Kenali Istilah Kematangan Daging Steak dan Nutrisinya
“Kamu gemar makan steak? Tingkat kematangan daging steak mana yang kamu pilih? Apakah rare atau justru well done? Sebenarnya, mana yang lebih baik dipilih dan adakah dampaknya untuk kesehatan?”
Halodoc, Jakarta – Hal paling penting saat menyantap daging steak adalah tingkat kematangan daging steak tersebut. Pasalnya, seberapa matang daging steak yang kamu konsumsi sangat memengaruhi kenikmatan sajian satu ini.
Perlu diketahui bahwa tingkat kematangan daging steak dibedakan dari tekstur, warna, kadar air yang masih terdapat pada daging setelah melalui proses pemasakan atau juiciness, dan suhu. Tingkat kematangan yang berbeda sudah pasti akan menghasilkan rasa dan kenikmatan yang berbeda.
Tingkat Kematangan Daging Steak
Secara general, tingkat kematangan daging steak dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Rare
Ciri khas dari daging steak yang dimasak rare adalah bagian sampingnya memiliki warna kecoklatan, agak hangus di bagian luarnya, tetapi pada bagian tengahnya masih memiliki warna merah terang khas daging yang masih mentah. Lalu, saat disentuh, bagian luar daging akan terasa hangat yang semakin terasa dingin saat kamu menyentuh bagian pusatnya.
Terkait suhu, bagian dalam daging steak yang dimasak rare bersuhu antara 50 hingga 55 derajat Celsius. Sementara itu, perihal juiciness, daging steak rare punya tingkat yang paling tinggi karena banyaknya cairan yang keluar saat daging dibelah.
Baca juga: Mana yang Lebih Sehat, Sirloin atau Tenderloin?
- Medium Rare
Berikutnya adalah medium rare, tingkat kematangan yang bisa dibilang populer. Pasalnya, kamu masih bisa menikmati juiciness seperti halnya rare. Hanya saja, bagian luarnya memiliki tekstur lebih keras sementara bagian dalamnya lebih lembut.
Setiap sisinya memiliki warna kecoklatan, bagian atas maupun bawahnya melalui proses karamelisasi sehingga warnanya menjadi cokelat tua. Lalu, bagian tengah memiliki warna merah sampai merah mudah dengan suhu dalam antara 55 hingga 57 derajat Celsius.
- Medium
Sementara itu, daging steak yang dimasak hingga matang tingkat medium mempunyai lapisan yang berwarna murah muda terang pada bagian tengah. Lalu, pada bagian sisi memiliki warna cokelat dan bagian atas maupun bawah ikut terpanggang, meski tidak tampak hangus.
Jika diamati teksturnya, steak dengan tingkat kematangan medium akan terasa lebih kencang saat kamu menyentuhnya. Tidak hanya itu, daging steak medium juga akan mengeluarkan tetesan juicy warna merah. Suhu pada bagian dalam daging berada pada kisaran 60 sampai 65 derajat Celsius.
Baca juga: Pengaruh Tingkat Kematangan Daging Terhadap Kesehatan
- Medium Well
Apabila kamu tak suka dengan daging steak berwarna merah tetapi masih ingin mendapatkan kenikmatan dari juiciness daging tersebut, coba pilihan medium well. Tingkat kematangan ini akan menawarkan warna merah mudah yang pucat dan samar pada bagian tengah, sementara itu di bagian daging lain akan berwarna cokelat sedikit abu.
Memang, tingkat kematangan daging steak medium rare akan terasa agak keras dan kencang. Namun, bagian tengahnya akan tetap empuk disantap. Daging medium well memiliki suhu bagian dalam antara 68 sampai 74 derajat Celsius.
- Well Done
Nah, untuk daging steak yang matang sepenuhnya atau well done akan memiliki warna coklat sedikit abu pada bagian tengah. Teksturnya juga agak kering dan kaku dengan tingkat juiciness yang bisa dikatakan rendah. Apabila masih ada sisa air, biasanya akan berwarna abu atau cokelat dan bukan merah. Suhu pada bagian dalam daging well done adalah antara 77 derajat Celsius ke atas.
Baca juga: Gemar Makan Steak, Awas Kolesterol Tinggi
Mana yang Lebih Sehat?
Sebagian besar masyarakat Indonesia lebih memilih daging steak dengan tingkat kematangan sempurna atau well done. Sebenarnya, tingkat kematangan mana yang bisa dikatakan lebih sehat?
USDA ternyata merekomendasikan daging strak dengan suhu dalam mencapai 62,8 derajat Celsius masih aman dimakan. Suhu ini terhitung dari lama waktu sekitar 3 menit setelah daging diangkat.
Berdasarkan hal tersebut, bisa dikatakan bahwa steak yang dimasak dengan kematangan medium atau di atasnya lebih aman dikonsumsi. Alasannya sederhana, jika suhu dalam daging berada di bawah 62,8 derajat Celsius tidak akan mampu menghilangkan bakteri yang berada dalam daging.
Meski begitu, tingkat kematangan daging steak well done pun memiliki risiko yang sama terhadap masalah kesehatan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nutrition and Cancer menyebutkan, daging steak yang dimasak hingga matang sepenuhnya memiliki potensi mengalami proses pembakaran yang lebih lama.
Ini artinya, sangat mungkin terbentuk zat karsinogen yang bisa memicu munculnya penyakit kanker. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berhasil menemukan bahwa zat amina heterosiklik yang terdapat pada mayoritas daging steak yang dimasak well done memiliki kemungkinan meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat, payudara, pankreas, dan tumor usus.
Jadi, perhatikan asupannya sehari-hari dan jangan sampai berlebihan. Apabila kamu merasa ada gejala yang asing pada tubuh, kamu harus segera menanyakan pada dokter untuk mendapatkan pengobatan. Kamu bisa lebih mudah melakukannya jika sudah download aplikasi Halodoc. Apapun keluhan kesehatan yang kamu alami, percayakan pada Halodoc.
Referensi:
Wei Zheng, M.D., Ph.D. and Sang-Ah Lee, Ph.D. 2009. Diakses pada 2021. Well-done Meat Intake, Heterocyclic Amine Exposure, and Cancer Risk. Nutrition and Cancer 61(4): 437–446.
The Spruce Eats. Diakses pada 2021. Steak Doneness
From rare to well done, know when your steak is just right.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan