Kenali Lebih Dalam Tentang Trombositosis Sekunder atau Reaktif
Halodoc, Jakarta – Trombosit adalah partikel darah yang diproduksi di sumsum tulang yang berperan penting dalam proses pembentukan gumpalan darah. Trombositosis adalah kelainan ketika tubuh memproduksi terlalu banyak trombosit.
Kondisi ini disebut juga dengan trombositosis reaktif atau trombositosis sekunder. Penyebabnya umumnya adalah infeksi. Orang dengan trombositosis sekunder sering kali tidak memiliki tanda atau gejala. Jika memang muncul gejala, biasanya memang berhubungan dengan gangguan kesehatan yang dialaminya.
Penyebab Trombositosis Sekunder
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, trombositosis sekunder disebabkan oleh infeksi. Ada beberapa gangguan kesehatan yang menjadi pemicu kondisi trombositosis sekunder atau reaktif ini. Beberapa di antaranya adalah:
Baca juga: Kenali Perbedaan Trombositosis Esensial dan Trombositosis Reaktif
1. Pendarahan akut dan kehilangan darah.
2. Kanker.
3. Infeksi.
4. Kekurangan zat besi.
5. Pengangkatan limpa .
6. Anemia hemolitik; sejenis anemia ketika tubuh menghancurkan sel darah merah lebih cepat daripada saat diproduksi, sering kali karena penyakit darah tertentu atau gangguan autoimun.
7. Gangguan inflamasi; seperti rheumatoid arthritis, sarcoidosis atau penyakit radang usus.
8. Pembedahan atau jenis trauma lainnya.
Untuk mengetahui diagnosis trombositosis sekunder akan dilakukan pemeriksaan. Dokter mungkin menemukan bahwa limpa membesar atau kamu memiliki tanda atau gejala infeksi atau kondisi tertentu.
Jika ditemukan hal-hal yang demikian, biasanya dokter akan mengambil tindakan dengan melakukan tes penghitungan darah lengkap. Tes ini dapat menentukan apakah jumlah trombosit lebih tinggi dari biasanya.
Baca juga: 5 Kelainan Darah yang Terkait dengan Trombosit
Karena sejumlah kondisi dapat menyebabkan peningkatan sementara jumlah trombosit, dokter kemungkinan besar akan mengulangi tes darah untuk melihat apakah jumlah trombosit tetap tinggi dari waktu ke waktu.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes tambahan untuk mengetahui:
1. Tingkat zat besi yang tidak normal dalam darah.
2. Penanda peradangan.
3. Kanker yang tidak terdiagnosis.
4. Mutasi gen terkait.
Kamu mungkin juga memerlukan prosedur yang menggunakan jarum untuk mengambil sampel kecil dari sumsum tulang untuk pengujian lebih spesifik.
Perawatan untuk Trombositosis Sekunder
Perawatan untuk kondisi ini tergantung pada penyebabnya. Jika kamu mengalami kehilangan darah yang signifikan dari operasi atau cedera, peningkatan jumlah trombosit mungkin akan hilang dengan sendirinya.
Jika kamu mengalami infeksi kronis atau penyakit inflamasi, jumlah trombosit kemungkinan besar akan tetap tinggi sampai kondisinya terkendali. Dalam kebanyakan kasus, jumlah trombosit akan kembali normal setelah penyebabnya teratasi.
Baca juga: 3 Jenis Kelainan Darah yang Mempengaruhi Pembekuan Darah
Jika limpa telah diangkat (splenektomi), kamu mungkin mengalami trombositosis seumur hidup, tetapi kemungkinan besar kamu tidak memerlukan pengobatan. Informasi selengkapnya mengenai perawatan trombositosis sekunder bisa ditanyakan langsung ke dokter di Halodoc.
Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Perlu diketahui kalau orang dengan trombositosis sekunder biasanya tidak memiliki gejala yang berhubungan dengan tingginya jumlah trombosit. Tidak seperti orang dengan trombositosis primer di mana gejala kondisi yang mendasarinya biasanya mendominasi.
Peningkatan jumlah trombosit biasanya menyebabkan pembekuan darah yang berlebihan dan hal ini jarang terjadi pada trombositosis sekunder. Kecuali orang tersebut juga memiliki penyakit arteri yang parah atau imobilitas yang berkepanjangan.
Untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab terjadinya peningkatan trombosit, dokter akan melakukan tes darah, termasuk tes genetik dan terkadang biopsi sumsum tulang. Tes lain seperti tes radiologi mungkin diperlukan untuk memastikan penyebab dari peningkatan trombosit. Pengobatan atau perawatan yang dilakukan ditujukan pada penyebab peningkatan trombosit. Jika pengobatan berhasil, jumlah trombosit akan kembali normal.