Kenali Gejala Munculnya Retardasi Mental

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Juli 2019
Kenali Gejala Munculnya Retardasi MentalKenali Gejala Munculnya Retardasi Mental

Halodoc, Jakarta – Retardasi mental atau lebih dikenal sebagai keterbelakangan mental merupakan kondisi dimana seseorang memiliki kecerdasan atau kemampuan mental di bawah rata-rata dan kurangnya keterampilan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Pengidap keterbelakangan mental tetap bisa mempelajari keterampilan-keterampilan baru, tapi mereka akan mempelajarinya lebih lambat dari orang normal. Ada berbagai faktor yang menyebabkan kondisi retardasi mental, seperti:

Baca Juga: Si Kecil Alami Retardasi Mental, Ibu Lakukan Ini

  • Kondisi genetik, seperti sindrom Down dan sindrom X rapuh.

  • Gangguan kehamilan akibat konsumsi alkohol, penggunaan narkoba, kekurangan gizi, dan infeksi tertentu yang bisa mengganggu perkembangan otak janin.

  • Masalah saat melahirkan, seperti kekurangan oksigen atau lahir prematur 

  • Ibu yang mengalami kondisi, seperti meningitis, batuk rejan, ataupun campak saat hamil dapat menyebabkan kecacatan intelektual. 

  • Cedera kepala yang parah, hampir tenggelam, infeksi di otak, dan paparan zat beracun, seperti timah.

Gejala Retardasi Mental

Gejala retardasi mental bisa berbeda-beda pada setiap anak. Gejala yang bervariasi ini berdasarkan tingkat kecacatan yang dialami. Berikut ini  gejala umum dari gejala retardasi mental:

  • Duduk, merangkak, ataupun berjalan lebih lambat dari anak-anak lain

  • Memiliki masalah saat belajar berbicara atau kesulitan berbicara dengan jelas

  • Mengalami masalah memori

  • Tidak mampu memahami konsekuensi dari tindakan

  • Tidak mampu berpikir secara logis

  • Perilaku kekanak-kanakan yang tidak sesuai dengan usia anak

  • Kurangnya rasa ingin tahu

  • Kesulitan belajar

  • Memiliki IQ di bawah 70

  • Sulit menjalani kehidupan normal karena sulit berkomunikasi, mengurus diri sendiri, ataupun berinteraksi dengan orang lain

Perawatan untuk Pengidap Retardasi Mental

Anak yang mengalami retardasi mental mungkin perlu menjalankan konseling secara rutin untuk belajar mengatasi keterbelakangan yang mereka alami. Pelayanan konseling biasanya bisa disesuaikan sesuai kebutuhan pengidap. Perawatan mungkin termasuk terapi perilaku, terapi okupasi, konseling, dan dalam beberapa kasus, pengobatan. Anak yang sudah memasuki usia sekolah juga bisa disekolahkan di sekolah luar biasa yang sudah tersebar luas di berbagai daerah.

Baca Juga: Gangguan Jiwa Dapat Terlihat Sejak Anak-Anak, Benarkah?

Tujuan utama perawatan adalah untuk membantu anak mencapai potensi penuh dalam hal pendidikan, keterampilan sosial, dan keterampilan hidup. 

Lantas, Apa yang Bisa Orangtua Lakukan?

Nah, bagi orang tua yang memiliki anak dengan keterbelakangan mental sebaiknya tetap sabar dan tetap mendukung perkembangan anak. Orangtua perlu mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kondisi cacat intelektual. Selain itu, orangtua juga perlu mendorong kemandirian anak dengan membiarkan mereka untuk mencoba hal-hal baru dan melakukan sesuatu sendiri.

Pandu saat mereka butuh dan berikan umpan balik yang positif ketika anak melakukan sesuatu dengan baik atau menguasai hal baru. Libatkan anak dalam kegiatan kelompok, seperti mengikuti kelas seni atau berpartisipasi dalam Pramuka untuk membangun keterampilan sosialnya.

Orangtua juga perlu berhubungan dengan guru untuk mengikuti kemajuan anak dan memperkuat apa yang dipelajari anak di sekolah melalui latihan di rumah. Kenali orang tua lain dari anak-anak dengan keterbatasan intelektual. Sebab, melalui orangtua dengan anak keterbelakangan mental lainnya dapat menjadi sumber nasihat dan dukungan emosional.

Apakah Kondisi Keterbelakangan Mental dapat Dicegah?

Mencegah keterbelakangan mental sama saja dengan menghindari faktor-faktor penyebabnya. Misalnya, ibu hamil yang mengonsumsi alkohol atau narkoba berpeluang besar melahirkan anak  dengan keterbelakangan mental, maka itu menghindari alkohol dan narkoba adalah cara pencegahannya. Selain itu, melakukan melakukan perawatan prenatal, konsumsi vitamin prenatal, dan melakukan vaksinasi terhadap penyakit menular tertentu juga dapat menurunkan risiko melahirkan anak dengan keterbelakangan mental.

Pada keluarga yang punya riwayat kelainan genetik, pengujian genetik mungkin dapat direkomendasikan sebelum konsepsi. Tes tertentu, seperti USG dan amniosentesis juga dapat dilakukan selama kehamilan untuk mencari masalah yang terkait dengan kecacatan intelektual. Meskipun tes ini dapat mengidentifikasi masalah sebelum kelahiran, tapi tes ini tidak dapat mengobati atau memperbaikinya.

Baca Juga: Dampak Negatif Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental


Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar retardasi mental, bicara saja dengan psikolog Halodoc untuk mengetahuinya lebih mendalam! Tinggal klik Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!