Kenali Penyebab Ibu Hamil Rentan Alami Hipotensi
Halodoc, Jakarta - Hipotensi pada ibu hamil merupakan kondisi yang umum terjadi, dan umumnya akan kembali normal setelah persalinan. Meski bukanlah kondisi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan, hipotensi pada ibu hamil bisa saja membahayakan saat tekanan darah sangat rendah. Bukan hanya berbahaya bagi ibu saja, darah rendah saat kehamilan juga akan membahayakan janin dalam kandungan.
Oleh karena bisa saja menjadi hal yang berbahaya, pemeriksaan tekanan darah merupakan hal yang wajib dilakukan saat pemeriksaan rutin kehamilan. Pemeriksaan tekanan darah dapat menginformasikan bagaimana kondisi kesehatan ibu dan janin. Jika terlalu tinggi, kemungkinan ibu akan mengalami preeklampsia. Lantas, apa saja yang menjadi penyebab hipertensi pada ibu hamil? Berikut pembahasannya!
Baca juga: 4 Buah yang Cocok Dikonsumsi saat Tekanan Darah Rendah
Ini yang Jadi Penyebab Hipotensi pada Ibu Hamil
Tekanan darah normal pada ibu hamil berada pada angka kurang dari 120/80 mmHg. Jika kurang dari itu, ibu hamil positif mengidap tekanan darah rendah. Kondisi ini normal terjadi pada 24 minggu pertama kehamilan, karena aliran darah mengalir menuju plasenta. Hipotensi pada ibu hamil bisa terjadi saat tekanan darah berada pada angka kurang dari 90/60 mmHg. Berikut sejumlah penyebabnya:
- Infeksi,
- Anemia,
- Dehidrasi,
- Perdarahan,
- Reaksi alergi,
- Gangguan jantung,
- Hormon kehamilan,
- Bedrest yang terlalu lama,
- Konsumsi obat-obatan,
- Kekurangan nutrisi.
Jika dibiarkan begitu saja, sejumlah kondisi tersebut dapat memicu terjadinya tekanan darah yang sangat rendah, sehingga kegagalan organ atau syok pada ibu hamil bisa saja terjadi. Sedangkan efeknya pada janin adalah berat badan rendah saat lahir. Oleh karena komplikasi yang bisa membahayakan, segera temui dokter di rumah sakit terdekat saat menemukan sejumlah gejalanya, ya!
Pada umumnya, gejala klinis hipotensi pada ibu hamil akan ditandai dengan pusing saat mengubah posisi tubuh, pingsan, mual, rasa lelah, gangguan penglihatan, haus, pucat, napas cepat dan pendek, serta sulit untuk berkonsentrasi. Segera temui dokter untuk memastikan jika gejala tersebut disebabkan oleh hipotensi, bukan gangguan kesehatan lain yang berbahaya.
Baca juga: Ampuhkah Daging Kambing untuk Pengidap Darah Rendah?
Begini Langkah Mengatasi Darah Rendah saat Kehamilan
Tekanan darah rendah tidak berdampak negatif pada ibu dan si buah hati, selama penurunannya tidak terjadi dengan drastis. Kondisi ini akan kembali normal setelah melahirkan. Untuk meringankan gejala yang muncul, ibu dapat melakukan beberapa langkah sederhana berikut ini:
- Konsumsi cukup air putih.
- Cukupi asupan garam.
- Sering makan dalam porsi kecil.
- Konsumsi makanan bergizi seimbang.
- Berbaring menghadap kiri.
- Jangan berdiri terlalu cepat.
- Jangan berdiri terlalu lama.
- Lakukan olahraga ringan.
- Cukupi waktu istirahat.
Selain beberapa langkah tersebut, hipotensi pada ibu hamil dapat dicegah dengan mengonsumsi vitamin prenatal. Namun perlu diingat bahwa mengonsumsi vitamin selama masa kehamilan harus sesuai dengan resep dokter. Bukan hanya mengonsumsi vitamin saja untuk memastikan kesehatan ibu dan janin, ibu juga diwajibkan menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan rutin selama masa kehamilan.
Baca juga: Benarkah Tekanan Darah Dipicu oleh Sakit Jantung?
Setelah menjalani beberapa langkah mengatasi hipotensi pada ibu hamil, tetapi gejala yang muncul justru semakin lebih parah, silahkan diskusikan masalah ini dengan dokter di aplikasi Halodoc untuk mengetahui langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Diskusikan juga dengan dokter saat ibu mengalami sakit kepala, sesak napas, nyeri dada, pusing, atau lemas. Penanganan yang tepat dilakukan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada ibu dan janin.