
- Menggendong Bayi Menghadap ke Depan
Ibu juga bisa menggendong bayi menghadap ke depan dengan cara menopang tengkuk dan bokongnya di depan tubuh ibu. Letakkan handuk kecil di dada si kecil untuk menahan muntahan. Lalu usahakan agar kepala si kecil sedikit lebih tinggi dari dadanya.
Muntah
Ibu bisa membedakan kondisi muntah dan gumoh dengan melihat ciri-cirinya. Jika bayi mengeluarkan lebih dari 10 ml cairan dengan cara disemburkan dari perut yang juga membuat otot dinding perutnya berkontraksi, itu berarti bayi ibu mengalami muntah. Terkadang bayi juga bisa mengeluarkan cairan muntah dari hidung. Namun, muntah baru dialami oleh bayi ketika ia berumur dua bulan. Muntah bisa menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan atau gangguan pencernaan pada bayi. Cara mengatasi muntah berbeda-beda tergantung dari penyebabnya, tapi sebaiknya ibu membawa bayi yang muntah untuk diperiksa oleh dokter.
Tanda-tanda bayi mengalami muntah yang tidak normal dan perlu segera ditangani dokter:
- Cairan yang dimuntahkan berwarna kehijauan, karena mungkin saja bayi mengalami gangguan pada ususnya.
- Bayi terlihat sangat kesakitan dan rewel.
- Selain muntah, bayi juga demam hingga 39 derajat Celcius.
- Perut bayi membengkak.
- Bayi muntah secara hebat terus menerus dalam waktu yang cukup lama, tanpa ada tanda-tanda perbaikan.
- Terdapat bercak darah yang banyak pada munatahannya.
Ibu bisa menghubungi dokter untuk berdiskusi seputar kesehatan bayi melalui aplikasi Halodoc. Dokter-dokter yang ahli dan professional siap membantu ibu kapan saja melalui Video/Voice Call dan Chat. Halodoc juga memudahkan ibu membeli produk kesehatan dan vitamin yang dibutuhkan, tanpa harus keluar rumah. Tinggal order, pesanan ibu pun akan langsung diantarkan dalam satu jam. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.