Kenali Lebih Lengkap Tes Alergi untuk Mencegah Syok Anafilaktik
Halodoc, Jakarta - Kondisi syok anafilaksis dapat terjadi saat kamu memiliki antibodi, yang sebenarnya antibodi ini digunakan untuk sistem pertahanan tubuh dalam melawan infeksi dan zat asing berbahaya. Namun, pada kasus alergi antibodi menjadi bereaksi berlebihan terhadap sesuatu yang tidak berbahaya seperti makanan atau benda tertentu yang justru merugikan tubuh dengan sejumlah gejala yang muncul.
Syok anafilaktik juga akan terjadi saat reaksi alergi membuat pembuluh darah menjadi melebar (dilatasi). Akibatnya, tekanan darah akan menurun drastis dan darah tidak dapat dipompakan ke seluruh organ dan bagian-bagian tubuh lainnya. Pada anak-anak, yang menjadi penyebab syok anafilaktik, umumnya adalah makanan. Sedangkan orang dewasa, penyebab utamanya adalah obat.
Baca juga: Ketahui Cara Mencegah Syok Anafilaktik Agar Tidak Semakin Parah
Cara terbaik untuk mencegah syok anafilaktik adalah menghindari alergi pemicu, seperti makanan atau hal-hal yang membuat kamu alergi. Kamu dapat mengetahui pemicu alergi dengan melakukan tes sederhana seperti tusuk kulit atau tes darah. Cara ini akan membantu kamu menghindari reaksi alergi dan anafilaktik.
Syok anafilaktik adalah keadaan gawat darurat yang didiagnosis berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang dapat ditemukan ketika pemeriksaan fisik. Penanganan segera perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya, sebab gejalanya memburuk dengan cepat dan membahayakan.
Baca juga: Cara Mendeteksi Syok Anafilaktik Sejak Dini
Tes darah bisa kamu lakukan untuk memastikan diagnosis, yaitu ketika kadar tryptase dalam darah akan menunjukkan peningkatan dalam 3 jam setelah anafilaksis. Beberapa tes yang biasanya diperlukan adalah pemeriksaan alergi dengan cara tes darah. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah memang itu sebuah reaksi alergi.
Pemeriksaan lain berupa tes alergi pada kulit dengan menggunakan alat uji tempel serta menempelkan zat-zat alergen, akan mengetahui penyebab alergi secara pasti. Alergen yang digunakan biasanya berasal dari makanan, obat-obatan, dan lain-lain yang telah dicurigai sebelumnya.
Reaksi alergi syok anafilaksis dapat diklasifikasikan efeknya pada tubuh, frekuensi kemunculannya, serta reaksi apa yang menyebabkannya. Tiga klasifikasi utama reaksi ini di antaranya adalah:
- Syok anafilaksis yang berkaitan dengan vasodilatasi sistemik. Pada kondisi ini, tekanan darah menjadi sangat rendah bahkan mencapai 30 persen lebih rendah dan batas bawah nilai standar.
- Anafilaktik bifasik merupakan reaksi alergi yang muncul kembali setelah muncul reaksi alergi, padahal pengidap tidak terpapar alergen lagi. Reaksi kedua biasanya muncul pada 72 jam setelah reaksi pertama.
- Pseudo anafilaktik atau reaksi anafilaktoid atau non-imun anafilaktik merupakan jenis anafilaksis yang tidak melibatkan reaksi alergi, melainkan degranulasi pada sel mast penghasil zat kimia seperti histamin.
Baca juga: 4 Faktor yang Menjadi Pemicu Syok Anafilaktik
Saat kamu mengalami syok anafilaktik, kamu perlu mendapat panduan tentang apa yang harus dilakukan. Kamu perlu memperkaya diri tentang informasi tentang gejala anafilaktik. Oleh karena itu, komunikasikan tentang apa yang kamu alami pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran terbaik. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.