Kenali Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Halodoc, Jakarta - Dari banyaknya penyakit yang bisa menyerang paru-paru, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah salah satu kondisi yang perlu diwaspadai. PPOK adalah peradangan pada paru-paru yang berkembang dalam jangka panjang.
Penyakit yang menyerang paru-paru ini bisa menghalangi aliran udara dari dalam paru-paru. Alhasil, pengidapnya akan mengalami kesulitan dalam bernapas. Dari beragamnya penyakit paru-paru, bronkitis dan emfisema adalah dua penyakit yang sering berkembang menjadi PPOK.
Lantas, seperti apa gejala PPOK yang menyerang paru-paru pengidapnya?
Baca juga: Awas, Polutan di Sekitar Tingkatkan Risiko Emfisema
Kenali Gejala PPOK pada Tubuh
Umumnya, PPOK yang bersifat ringan tidak menimbulkan keluhan atau gejala pada pengidapnya. Namun, hal ini dapat berbahaya karena bila faktor risiko tak dihindari, maka penyakit paru-paru ini akan semakin progresif. Nah, kalau sudah begini pengobatan PPOK akan menjadi sulit.
Gejala PPOK biasanya baru muncul ketika sudah terjadi kerusakan yang signifikan pada paru-paru. Di kondisi ini, pengidapnya akan menunjukkan beragam keluhan. Nah, menurut Kementerian Kesehatan RI, PPOK dapat menimbulkan gejala berupa:
- Sesak napas.
- Batuk-batuk kronis, batuk lebih dari minggu.
Sputum yang produktif (batuk berdahak) pada PPOK eksaserbasi akut terdapat gejala yang bertambah parah, seperti:
- Bertambahnya sesak napas, bahkan saat melakukan aktivitas fisik ringan seperti memasak atau mengenakan pakaian.
- Kadang disertai dengan mengi.
- Batuk bertambah parah disertai meningkatnya dahak.
- Dahak menjadi lebih purulen dan berubah warna.
- Gejala non-spesifik: lesu, lemas, susah tidur, mudah lelah, depresi.
Ada pula gejala lainnya yang perlu diwaspadai, yaitu:
- Sering mengalami infeksi paru.
- Berat badan menurun.
Baca juga: PPOK Tidak Bisa Disembuhkan, Benarkah?
Nah, bagi kamu yang mengalami keluhan pada paru-paru atau gejala di atas, segeralah periksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, kan?
Awasi Faktor Risikonya
Pada kebanyakan kasus, masalah pada paru-paru ini biasanya disebabkan oleh paparan asap rokok. Diperkirakan sekitar satu dari empat orang perokok aktif mengidap PPOK.
Untuk emfisema (salah satu bentuk dari PPOK), asap rokok dinilai menjadi penyebab utama penyakit ini karena bisa menghancurkan jaringan paru-paru sehingga menimbulkan obstruksi (penyumbatan pada saluran pernapasan).
Parahnya lagi, asap rokok juga bisa menimbulkan peradangan dan iritasi pada saluran pernapasan. Asap rokok juga bisa melemahkan sel kekebalan tubuh di paru-paru. Nah, kalau sudah begini sel-sel paru-paru tidak lagi efektif melawan bakteri, dan membersihkan paru-paru dari zat-zat yang terkandung dalam rokok.
Selain asap rokok, ada faktor risiko lainnya yang memicu PPOK:
- Polutan dan bahan kimia. Paparan jangka panjang terhadap iritasi paru-paru lainnya, seperti asap rokok, polusi udara, dan asap dan debu kimia dari lingkungan atau tempat kerja.
- Usia. Kebanyakan orang yang mengidap PPOK berusia setidaknya 35-40 tahun saat gejalanya mula muncul.
- Genetika. Kelainan genetik yang menyebabkan kekurangan alpha-1-antitrypsin.
- Faktor keturunan. Risiko mengidap PPOK semakin tinggi bila memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit ini.
Baca juga: 5 Penyakit pada Paru-Paru yang Perlu Diwaspadai
Nah, bagi kamu yang memiliki faktor-faktor risiko di atas, tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc, untuk meminimalkan risiko terserang PPOK. Ingat, peranan paru-paru dalam kehidupan amat vital. Oleh sebab itu, kamu harus senantiasa menjadi organ ini agar tetap sehat dan fungsinya selalu maksimal.