Kenali Gejala Tipes pada Anak dan Cara Mengatasinya
Halodoc, Jakarta - Ternyata, tipes menjadi salah satu penyakit yang dianggap serius secara global. Data dari WHO menunjukkan, sekitar 11–20 juta orang terserang tifus atau demam tifoid setiap tahunnya. Berdasarkan angka tersebut, sebanyak 128 ribu hingga 161 ribu orang meninggal akibat penyakit ini.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Meski belum ada data terbaru, tetapi kamu tetap bisa mendapatkan gambaran mengenai penyakit ini dari laporan Ditjen Pelayanan Medis Depkes RI. Salah satu jenis bakteri Salmonellosis adalah Salmonella typhi, bakter ini menimbulkan masalah kesehatan yang dikenal dengan penyakit tifus.
Tahun 2008 lalu, demam tifoid menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak dengan pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia, dengan jumlah kasus 81.116 dengan proporsi 3,15 persen. Sementara itu, urutan pertama ditempati oleh diare dengan jumlah kasus 193.856 dengan proporsi 7,52 persen (Depkes RI, 2009).
Baca juga: 5 Pengobatan Gejala Tifus yang Perlu Dicoba
Hal yang perlu diingat, anak-anak merupakan kelompok yang rentang terserang tifus. Alasannya, sistem imun mereka belum terbentuk dengan sempurna. Pertanyaannya, seperti apa sih gejala tipes pada anak? Berikut ulasannya!
Demam Tinggi hingga BAB Berdarah
Sebenarnya, gejala tifus pada anak tak berbeda dengan orang dewasa. Hal lain yang perlu diingat, gejala tipes bisa ringan maupun berat. Kondisi ini bergantung pada kondisi kesehatan, usia, dan sejarah vaksinasi pengidapnya.
Lalu, bagaimana dengan masa inkubasinya? Umumnya, masa inkubasi bakteri penyebab tifus berlangsung selama 7–14 hari. Masa ini dihitung ketika bakteri masuk ke dalam tubuh hingga menimbulkan gejala. Lalu, bagaimana dengan gejalanya?
Menurut para ahli di WHO dan National Institutes of Health, gejala awal tipes termasuk demam, perasaan tidak enak badan dan sakit perut. Demam tinggi (39.5 derajat Celsius) atau diare yang parah terjadi karena penyakit semakin memburuk.
Beberapa orang mengalami ruam yang disebut "bintik-bintik mawar.” Bintik ini merupakan bintik-bintik merah kecil di perut dan dada. Gejala lainnya termasuk mimisan, merasa seperti lambat, dan lemah, munculnya penyakit akut yang ditandai oleh demam berkepanjangan, sakit kepala, mual, dan kehilangan nafsu makan, sembelit atau kadang-kadang diare, kelelahan yang parah, kebingungan, delirium, hingga melihat, atau mendengar hal-hal yang tidak ada (halusinasi), sulit memperhatikan (attention deficit), dan feses berdarah.
Perlu diketahui bahwa gejala tifus sering kali tidak spesifik. Bahkan, secara klinis tidak dapat dibedakan dari penyakit demam lainnya. Oleh sebab itu, segera tanyakan pada dokter bila mengalami gejala-gejala tadi, terlebih bila demam tak hilang pada hari ketiga hingga kelima. Gunakan saja aplikasi Halodoc untuk tanya jawab dengan dokter supaya kamu tak perlu lagi ke klinik.
Baca juga: 4 Kebiasaan Penyebab Tifoid Alias Tipes
Pengobatan Gejala Tifus pada Anak
Jika salah satu gejala di atas muncul pada anak, segera berikan penanganan yang tepat sebelum gejalanya semakin parah. Ada dua langkah berobat yang harus diambil, yaitu secara medis dan perawatan intensif di rumah.
Jika ibu memeriksakan Si Kecil ke rumah sakit, biasanya dokter akan meresepkan obat antibiotik yang harus dihabiskan selama 1–2 minggu. Jika gejala tifus menunjukkan indikasi yang lebih parah, seperti demam 40 derajat Celsius atau diare akut, maka dokter mungkin akan menganjurkan untuk rawat inap.
Baca Juga: Kena Tifus, Bolehkah Tetap Beraktivitas Berat?
Bila Si Kecil sudah diperbolehkan pulang, lanjutkan langkah pengobatan gejala tipes pada anak dengan cara yang lebih sederhana di rumah. Berikan air putih, jus buah, atau air kelapa untuk menjaga tubuh agar tidak mengalami dehidrasi. Selain itu, perhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuhnya, sebab penyakit tifus bisa mengakibatkan kekurangan gizi pada anak.