Kenali Penyebab Sariawan pada Anak dan Cara Pengobatannya

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   19 November 2024

Sariawan pada anak bisa disebabkan oleh infeksi virus, kekurangan gizi, hingga sensitivitas terhadap makanan.

Kenali Penyebab Sariawan pada Anak dan Cara PengobatannyaKenali Penyebab Sariawan pada Anak dan Cara Pengobatannya

DAFTAR ISI

  1. Penyebab Sariawan pada Anak
  2. Pilihan Pengobatan Sariawan pada Anak
  3. Hubungi Dokter Ini Jika Sariawan Anak Tak Kunjung Hilang 

Orang tua perlu memahami penyebab sariawan pada anak dan bagaimana cara mengatasinya. Sebab, sariawan dapat membuat anak rewel, bahkan juga tidak mau makan. 

Dalam medis, sariawan dikenal dengan sebutan stomatitis aphthous. Ini adalah luka kecil yang berkembang di mulut.

Meskipun ada beberapa kondisi medis yang jadi penyebabnya, sebagian besar sariawan tidak memiliki penyebab yang jelas. 

Untungnya, ada obat sariawan yang dapat menyembuhkan luka di mulut anak. Mau tahu apa saja rekomendasinya? Ini ulasannya!

Penyebab Sariawan pada Anak

Penyebab sariawan tidak sepenuhnya jelas, tetapi ada beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi pemicunya. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Infeksi virus

Salah satu penyebab sariawan pada anak adalah infeksi virus. Jika Ibu mendapati Si Kecil sering mengalami sariawan, mungkin penyebabnya adalah virus. 

Penyakit tangan, kaki, dan mulut (hand, foot and mouth disease) adalah salah satu kondisi yang umum menyerang bayi, balita, dan anak prasekolah.

Jika anak mengidap penyakit ini, salah satu gejalanya adalah sariawan, serta bintik-bintik serupa yang muncul sebagai lepuh di tangan dan kaki.

Kamu juga bisa mengonsumsi obat sariawan yang bisa dibeli di apotek. Ini rekomendasinya:

2. Penyakit autoimun

Sariawan berulang yang tidak memiliki penyebab yang jelas seperti penyakit virus atau kekurangan nutrisi mungkin merupakan tanda penyakit autoimun yang sedang berkembang. 

Banyak anak-anak dengan penyakit Celiac dan kondisi radang usus rawan mengalami sariawan. Gejala lainnya adalah kelelahan, kabut otak, dan nyeri sendi.

3. Kekurangan Gizi

Kemungkinan penyebab lainnya dari sariawan pada anak adalah kekurangan gizi. Salah satunya adalah rendahnya kadar zat besi.

Jika ini yang jadi penyebab, anak juga mungkin mengalami gejala lain seperti kulit pucat, lingkaran hitam di bawah mata, dan kelelahan. 

Untuk menghindarinya, Ibu perlu memastikan asupan zat besi anak tercukupi.

Anak-anak membutuhkan sekitar 8 hingga 15 miligram zat besi sehari, tergantung pada berat badannya dan apakah mereka mengalami periode menstruasi bulanan atau tidak. 

Mengalami kekurangan asam folat atau vitamin B12 juga dapat meningkatkan risiko anak terkena sariawan.

Jadi, sebaiknya pastikan anak mendapatkan semua kebutuhan nutrisinya secara seimbang, ya!

4. Sensitivitas makanan

Makanan tertentu dapat mengiritasi mulut pada beberapa anak dan menyebabkan sariawan.

Penyebabnya biasanya adalah makanan yang sangat asam seperti cokelat, kopi, dan buah jeruk yang mengiritasi selaput lendir sensitif di mulut anak.

Oleh sebab itu, anak sebaiknya menghindari sejumlah makanan tertentu selama mengalami sariawan.

Baca artikel berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut: Ini 5 Makanan yang Perlu Dihindari saat Mengalami Sariawan.

Pilihan Pengobatan Sariawan pada Anak

Selain mengetahui penyebab sariawan pada anak, Ibu juga perlu tahu bagaimana mengatasi kondisi ini, agar Si Kecil ceria kembali.

Perawatan sariawan pada anak akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum anak. Ini juga akan tergantung pada seberapa parah kondisinya.

Tujuan pengobatan adalah untuk membantu meringankan gejala. Perawatan mungkin termasuk: 

  • Minum lebih banyak cairan.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen.
  • Menjaga kebersihan mulut, dengan menyikat gigi secara teratur.
  • Menggunakan obat kumur untuk membantu mengatasi rasa sakit.
  • Hindari makan makanan abrasif, seperti keripik kentang dan kacang-kacangan, yang dapat mengiritasi gusi dan jaringan mulut halus lainnya.
  • Perhatikan apa saja makanan yang membuat anak alergi.
  • Hindari makanan pedas, asin, dan asam (seperti lemon dan tomat), yang dapat mengiritasi sariawan.

Meski sariawan bisa sembuh dengan sendirinya, Ibu perlu waspada dan bawa anak untuk periksa ke dokter jika:

  • Sangat menyakitkan.
  • Bertahan lebih dari beberapa minggu.
  • Berukuran sangat besar.
  • Terus datang kembali.

Hubungi Dokter Ini Jika Sariawan Anak Tak Kunjung Hilang 

Jika sariawan pada anak tak kunjung hilang, ibu bisa berkonsultasi dengan dokter gigi di Halodoc.

Mereka bisa memberikan saran perawatan yang tepat untuk menangani kondisi ini serta meresepkan obat yang aman untuk Si Kecil.

Berikut ini terdapat beberapa dokter gigi yang telah memiliki pengalaman lebih dari 5 tahun dalam praktiknya.

Mereka juga mendapatkan penilaian positif dari pasien yang pernah mereka tangani. Berikut daftar dokter yang bisa kamu hubungi:

1. drg. Angel Monica

Ibu bisa menghubungi dokter Angel Monica. Ia adalah alumni Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha pada tahun 2021. 

Saat ini, ia membuka praktik di Bandung, Jawa Barat, dan menjadi anggota aktif PDGI dengan nomor STR 3222100121238523.

Dengan pengalaman selama 3 tahun, drg. Angel Monica dapat memberikan konsultasi mengenai penanganan sariawan pada anak.

Ia juga bisa memberikan solusi terkait perawatan gigi kompleks, penyakit gusi, perawatan gigi anak, dan kawat gigi. 

Chat drg. Angel Monica mulai dari Rp 22.500,- di Halodoc. 

2. drg. Agnes Triani

Agnes Triani adalah lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya pada tahun 2018. Kini ia membuka praktik di Gorontalo dan masih menjadi anggota aktif PDGI dengan nomor STR 1622100223201522.

Dengan pengalaman selama 6 tahun, drg. Agnes Triani dapat memberikan konsultasi seputar cara mengatasi sariawan pada anak.

Chat drg. Agnes Triani mulai dari Rp 22.500,- di Halodoc.

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline

Sebab, ibu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Ayo hubungi dokter gigi di Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Kids Health. Diakses pada 2024. Canker Sores.
Stanford Children. Diakses pada 2024. Canker Sores (Aphthous Ulcers) in Children.
WebMD. Diakses pada 2024. What to Know About Canker Sores in Children.