Kenali Perbedaan antara Sindrom Iritasi Usus dan Maag
Halodoc, Jakarta - Apakah kamu mengetahui apa yang menjadi perbedaan dari sindrom iritasi usus dan maag? Kebanyakan orang yang mengidap penyakit sindrom iritasi usus hanya menganggap bahwa penyakit yang dialaminya adalah penyakit maag biasa. Padahal, sindrom iritasi usus adalah penyakit yang berbahaya, hanya saja gejala yang ditimbulkan mirip dengan penyakit maag.
Sindrom iritasi usus merupakan kondisi yang memengaruhi saluran pencernaan dalam jangka panjang. Gejala utamanya, yaitu rasa nyeri dan tidak nyaman di perut. Sementara itu, sakit maag digambarkan sebagai rasa nyeri atau tidak nyaman pada perut, biasanya terjadi pada ulu hati atau di bawah tulang rusuk. Gejala ini yang akhirnya iritasi lambung dikaitkan dengan asam lambung atau maag.
Baca juga: Depresi Bisa Tingkatkan Risiko Sindrom Iritasi Usus
Ketahui Perbedaan antara Sindrom Iritasi Usus dan Maag
Sindrom iritasi usus, atau yang lebih dikenal dengan irritable bowel syndrome (IBS) merupakan penyakit pada pencernaan yang memengaruhi kinerja usus besar. Usus besar mempunyai fungsi yang penting, yaitu menyerap air dari makanan yang dikonsumsi. Proses penyiapan limbah sisa makanan berupa feses yang akan dikeluarkan melalui anus juga terjadi pada organ yang satu ini.
Berbeda dengan IBS, penyakit maag adalah penyakit dengan gejala berupa rasa nyeri dan panas pada lambung yang terjadi akibat sejumlah kondisi. Misalnya luka terbuka pada lapisan dalam lambung, infeksi bakteri, efek samping penggunaan obat antiinflamasi, dan stres.
Baca juga: Hindari 5 Makanan Ini untuk Mencegah Sindrom Iritasi Usus
Gejala yang Ditimbulkan pada Pengidap Sindrom Iritasi Usus dan Maag
Pada pengidap sindrom iritasi usus akan muncul gejala, diare atau sembelit, seperti perut kembung, feses yang disertai dengan lendir, kram perut, nyeri punggung, merasa kelelahan, sering buang gas, merasa mual, sensasi rasa panas pada dada, cepat merasa kenyang, serta mengalami penurunan nafsu makan. Gejala yang dialami pada pengidap IBS bisa bertambah parah, berangsur membaik, hingga hilang sepenuhnya.
Pada pengidap sakit maag, gejala biasanya akan bersifat ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan dokter. Penyakit maag baru akan dikatakan parah jika muncul gejala seperti nyeri ulu hati, sulit menelan, muntah, dan adanya penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Penyakit ini akan bertambah parah jika pengidapnya mengalami stres. Jika kondisi tersebut muncul, segera diskusikan dengan dokter ahli melalui aplikasi Halodoc, ya!
Baca juga: Inilah Tahapan Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Sindrom Iritasi Usus
Begini Langkah Pencegahan IBS dan Maag
Sindrom iritasi usus dan penyakit maag dapat membahayakan kesehatanmu. Untuk menghindarinya, lakukan pencegahan dengan melakukan beberapa hal di bawah ini, di antaranya:
- Konsumsi makanan berserat tinggi. Serat membantu bakteri baik yang ada di dalam perut dan berperan penting dalam kesehatan sistem pencernaan.
- Konsumsi yoghurt. Prebiotik yang satu ini membantu menekan bakteri jahat dalam pencernaan yang menimbulkan gangguan pencernaan.
- Konsumsi makanan sehat. Makanan sehat membantu perut dalam mencerna makanan dengan mudah, sehingga terhindar dari masalah pencernaan. Hindari mengonsumsi makanan yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan, seperti makanan asam, serta makanan dengan kandungan lemak atau karbohidrat yang tinggi.
- Kunyah makanan dengan baik. Mengunyah lebih lama sampai makanan halus membantu usus untuk mencerna makanan yang masuk ke dalam perut.
Kalau kamu sudah melakukan beberapa langkah di atas, sistem pencernaan akan terhindar dari penyakit berbahaya, seperti sindrom iritasi usus dan maag. Dengan pencernaan yang sehat, kamu dapat menjalani aktivitas harian kamu dengan nyaman. Jadi, jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan pencernaan kamu dengan melakukan beberapa langkah di atas, ya!